Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pandemi Covid-19 telah berdampak pada hampir semua negara di dunia. Salah satu kendala yang dihadapi bersama adalah belum ditemukannya obat dan vaksin untuk menangkal virus SARS Cov-2 penyebab Covid-19. Memperkuat sistem imun tubuh menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menangkal penularan virus ini. Sistem imun tubuh manusia banyak dipengaruhi pola hidup sehat dan asupan nutrisi.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana mengatakan nutrisi atau gizi seimbang memainkan peranan penting dalam mempertahankan kondisi tubuh untuk tetap sehat. Gizi yang tepat dapat mencegah banyak masalah penyakit termasuk obesitas, risiko penyakit menular, dan penyakit tidak menular.
Gizi seimbang, terangnya, meliputi empat pilar yaitu konsumsi pangan beraneka ragam, membiasakan pola hidup bersih sehat dan sehat, melakukan aktivitas fisik, serta mempertahankan dan memantau berat badan dalam kisaran normal.
“Untuk menjaga stamina atau imunitas tubuh saat pandemi ini usahakan banyak memakan makanan yang mengandung protein, kurangi mengonsumsi gula,” tutur Reihana dalam webinar bertema “GGF Turut Menjaga Kesehatan dengan Gizi Optimal di Masa Pandemi Covid-19” yang digelar oleh Great Giant Foods (GGF) pada Selasa (11/8/2020). Webinar ini juga menghadirkan Head of Product Management and Marketing PT Sewu Segar Nusantara, Luthfiany Azwawie dan Health Champaign Specialist GGF, Nanda D. Syahpradana.
Menurut Reihana, dampak pandemi Covid-19 telah mengubah gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat, antara lain menurunnya daya beli dan menurunnya konsumsi masyarakat. Pembelian makanan siap saji meningkat sehingga konsumsi sayuran bisa kurang.
“Banyak orang hanya memilih makanan yang disukai bukan makanan yang sehat, serta menyediakan makanan ringan dan makanan kemasan sehingga berpotensi meningkatkan berat badan. Pola konsumsi yang tidak baik bisa mengakibatkan wasting, stunting, underweight, dan obesitas,” lanjutnya.
Situasi pandemi Covid-19 di Provinsi Lampung masih berlangsung dan belum dapat dikendalikan. Untuk itu, di era adaptasi kebiasaan baru, Reihana mengimbau masyarakat untuk tetap menjalani pola hidup sehat dengan mentaati protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19, seperti memakai masker, menjaga jarak, wajib cuci tangan atau membawa hand sanitizer.
“Pola hidup sehat juga berdampingan dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, yaitu makan buah-buahan dan sayur, melakukan aktivitas fisik, cek kesehatan minimal tiga bulan sekali, tidak merokok, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, membersihkan lingkungan dan menggunakan jamban,” terangnya.
Buah Berkualitas
Sampai saat ini belum ditemukan obat dan vaksin Covid-19, karena itu senjata yang diandalkan adalah memperkuat sistem imun tubuh. Ahli Gizi dari United Nations Children’s Fund (UNICEF), Sri Sukotjo dalam diskusi terkait keamanan pangan selama pandemi Covid-19 di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (3/5/2020) mengimbau masyarakat Indonesia untuk memperbanyak konsumsi buah dan sayur untuk meningkatkan imunitas tubuh.
“Selama masa pandemi ini asupan sayur dan buah harus diperbanyak karena mengandung vitamin C dan vitamin E yang dapat meningkatkan imunitas tubuh kita,” tuturnya.
Untuk menjaga daya tahan tubuh, UNICEF juga memberikan lima tips sehat antara lain sesuai rekomendasi Kementerian Kesehatan agar masyarakat rutin mengonsumsi gizi seimbang yaitu dalam satu porsi makanan ada makanan pokok, lauk, buah dan sayur.
