NextICorn Dorong Indonesia Jadi Pusat Ekonomi Baru Berbasis Digital

Jimbaran, Technology-Indonesia.com -NextICorn (Next Indonesian Unicorns) untuk ketiga kalinya kembali menggelar NextICorn International Summit yang mempertemukan perusahaan rintisan terbaik di Indonesia dengan investor ternama dari dalam maupun luar negeri. Gelaran yang dihelat di Jimbaran Hub, Bali, pada 14 – 15 November 2019 ini mempertemukan 103 perusahaan rintisan berbasis teknologi yang telah dikurasi kualitasnya, dengan 169 investor ternama berskala global dari berbagai penjuru dunia.

Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan jika Indonesia ingin menjadi negara maju, maka sektor manufaktur harus juga bersiap maju, startup atau wirausaha harus bertambah banyak, serta penguatan ekonomi berbasis digital harus terus dikembangkan.

“Peran Kemenristek/BRIN salah satunya untuk mengembangkan ekonomi digital. Kami turut bertanggung jawab untuk menciptakan sebanyak mungkin start up baru dan memastikan kontinuitas dari start up tersebut,” ujar Bambang yang hadir sebagai salah satu pembicara di NextICorn International Summit 2019 di Jimbaran Hub, Bali pada Jumat (15/11/2019).

Menteri Bambang menekankan pentingnya menciptakan technopreneur (pengusaha berbasis teknologi) dan mendorong berbagai lapisan masyarakat untuk memperkuat riset, teknologi dan inovasi sebagai bagian dari upaya meningkatkan jumlah kewirausahaan di Indonesia.

Pada kesempatan tersebut, ia mengapresiasi pendiri dan penggiat start up dalam menciptakan lapangan kerja baru, karena dengan bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini, akan banyak yang mengisi pekerjaan tersebut.

“Para pendiri dan penggiat start up merupakan pahlawan masa kini di era Revolusi Industri 4.0. Kalian akan menciptakan lapangan kerja baru, dimana dengan bonus demografi yang kita miliki akan banyak generasi millenial yang akan mengisi pekerjaan itu,” jelasnya.

Rudiantara, mantan menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, yang merupakan salah satu pendiri Yayasan NextICorn mengatakan NextICorn International Summit 2019 ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung Indonesia menjadi pusat ekonomi baru berbasis digital di dunia.

“NextICorn yang kini telah menjadi yayasan independen, bersama dengan para pendiri dari berbagai perusahaan berskala global yang tergabung di dalamnya, memproyeksikan yayasan ini untuk menjadi motor penggerak inisiatif – inisiatif untuk memajukan sektor new economy di Indonesia. Harapannya, melalui pertemuan pada summit ini dapat memicu terciptanya tiga unicorn baru di tahun depan. Sehingga dapat mendorong Indonesia untuk menjadi The New Economy Global Hub,” kata Rudiantara.

Berdasarkan laporan terbaru dari Google dan Temasek, Indonesia kini merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan new economy yang paling pesat dalam lima tahun terakhir di kawasan Asia Tenggara. Pada 2019, ekonomi digital Indonesia sendiri telah mencapai US$ 40 miliar, atau tumbuh lima kali lipat dibandingkan tahun 2015 yang hanya mencapai US$ 8 miliar. Dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 49% per tahun. Indonesia bahkan diyakini dapat menembus US$ 130 miliar pada 2025.

Untuk mendukung hal tersebut, pada NextICorn International Summit tahun ini, NextICorn mengutamakan untuk memperbanyak terjadinya pertemuan antar perusahaan rintisan dengan investor, dengan harapan akan meningkatkan jumlah kesepakatan berinvestasi yang tercapai dari pertemuan tersebut.

Daniel Tumiwa, ketua Yayasan NextICorn, menjelaskan “Target kami tahun ini adalah merealisasikan minimal 1.500 pertemuan dari 4.800 permintaan yang sudah tercatat antara 103 startup dan 169 investor yang akan berpartisipasi dalam 2 hari ke depan. Sehingga harapannya akan lebih meningkatkan kemungkinan terjadinya kesepakatan antar mereka.”

Dari jumlah permintaan meeting yang telah tercatat, Daniel mengatakan tahun ini terdapat banyak peningkatan permintaan dari investor untuk startup dengan kategori industri kesehatan, agrikultur dan juga edukasi.

“Dari peningkatan jumlah permintaan, kami memprediksi ke depannya bahwa industri healthtech, agritech, edutech, logistik, fintech dan esports akan menjadi fokus utama incaran investor yang mau berinvestasi di sektor startup Indonesia,” tambah Daniel.

Sebagai ajang yang membantu perusahaan rintisan di Indonesia untuk berkembang menuju tingkatan selanjutnya, NextICorn bersama dengan Ernst & Young Indonesia telah mengkurasi ratusan startup yang bergabung di International Summit tahun ini dengan mengacu pada beberapa kriteria yang telah ditetapkan.

Kriteria tersebut antara lain berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Penanaman Modal Asing (PMA) dengan kepemilikan modal lokal minimal 25%. Setidaknya sudah memperoleh investasi US$ 100 ribu dari investor eksternal. Bila masih bootstrap atau didanai oleh pendiri, startup kategori media minimal memiliki lima juta pengguna aktif bulanan (Month Active User/MAU). Bagi startup e-commerce, minimal nilai transaksinya (Gross Merchandise Value/GMV) lebih dari US$ 1 juta atau aplikasinya diunduh satu juga kali. Bagi startup di bidang Software as a Service (SaaS), minimal Annual Recurring Revenue (ARR) sebesar US$ 500 ribu.

Ajang ini, lanjutnya, bukan bertujuan untuk menciptakan lebih banyak startup lagi, tapi bagaimana untuk membantu mereka yang model bisnis dan strukturnya sudah kokoh, untuk naik kelas ke tingkatan selanjutnya. Untuk itu kami merumuskan standar yang komprehensif dalam mengkurasi startup ini.

“Jika dilihat dari pendanaannya, dari 103 perusahaan rintisan yang hadir kali ini, sekitar 20% sebelumnya sudah pernah mendapat pendanaan kurang dari US$ 1 juta. Sedangkan, 55% telah memperoleh pendanaan US$ 1 juta-US$ 5 juta, dan 25% di atas US$ 5 juta,” terang Daniel.

Pada NextICorn International Summit 2019, sederet investor besar seperti Sequoia Capital, Vertex, Temasek, Alpha JWC Ventures, EV Growth, Kejora Ventures, SBI Investments, BRI Ventures hingga Salim Group dan investor berskala global lainnya turut hadir untuk melihat peluang berinvestasi pada nama-nama besar perusahaan rintisan terbaik di Indonesia yang telah dikurasi, seperti Logisly, PrivyID, Kata.ai, KoinWorks, Snapcart, Kulina, dan lain-lain.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author