Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pemerintah memastikan peneliti dan inovator yang menggunakan fasilitas negara akan tetap mendapatkan royalti apabila penelitiannya bisa diproduksi massal dan dipasarkan.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan hal tersebut saat peluncuran Base Station 4G LTE – ITB pada Jumat (1/2/2019) di Aula Timur Institut Teknologi Bandung (ITB). Base Station 4G LTE – ITB merupakan produk dari Pusat Mikroelektronika ITB yang akan diproduksi oleh PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) untuk digunakan perdana oleh Telkomsel.
“Saat saya awal menjadi menteri para peneliti dan inovator di pendidikan tinggi tidak bisa mendapat royalti, karena dianggap mereka memanfaatkan fasilitas riset negara. Saya sampaikan, kalau seperti itu, tidak akan ada peneliti dan inovator yang mau berkarya,” ungkap Menristekdikti.
Menteri Nasir mengatakan telah mengkomunikasikan kepada Menkumham, agar royalti dapat diberikan kepada peneliti.
“Akhirnya bertemu satu kesepakatan, semua fasilitas negara yang digunakan oleh peneliti dan inovator yang menghasilkan paten dan royalti yang berasal dari penelitian, pengembangan Iptek, maka royaltinya bisa dibayarkan kepada institusi tersebut, serta para peneliti dan inovator,” ungkap Menristekdikti.
InfiniTeBe Base Station 4G LTE merupakan alat yang dapat menyalurkan sinyal Forth Generation Long-Term Evolution (4G LTE) dari smartphone kepada satelit dan sebaliknya. InfiniTeBe ini ditargetkan akan menggantikan base transceiver station (BTS) yang berukuran lebih besar dan lebih mahal.
Ukuran InfiniTeBe berdimensi tinggi 40 cm panjang 25 cm dan lebar 16 cm (seukuran tas ransel) dan dapat dibawa secara portable serta dapat diperbanyak sesuai kebutuhan dengan lebih fleksibel, dibandingkan BTS yang berukuran tiang menara.
Selain untuk penggunaan publik, InfiniTeBe dapat diterapkan pada Wilayah Militer untuk penguatan ketahanan nasional, daerah yang rentan (rawan) bencana alam, dan Daerah Terpencil, Terdepan, dan Terluar (3T).
InfiniTeBe dapat menghemat biaya, menyalurkan sinyal 4G LTE sebesar 22,83 persen, dari sebelumnya 51.900 Rupiah per Kilobits per second (Kbps), menjadi 40.050 Rupiah per Kbps. Selain itu InfiniteBe juga dapat menyalurkan sinyal lebih cepat hingga 10 Mbps per kilometer persegi ketimbang BTS berbasis tiang menara.
Bukalapak – ITB Artificial Intelligence
Setelah meluncurkan InfiniteBe Base Station 4G LTE, Menristekdikti bersama Chief Executive Officer (CEO) Bukalapak Ahmad Zaky meresmikan Bukalapak – ITB Artificial Intelligence (AI) and Cloud Computing Innovation Center di Aula Barat ITB.
Menristekdikti mengapresiasi Bukalapak yang menjadi satu-satunya start-up dengan kapitalisasi aset di atas USD 1 Miliar yang telah membuka pusat penelitian di Indonesia.
“Bukalapak jadi satu-satunya unicorn di Indonesia yang research center nya ada di perguruan tinggi. Mudah-mudahan bisa menjadi pioneer bagi unicorn-unicorn yang lain. Para anak muda ini harus punya mimpi besar. Jangan takut gagal. Gagal itu hal biasa,” ungkap Menristekdikti.
Menteri Nasir mengajak perguruan tinggi untuk membuka diri terhadap kalangan profesional, termasuk membuka kesempatan bagi para praktisi untuk memberikan kesempatan berbagi ilmu dan pengalaman kepada mahasiswa.
“Kepada Bapak Rektor dan seluruh jajaran di ITB, mari kita membangun sistem pendidikan tinggi ini, dengan melihat masa depan yang lebih luas, dengan membuka diri atas kerja sama atau masukan dari para praktisi,” ungkap Menristekdikti.
CEO Bukalapak Ahmad Zaky menyampaikan bahwa Bukalapak juga menyumbangkan Bukabike, yaitu sepeda kampus yang dapat dioperasikan secara gratis di ITB. Sepeda terdekat dapat ditemukan melalui aplikasi Bukalapak. Mahasiswa dapat menggunakan sepeda tersebut dengan membuka kunci sepeda melalui barcode yang dapat discan melalui aplikasi tersebut.
Ahmad Zaky juga menyatakan Bukalapak yang bergerak di dunia teknologi informasi, sangat rentan terhadap disrupsi teknologi sebagai akibat dari cepatnya perkembangan dari pesaing usaha. Karena itu Bukalapak selalu beradaptasi mengikuti perkembangan zaman. Bukalapak selalu mencari talenta berbakat baru untuk meningkatkan performance perusahaan untuk bersaing sehat, baik di Indonesia maupun di dunia global.
“Tantangan bagi kami saat ini bagaimana mencari talenta di bidang Artificial Intelligence , yang berkontribusi untuk Indonesia,” ungkap Zaky.
Bukalapak, terangnya, bekerja sama dengan ITB dalam membangun laboratorium riset Al pertama di Indonesia yang dapat memberdayakan talenta lokal untuk mengembangkan kapasitasnya. Zaky berharap millenial muda Indonesia mampu menguasai dan menciptakan teknologi dan inovasi, seperti Google dan Facebook di masa yang akan datang.