Hal senada disampaikan Head of Product Management and Marketing PT Sewu Segar Nusantara, Luthfiany Azwawie bahwa mengonsumsi buah-buahan sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Beberapa manfaat makan buah diantaranya melancarkan aliran oksigen ke otak, mengandung enzim yang baik untuk pencernaan, baik untuk kesehatan mata, mengandung banyak vitamin C dan vitamin A, dan lain-lain.
Namun, Luthfiany mengimbau agar masyarakat bukan sekedar makan buah tetapi lebih hati-hati dalam memilih buah. “Carilah buah-buahan yang sumbernya jelas dan menerapkan sistem kontrol kesehatan atau keamanan pangan yang ketat,” tuturnya.
Lebih lanjut Luthfiany menerangkan bahwa PT Sewu Segar Nusantara (SSN) yang didirikan pada 1995 adalah bagian dari bagian dari GGF yang merupakan organisasi di bawah grup investasi besar Gunung Sewu Kencana. GGF bergerak bidang produk makanan dan pertanian mencakup produk-produk buah segar, makanan dan minuman dalam kemasan, seperti jus, protein, dan susu yang dipasarkan di bawah merek dagang seperti Sunpride, Re.Juve, Bonanza, dan Hometown.
SSN merupakan perusahaan yang berfokus pada distribusi serta pemasaran buah-buahan segar di Indonesia dengan merek Sunpride yang sudah dikenal masyarakat. SSN bekerjasama dengan salah satu unit bisnis GGF yaitu PT Great Giant Pineapple (PT GGP) untuk menghasilkan beberapa buah lokal yang ditanam di Lampung Tengah di atas lahan lebih dari 3,500 hektare antara lain pisang Cavendish, guava crystal, nanas honi, dan pepaya. SSN juga bekerjasama dengan petani lokal yang memproduksi pisang barangan, pisang raja bulu, pisang mas, jeruk baby, melon, pepaya, dan salak.
“SSN memberikan produk segar premium dengan pola operasi yang efisien menggunakan teknologi terbaru antara lain cold chain logistics serta didukung personal quality control yang berpengalaman dan bersertifikat. Banyak yang mengira buah-buahan Sunpride produk impor, padahal bukan. Ini benar-benar kita tanam sendiri di Lampung dan kita jaga kesegarannya sampai ke tangan konsumen,” terangnya.
Agar buah-buahan Sunpride terjaga kesegarannya sampai ke tangan konsumen, SSN didukung jaringan distribusi SSN mencakup 133 kota di 9 cabang yaitu Lampung, Tangerang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Balikpapan, dan Makassar. Serta 56 sub-distributor, 65 wholesalers, 6 ribu retailer, dan 2 ribu modern market. Setiap hari SSN melayani sekitar 10 ribu outlet dan sub-distributor warehouse.
Tak hanya jago kandang, pisang dan nanas kaleng produk GGF telah menembus pasar internasional seperti jepang, kanada, China, dan lain-lain. Bahkan, produk nanas kaleng sudah tersebar di lebih dari 60 sehingga menjadikan GGF sebagai tiga besar produsen nanas kaleng di dunia dengan pengolahan limbah, pabrik, dan kebun yang terintegrasi.
Dalam Webinar tersebut, Luthfiany menekankan pentingnya memilih dan mengonsumsi buah dengan sertifikasi Global GAP (Good Agricultural Practice) karena terjamin keamanan pangan mulai dari higienitas produk dan bebas residu pestisida atau bahan kimia berbahaya, serta berkualitas eksport. Saat ini PT GGP merupakan satu-satunyanya pemegang sertifikasi Global GAP di Indonesia untuk buah pisang Cavendish, nanas honi dan guava crystal dengan merek Sunpride.
“Buah-buahan Sunpride diproduksi dengan penuh kepedulian di lingkungan yang bersih dan disortir dengan kontrol kualitas yang ketat. Sertifikasi GAP menjadikan semua proses produksi yang ada sesuai dengan standar agriculture dunia sehingga menghasilkan buah-buahan yang memenuhi kualitas ketat untuk keamanan pangan. Di Sunpride keamanan pangan dan perlindungan konsumen adalah tanggung jawab kami,” terang Luthfiany.
