Jakarta, Technology-Indonesia.com – Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan program Sahabat Belajar menggunakan media pembelajaran Smart Pop Up Book yang dikemas secara menarik dan interaktif bagi anak disleksia.
Mereka adalah Khofifah Nur Meirawanti (SV), Roihatul Jannah (SV), Hikari Salsabiela Amalia (PSIKOLOGI), Muhammad Taufiq Hidayat (SV), dan Nur Ismail Rizkyawan (FT). Kelimanya tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) UGM dan berhasil mendapatkan pendanaan pelaksanaan program dari Dikti.
Lewat kegiatan pengabdian masyarakat dengan program Sahabat Belajar, mereka mengembangkan media pembelajaran yang menarik dan interaktif bagi anak disleksia untuk menunjang pembelajaran yang berkualitas bernama Smart Pop Up Book. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan di Smile Plus School Sleman yang merupakan sekolah inklusi yang memberikan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan tingkat pendidikan PAUD/KB, TK, dan SD.
“Dari beberapa media pembelajaran yang ada, masih dirasa kurang untuk menunjang pendidikan yang berkualitas bagi anak disleksia,” ungkap Hikari Salsabiela Amalia pada Jumat (20/8/2021).
Ia menyebutkan beberapa siswa di Smile Plus School masih kesulitan dalam membaca, menulis, membedakan huruf, mengingat waktu, struktur tata bahasa, berhitung, berpikir kritis atau menyimpulkan sebuah masalah, dan lainnya. Sementara dari pihak orang tua juga masih kurang memahami bagaimana cara menerapkan pembelajaran yang baik bagi anak-anaknya.
Karena itu, mereka mengembangkan media pembelajaran yang asik, menarik serta interaktif bagi anak disleksia. Media pembelajaran berupa Smart Pop-Up Book terdiri atas 4 bukaan dalam bentuk 3 dimensi dan 8 bukaan lainnya dalam bentuk halaman biasa yang berisikan kompetensi materi pelajaran SD. Selain itu juga dilengkapi dengan fitur latihan soal, kuis, dan permainan interaktif.
“Smart Pop-Up Book dilengkapi QR Code yang berisikan audio, video animasi, dan juga penghargaan berupa sertifikat bagi siswa yang berhasil menyelesaikan tantangan dalam buku tersebut,”paparnya.
Dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM sekaligus sebagai dosen pendamping tim, Aprillia Firmonasari mengatakan Smart PoP Up Book yang dikembangkan kelima mahasiswa tersebut merupakan inovasi pembelajaran baru bagi anak disleksia untuk dapat membantu mengatasi beberapa kesulitan dalam proses belajar. Dikemas dengan menggunakan metode multisensori yang meliputi kemampuan visual, auditori, kinestetis, dan taktil diharapkan bisa menjadi alternatif media pembelajaran yang mendukung pembelajaran anak disleksia.
“Program Sahabat Belajar diharapkan dapat membantu dalam upaya pemenuhan hak belajar bagi anak inklusi terlebih khusus anak disleksia untuk mempersiapkan generasi bangsa yang layak demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa,”urainya
Guru di Smile Plus School, Mila Setya Astuti mengatakan adanya Program Sahabat Belajar ini membantu pembelajaran anak disleksia. Ia berharap pembelajaran serupa dapat diaplikasikan diberbagai sekolah dan terbuka tidak hanya untuk anak disleksia saja melainkan juga untuk anak berkebutuhan khusus yang lainnya.