BASTP, Taman Sains dan Wahana Hilirisasi Inovasi Balitbangtan

Bogor, Technology-Indonesia.com – Kehadiran Bogor Agro Science Techno Park (BASTP) melengkapi destinasi wisata di Kota Bogor sebagai “Kota Sejuta Taman”. Berbeda dengan taman lainnya, kawasan BASTP merupakan taman ilmu pengetahuan pertanian. Tidak hanya sekedar menampilkan atraksi tontonan saja, BASTP juga menjadi sarana untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pelaku agribisnis.

BASTP merupakan pengembangan dari Kawasan Inovasi Pertanian (Kawitan) Cimanggu yang berada di Ciwaringin, Bogor Tengah, Kota Bogor. Kawitan Cimanggu ditetapkan sebagai BASTP sejak 25 Maret 2017 dan diluncurkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada 14 Agustus 2018.

Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BB2PTP) Haris Syahbuddin mengatakan BASTP merupakan optimalisasi layanan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) terhadap perkembangan ilmu dan teknologi pertanian untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian berbasis inovasi. Kawasan ini berfungsi sebagai simpul dan ruang pamer teknologi pertanian yang dapat diakses oleh masyarakat.

“BASTP merupakan perwujudan Taman Sains Teknologi Pertanian Nasional (TSTPN) dalam mensinergikan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian di Kawitan Cimanggu, yang dikemas menjadi wahana wisata ilmiah, pembelajaran teknologi unggul bidang pertanian dan penerapannya untuk mendukung pengembangan usaha agribisnis,” kata Haris dalam acara Bincang Asyik Pertanian Indonesia (Bakpia) di Bogor, pada Jumat (14/12/2018).

Haris mengungkapkan, ada enam ciri BASTP yaitu sebagai bagian dari riset dan pengembangan, wahana edukasi dan transfer teknologi, sekaligus menjadi taman yang indah, fungsional, rapi, bersih dan teratur. Di dalamnya ada kolaborasi dan jejaring kerjasama, peragaan teknologi, dan berorientasi bisnis.

“Keinginan Presiden dengan dibangunnya TSTPN, TTP (Taman Teknologi Pertanian) dan TSP (Taman Sains Pertanian) di seluruh Indonesia bisa mempengaruhi dan menggerakkan ekonomi di Indonesia, terutama di sekitar kawasan itu,” tutur Haris.

Saat ini, Kawitan Cimanggu terdiri dari sembilan pusat penelitian atau balai besar penelitian pertanian dan tiga balai penelitian beserta kelengkapannya berupa laboratorium, kebun percobaan, dan kelengkapan lainnya. Sebagai penghasil teknologi pertanian, Kawitan ditetapkan sebagai TSTPN, yang didukung oleh pusat penelitian, balai besar penelitian, balai penelitian dan balai pengkajian teknologi pertanian di bawan Balitbangtan.

“Saya yakin inilah komplek science techno park paling lengkap di Indonesia, sebab ada institusi pengembang teknologi di dalamnya,” kata Haris.

Secara operasional, BASTP merupakan kawasan penelitian dan pengembangan teknologi pertanian terpadu, yang memperagakan sumber inovasi pertanian dalam bentuk sumberdaya, sarana, proses menghasilkan, dan penerapan teknologi unggul bidang pertanian.

BASTP memiliki fungsi menyediakan materi informasi sumberdaya genetik dan lahan, ilmu pengetahuan dan teknologi inovatif, menyediakan fasilitas belajar, alih teknologi dan informasi, serta peragaan teknologi unggul bidang pertanian, dan pusat peragaan proses penelitian, pengkajian, dan pengembangan serta aplikasi teknologi unggul pertanian.

Dalam mewujudkan fungsi tersebut, ungkap Haris, dirumuskan enam layanan yang dapat diakses masyarakat, yaitu wisata ilmiah, kunjungan edukasi, inkubasi bisnis pertanian, bimbingan teknologi, konsultasi teknologi pertanian, dan konsultasi kelayakan usaha pertanian.

Pada layanan ini masyarakat dapat mengunjungi dan mengikuti kegiatan riset, yang dibagi menjadi dua tipe. Tipe umum dapat diikuti oleh siapapun baik instansi, pelajar maupun pribadi, sementara tipe khusus hanya dapat dikuti oleh orang orang tertentu dengan kriteria khusus.

Menempati lahan seluas 71 hektare, BASTP didukung fasilitas seperti Kawasan Wisata llmiałh (KWI) I dan II, Kawasan Tanaman Obat, Griya Jamu, Taman Agro Inovasi, Agro Sinema, Gerai produk hasil Litbang Pascapanen, Laboratorium Kultur Jaringan, Bank Gen, Laboratorium Agroklimat, Hidrologi, Tanah, Informasi Geospasial, Laboratorium Nano Teknologi, Laboratorium pengujian mutu beras, serta Laboratorium penyakit ternak.

“Dengan keenam layanan tersebut, BASTP diharapkan dapat mempercepat pemasyarakatan teknologi unggul sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sektor pertanian sehingga mampu meraih kejayaan pertanian Indonesia,” ungkap Haris.

Meskipun belum lama berdiri, namun sudah banyak masyarakat, baik umum maupun akademisi (siswa, mahasiswa, pengajar) yang sudah mengenal, berkunjung, belajar bahkan magang di BASTP. Pada 2018, tercatat 5.464 orang memanfaatkan fungsi layanan ini. Kegiatan bimtek diikuti sebanyak 1.502 orang dan kunjungan wisata ilmiah tercatat sebanyak 3.962 orang peserta dari berbagai kalangan.

Beberapa wirausaha juga tumbuh dari kegiatan di BASTP seperti terkait teknologi olahan tepung Mocaf, Vinegar air kelapa, Snack bar, Sop Instan, peternakan ayam KUB penangkar tanaman buah. Dari Kebun Percobaan (KP) Cipaku Bogor, wahana tempat pembelajaran bibit buah terbaik sudah banyak melahirkan pengusaha bibit tanaman buah. Kiprah para penangkar hasil pendampingan KP Cipaku sudah menasional, bahkan internasional.

Haris berharap BASTP bisa menjadi bagian dari peta kunjungan wisata Kota Bogor dan menjadi kurikulum di sekolah menengah sebagai bagian dari kunjungan edukasi agar pelajar bisa mengenal hasil-hasil pertanian. Ke depan, untuk menarik banyak pengunjung, akan dibangun Cafe Nusantara di BASTP sebagai tempat kongko-kongkobisnis sambil melihat keindahan taman sains.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author