Selain Global GAP, Sunpride mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point), suatu jaminan mutu yang fokus pada pengendalian bahaya kontaminasi yang dapat timbul pada produk pangan. Bahaya kontaminasi yang mungkin timbul antara lain residu bahan kimia, kontaminasi fisik, kontaminasi mikroba, kontaminasi bahan allergen, dan lain-lain.
“Buah pisang, nanas dan guava dari Sunpride yang ditanam dan dikemas di perkebunan PT GGP ini telah tersertifikasi HACCP. Jadi setiap tahapan proses selalu mengutamakan good agricultural practice dan prinsip HACCP untuk menjamin buah yang berkualitas baik dan bebas bahaya kontaminasi. Mulai dari saat panen, handling processing, packing dan saat pendistribusiannya,” terangnya.
Untuk menjaga kesegaran dan kualitas buah, Luthfiany mengaku pihaknya dari hulu dan hilir bekerja berpacu dengan waktu. Untuk menjaga kesegaran buah, semua proses harus dijaga dengan baik dimulai dari saat panen, pengemasan dalam packing house tersertifikasi hingga ke tangan konsumen.
Menurut Luthfiany, musuh utama buah-buahan adalah waktu dan suhu. “Suhu harus kita jaga supaya jangan sampai panas. Kalau suhu panas maka buah akan cepat rusak. Kita menggunakan cold chain logistics dari hulunya setelah panen, packing hingga sampai ke tangan konsumen. Kami juga memberikan edukasi kepada partner penjual agar menjaga suhunya sehingga sampai ke tangan konsumen tetap terjaga,” tuturnya.
GGF juga menerapkan sustainable integrated farming model dengan memanfaatkan teknologi berkelanjutan dan ramah lingkungan sebagai upaya agar tidak ada satupun yang terbuang menjadi sampah. Semuanya proses terintegrasi mulai dari tanaman di kebun hingga dipanen dan produknya didistribusikan ke dalam dan ke luar negeri. Sisa proses pengolahan produk seperti kulit nanas menjadi makanan sapi, sementara kotoran sapi menghasilkan biogas yang bisa dimanfaatkan untuk perkebunan.
“Jadi kita coba apa yang sudah kita ambil dari alam kita kembalikan ke alam, tidak ada yang terbuang tetapi kita juga harus menjaga lingkungan kebun kita,” terangnya.
Buah-buahan Sunpride memang sudah lama dikenal dan diakui kualitasnya oleh masyarakat. Salah satunya, Muni Lestari yang sering membeli di lapak buah-buahan yang khusus menjual buah Sunpride di dekat tempat tinggalnya di Cilebut, Bogor, Jawa Barat. Ibu rumah tangga dengan tiga anak ini suka dengan rasa dan kualitas buah Sunpride terutama nanas dan jambu Kristal.
“Rasa dan tampilannya beda dengan buah biasa, sepertinya ada perlakuan khusus saat budidaya dan dikembangkan secara modern,” kata Muni dalam perbincangan melalui sambungan telepon pada Rabu (26/8/2020). Muni berharap dengan mutu dan kualitas yang terjaga, buah asli Indonesia seperti buah-buahan merek Sunpride bisa merajai pasar.
Menutrisi Masyarakat
Pandemi Covid-19 membuat sebagian masyarakat kesulitan mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari. Great Giant Foods pun tergerak untuk menyalurkan berbagai bantuan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19. GGF juga menggelar beberapa Webinar dengan menghadirkan tenaga ahli untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya nutrisi selama pandemi.
Health Champaign Specialist GGF, Nanda D. Syahpradana mengatakan mulai Maret hingga Juni 2020, GGF telah menyalurkan total 4 ton buah pisang dan 4,1 ton guava kepada masyarakat Lampung. GGF juga menyalurkan 3.800 pieces susu segar untuk 6 Puskesmas dan lebih dari 5 rumah sakit rujukan di Lampung.
