Jakarta, Technology-Indonesia.com – Buah naga merah banyak disukai karena rasanya yang manis dan memiliki banyak khasiat yang bermanfaat bagi tubuh. Bahkan, kulit buah naga juga kaya kandungan vitamin C, vitamin E, dan antioksidan yang bagus untuk kesehatan kulit.
Sayangnya, kulit buah naga belum dimanfaatkan secara optimal. Kebanyakan hanya dibuang begitu saja. Namun, ditangan sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) limbah kulit buah naga bisa diolah menjadi masker wajah. Selain kulit buah naga, pembuatan masker yang dilabeli nama Toga Mask ini juga menggunakan tongkol jagung.
Pencetus ide pembuatan masker wajah berbahan limbah ini adalah Geri Malpin Saputra sebagai ketua, Nihayatuzain Amanda, I Putu Karang Adisurya, Herliana Valentia Putri, Hanny Marlinda melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K). Di bawah bimbingan Iman Sabarisman, kelima mahasiswa program studi D3 Agroindustri Sekolah Vokasi ini berhasil mengembangkan produk kecantikan dan mendapatkan dana hibah dari Kemenristekdikti.
Ketua tim, Geri menyampaikan ide pembuatan masker wajah ini berawal dari kegelisahan mereka terhadap banyaknya limbah kulit buah naga dan tongkol jagung yang belum banyak dimanfaatkan. Bahkan hanya berakhir di tempat sampah.
“Pertama untuk mengatasi persoalan limbah dan kedua menjadikan limbah tersebut menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis,” terangnya, Jumat (22/6/2018) di Kampus UGM.
Geri mengungkapkan dalam kulit buah memiliki kandungan berbagai zat yang bagus bagi kesehatan kulit karena mengandung vitamin C yang cukup tinggi sebesar 75 persen. Selain memiliki kandungan vitamin E dan anti oksidan yang dapat digunakan untuk menangkal radikal bebas serta melembabkan kulit.
“Tingginya kandungan vitamin C ini dapat berperan dalam memberikan nutrisi terhadap kulit dan membantu mencerahkan kulit,” tuturnya.
Sementara pemanfaatan tongkol jagung dalam masker ini diolah menjadi karbon aktif. Tongkol jagung diolah menjadi karbon terlebih dahulu kemudian diaktivasi menjadi karbon aktif berbentuk bubuk yang dicampurkan dalam bubuk masker.
Karbon aktif ini, ungkapnya, dipercaya sejak dulu mampu mengangkat komedo, membersihkan kotoran di wajah, dan menghilangkan kadar minyak berlebihan di wajah.
Produk ramuan mahasiswa ini tidak hanya berhasil memanfaatkan limbah menjadi produk bernilai guna, tetapi juga aman karena menggunakan bahan alami. Masker sepenuhnya menggunakan bahan alami tanpa campuran bahan kimia berbahaya.
“Ke depan kami akan mengembangkan masker ini dalam beragam varian dan aroma,” pungkasnya.