TechnologyIndonesia.id – Pemerintah Indonesia telah menerapkan kebijakan energi nasional (KEN) berbasis pada bauran energi untuk meningkatkan kontribusi energi baru dan terbarukan (EBT). Energi nuklir menjadi salah satu alternatif yang siap dikembangkan untuk mendukung transisi menuju sistem energi bersih.
Dosen Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) BRIN, Anhar Riza Antariksawan mengatakan bahwa kebijakan energi nasional mengarah pada penggunaan sebanyak mungkin green energy dan EBT yang mampu meminimalkan efek rumah kaca. Energi nuklir merupakan salah satu bentuk energi baru yang teknologinya telah siap digunakan.
“Inovasi teknologi nuklir saat ini telah memasuki generasi keempat. Perkembangan ini ditandai dengan perubahan desain dan keamanan penggunaan teknologi dalam pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN),” jelas Anhar saat sharing knowledge di Poltek Nuklir, Yogyakarta pada Selasa (15/4/2025).
Anhar memaparkan, PLTN generasi I yang dibangun sekitar tahun 1954 merupakan prototipe awal yang digunakan untuk pengembangan nuklir damai dan belum bersifat komersial.
“PLTN generasi II sudah menggunakan teknologi baru, dengan pemanfaatan air sebagai pendingin dan moderator mulai dominan, dan bersifat komersial. Generasi II merupakan generasi keemasan PLTN,” ungkapnya.
Selanjutnya, PLTN generasi III dikembangkan dengan peningkatan daya, sistem keamanan, dan perbaikan sistem bahan bakar, serta penerapan sistem pasif yang memanfaatkan hukum alam.
“Generasi IV lebih revolusioner dan fleksibel. Meskipun demikian, masih terbuka luas kesempatan untuk pengembangan riset,” jelas Anhar.
Anhar juga meyakinkan bahwa Indonesia perlu menyiapkan energi nuklir sebagai bagian dari rencana aksi mencapai sistem energi bersih atau ‘zero emission energy system’. Hal ini dapat dicapai dengan menguasai teknologi, inovasi, dan penguatan sumber daya manusia.
“Sinergi antara energi nuklir dan energi terbarukan akan memperkuat sistem green energy yang berperan dalam mengurangi dampak perubahan iklim,” tambahnya.
Perguruan Tinggi Vokasi Berbasis Riset
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Bidang Akademik Poltek Nuklir, Sutanto menyampaikan bahwa Poltek Nuklir sebagai perguruan tinggi vokasi berbasis riset terus berupaya untuk meningkatkan kualitasnya sesuai dengan Body of Knowledge (BoK) yang baru.
“Kegiatan Sharing knowledge antardosen diharapkan dapat menjadi pengungkit suasana akademik, membentuk kelompok riset, dan menjadi pemicu lahirnya luaran yang berkualitas dari Poltek Nuklir,” ungkap.
Senada dengan itu, Bidhari Pidhatika, dosen Poltek Nuklir menyampaikan harapannya agar kegiatan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman ini menjadi wadah yang berkelanjutan.
Menurutnya, hal ini penting untuk memperkuat kolaborasi lintas peran di lingkungan Poltek Nuklir, baik antara dosen, tenaga kependidikan, SDM Iptek, maupun SDM Manajemen Iptek.
“Paparan mengenai perkembangan teknologi nuklir diharapkan dapat memantik ide-ide baru yang potensial untuk dijadikan topik riset ke depan, dan saya yakin efek yang sama juga dirasakan oleh sivitas lainnya,” ungkapnya.
Dosen merupakan pendidik profesional di perguruan tinggi yang memiliki tanggung jawab utama dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Selain menjalankan tugas tersebut, dosen juga berperan sebagai sumber daya strategis dalam pengembangan institusi. Karena itu, kolaborasi dan berbagi pengetahuan antardosen menjadi penting untuk mendukung peningkatan kualitas akademik, riset, dan pelayanan kepada masyarakat. (Sumber: brin.go.id)