Selain itu, ada 220 ribu paket alat pelindung diri (APD) yang diberikan kepada Pemerintah Provinsi Lampung, Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur, rumah sakit, puskesmas dan masyarakat. “Harapannya, itu semua dapat membantu masyarakat untuk sama-sama memerangi Covid-19,” terang Nanda.
Hal itu selaras dengan visi GGF untuk menutrisi masyarakat dengan produk-produk berkualitas yang diproduksi secara inovatif dan berkelanjutan. Menurut Nanda, nutrisi sangat penting karena seluruh dunia sedang menghadapi tiga masalah utama kesehatan yaitu wasting, stunting dan obesitas.
Stunting adalah gagal tumbuh karena kekurangan gizi kronis dalam seribu hari pertama kehidupan mulai dari ibu hamil sampai melahirkan hingga usia 2 bulan. Dalam Strategi Nasional Penanggulangan Stunting di Indonesia ada 160 kabupaten/kota prioritas untuk intervensi penanggulangan stunting.
“Ternyata di Lampung ada empat kabupaten/kota yang masuk prioritas penanganan yaitu Lampung Selatan, Lampung Timur, Tanggamus dan Lampung Tengah,” tuturnya.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, lanjutnya, Lampung Tengah menempati urutan prevelensi stunting yang cukup tinggi di antara kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Karena itu, pada 2019 GGF bersinergi dengan Pemkab Lampung Tengah meluncurkan Program Great Indonesia untuk mempercepat penurunan stunting.
Program Great Indonesia memiliki tiga kegiatan yaitu perbaikan Pola Makan, Pola Asuh, dan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Perbaikan pola makan dilakukan secara rutin dengan membagikan buah dan susu Hometown produk GGF untuk dikonsumsi anak-anak. Totalnya ada 700 anak sekolah.
“Anak-anak juga kita latih untuk cuci tangan pakai sabun. Ini sudah kita lakukan sebelum pandemi datang,” terangnya.
Selanjutnya, Pola Asuh untuk wanita usia subur, ibu hamil, dan ibu menyusui. Tujuannya agar mereka mengerti bagaimana mengasuh anak, memberi nutrisi kepada anak, dan memperhatikan gizi untuk mereka sendiri.
Sementara Program KRPL bertujuan memberdayakan ibu-ibu rumah tangga agar memiliki aktivitas yang produktif. Melalui KRPL, pekarangan rumah yang kosong dimanfaatkan untuk ditanami aneka sayuran dan buah-buahan.
“Ada total 200 ibu rumah tangga yang kita berdayakan dari total 5 kampung. Harapannya keterjangkauan atas gizi menjadi lebih gampang dan lebih dekat dan jadi lebih mudah. Saat Pandemi Covid-19, mereka sangat merasakan manfaat dari menanam sayuran. Mereka bisa mengambil sayuran di depan rumah masing-masing untuk menutrisi keluarga,” kata Nanda.
Efek dari program ini, menurut Nanda, cukup banyak antara lain adanya kenaikan tinggi dan berat badan anak. Berkat pencapaian ini, Pemkab Lampung Tengah mendapat Peringkat Kinerja Stunting Terbaik Provinsi Lampung, Peringkat Kinerja Stunting Paling Inspiratif Provinsi lampung, dan Peringkat Kinerja Stunting Paling Replikatif Provinsi Lampung.
Program Great Indonesia pun mendapatkan beberapa penghargaan seperti Kompas Gramedia Award dan PR Indonesia Award. Bahkan GGF dipercaya Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri menjadi satu-satunya perusahaan yang ditunjuk sebagai panelis penilai stunting untuk Provinsi Lampung.
“GGF terus berkomitmen mensupport program-program yang sifatnya menutrisi masyarakat tidak hanya di Lampung Tengah. GGF sangat berkomitmen pada masyarakat, lingkungan, sosial dan kita ingin maju bersama masyarakat untuk menutrisi masyarakat apalagi di masa pandemi,” pungkasnya.