Jakarta, Technology-Indonesia.com – Dalam beberapa dekade terakhir, konsep makanan sehat telah memberikan pendekatan baru dan praktis untuk mencapai kesehatan yang optimal. Salah satu jenis bahan baku makanan sehat adalah teripang jenis Stichopus vastus.
Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2O LIPI), Tutik Murniasih menjelaskan teripang memang memiliki bentuk yang kurang menarik, tetapi teripang tetap diminati untuk dikonsumsi. Karena itu, teripang merupakan salah satu riset unggulan P2O LIPI.
”Masyarakat saat ini sudah sadar untuk mengkonsumsi makanan yang sehat dari produk alami karena memiliki manfaat fisiologis dan mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit kronis,” jelasnya Tutik dalam Media Briefing ”Suplemen Sehat dari Laut untuk Perbaikan Gizi Masyarakat” di Jakarta, pada Kamis (22/2/2018).
Tutik mencontohkan teripang Stichopus vastus yang tergolong teripang murah, namun memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk obat dan makanan kesehatan yang bernilai ekonomi tinggi. “Teripang dapat diolah menjadi makanan kesehatan pendamping atau penambah program diet, nutrisi atau kondisi tubuh tertentu dan bukan merupakan pengganti makanan,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Abdullah Rasyid, peneliti P2O LIPI memaparkan pada zaman modern, segala yang instan menjadi pilihan. Banyak masyarakat memilih mengkonsumsi makanan siap saji yang kadar nutrisinya belum tentu baik untuk tubuh.
“Salah satu solusi yang sangat bermanfaat adalah dengan mengkonsumsi suplemen makanan. Makanan kesehatan yang dikonsumsi akan berfungsi sebagai pengganti nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh,” ungkapnya.
Teripang berpotensi sebagai suplemen/pangan fungsional karena mengandung banyak protein. Teripang juga mengandung kolagen, vitamin (A, B1, B12, dan E), mineral, omega-3, glukosamin dan kondroitin, serta mukopolisakarida.
LIPI telah mengembangkan formula suplemen dari teripang dengan warna putih keruh, berbau khas dan berbentuk kental. Pengolahan teripang menjadi suplemen makanan akan meningkatkan nilai tambah, menjamin nilai gizi, dan mendukung penggunaan bahan baku lokal.
Ada tiga prototipe produk hasil teripang dari riset P2O LIPI yaitu formula sediaan cair/jelly suplemen teripang S. Vastus, formula sediaan kapsul nutrasetikal H. atra, serta formula sediaan jelly gum suplemen teripang S. vastus dan H. scabra. Pembuatan prototipe ini bertujuan tersedianya produk suplemen dari teripang yang siap ditawarkan ke industri.
“Formulasi sediaan dalam bentuk cair mempunyai banyak keuntungan, yaitu kemudahan dalam penentuan dosis, kemudahan untuk ditelan dan pertimbangan bioavailabilitas. Selain itu kandungannya lebih mudah diserap tubuh,” ungkap Abdullah.
Hasil analisis organoleptik (bau, warna dan bentuk) menunjukkan penyimpanan pada suhu ruangan dan suhu lemari pendingin selama 24 jam tidak menyebabkan perubahan warna dan bau.
“Formula tersebut menunjukkan kestabilan terhadap jamur dan mikroorganisme dan untuk tingkat keamanan formula, analisis menunjukkan hasil yang negatif untuk cemaran logam berat,” lanjutnya. Bahkan, formula yang dihasilkan memiliki kandungan kondroitin sulfat (500-2000 mg/100g) dan glukosamin (1000-4000 mg/100g).
“Invensi ini sedang dalam proses pengusulan paten dan diharapkan dapat menjadi substitusi impor produk-produk sejenis yang saat ini beredar di masyarakat,” pungkasnya.