Jakarta – Tahun ini Anugerah Budhipraja dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan diberikan terpisah untuk kabupaten dan juga kota.
Kandidat Anugerah Iptek kategori Budhipraja untuk pemerintah kabupaten, yaitu Kabupaten Badung, Bogor, Konawe Selatan, Kulon Progo, Luwu Utara, Toli-toli dan Wonogiri. Sementara kandidat Anugerah Iptek kategori Budhipraja untuk pemerintah kota, yaitu Kota Bukit Tinggi, Cimahi, Salatiga, Surakarta, Pontianak, Tarakan dan Tegal.
“Budhipraja diberikan pada pemerintah kabupaten dan kota untuk mengapresiasi prestasi dan keberhasilan pemerintah kabupaten dan kota dalam penguatan ekosistem inovasi dan meningkatkan daya saing daerahnya,” ujar Direktur Jendral Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Djumain Appe kepada media di Jakarta, Senin (29/7/2019).
Sementara itu, Kemenristekdikti juga memberikan Anugerah Iptek kategori Budhipura untuk pemerintah provinsi. Delapan kandidat Anugerah Iptek kategori Budhipura, yaitu provinsi Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Selatan.
Kategori Anugerah Budhipura, kata Djumain Appe, diberikan pada pemerintah provinsi atas prestasi dalam penguatan sistem inovasi di wilayahnya berupa pembinaan kabupaten dan kota, baik dalam bentuk kebijakan, fasilitas sumber daya, maupun penciptaan iklim kondusif bagi pengembangan dan penguatan inovasi kabupaten dan kota.
Seleksi penerima Anugerah Iptek dan Inovasi 2019 kategori Pemerintah Provinsi (Budhipura) serta Pemerintah Kabupaten dan Kota (Budhipraja) di Jakarta selama tiga hari (29-31 Juli 2019).
“Para kandidat akan memaparkan strategi program dan hasil-hasil yang telah dicapai di hadapan tim juri untuk tahapan pendalaman, klarifikasi dan akuntabilitas kinerja penguatan ekosistem inovasinya. Setiap kategori akan terpilih tiga pemenang yang selanjutnya masuk siding pleno di tingkat eselon 1 Kemenristekdikti untuk ditetapkan sebagai penerima anugerah,” ujar Direktur Sistem Inovasi Kemenristekdikti Ophirtus Sumule.
Menurut Ophirtus Sumule, sebelumnya dilakukan tahap penjaringan dan penyaringan menggunakan instrumen atau alat ukur Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) yang terdiri dari empat aspek, yaitu penguat, ekosistem inovasi, sumber daya manusia, dan aspek pasar. “Keempat indikator tersebut dibangun oleh berbagai indicator yang mencerminkan kinerja inovasi dan daya saing daerah, tingkat produktivitas, kemajuan dan kemandirian daerah,” ujarnya.
Verifikasi data dilaksanakan secara daring (online) oleh masing-masing daerah disertai dengan penilaian keunggulanb dan prestasi pemerintah daerah dari berbagai sumber secara luring (offline)
Anugerah Iptek dan Inovasi Nasional ini diberikan dalam rangka memperingati Hakteknas ke-24 yang mengangkat tema “Iptek dan Inovasi dalam Industri Kreatif 4.0 dengan sub tema “ Industri Kreatif 4.0 untuk Kemandirian dan Daya Saing Bangsa.”