Purwakarta, technology-indonesia.com – Melalui kajian hampir 15 tahun, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerjasama dengan Universitas Hokkaido, dan Midori Engineering didukung JICA berhasil mengembangkan teknologi SESAME BPPT untuk monitoring permukaan air secara real time. Lima puluh perangkat SESAME BPPT ini sudah terpasang di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.
Bambang Setiadi, anggota tim pelaksana riset SESAME-BPPT mengatakan Teknologi SESAME atau Sensory Data Transmission Service Assisted by Midori Engineering ini awalnya disiapkan untuk memantau permukaan air di lahan gambut. “Monitoring gerakan air di bawah tanah penting karena kerusakan dan kebakaran gambut dimulai dari turunnya permukaan air,” terang Bambang dalam workshop Sustainability of The SESAME BPPT Project di Purwakarta, Selasa (21/3/2017).
Pada perkembangannya, sistem ini juga digunakan untuk memantau permukaan air di waduk dan bendungan. “SESAME BPPT merupakan sebuah pendekatan baru. Sebuah model untuk mempermudah memonitor gerakan permukaan air di manapun di sungai, bendungan, lahan gambut, dan lain-lain secara cepat dan akurat,” ungkap Bambang yang juga Ketua Dewan Riset Nasional (DRN).
Direktur Perum Jasa Tirta II (PJT II) Harry M Sungguh mengatakan program ini sudah dimulai sejak 2014 secara bertahap. Namun pemasangan merata 50 unit SESAME BPPT baru dimulai awal 2016. “Instrumen yang memantau curah hujan, water level, maupun kualitas air ini berjalan dengan baik dan bisa dilihat melalui control room di kantor pusat ini,” lanjutnya.
Sebelumnya, PJT II sebagai pengelola Waduk Jatiluhur menggunakan berbagai alat dan instrumen untuk mengukur memantau permukaan air. Peralatan telemetri tersebar di daerah hulu waduk jatiluhur terutama di daerah Bandung dan sebagainya juga terpantau secara online.
“Teknologi dan fungsinya hampir sama. Ini hanya perkembangan teknologi dan sebagainya. Hasil monitoring SESAME bisa kita lihat setiap saat, dimana saja dan kapan saja melalui web,” kata Harry.
Untuk perawatan, PJT II telah mengalokasikan anggaran agar perangkat tidak rusak dan tetap berfungsi, termasuk juga pengamanan. Menurut Harry, kebutuhan pulsa untuk mengirim data setiap satu SESAME sekitar Rp 300 ribu/bulan. Berarti untuk 50 unit, membutuhkan dana sekitar Rp 15 juta per bulan.
Waduk seluas 8.300 hektar ini mampu menampung air 2.5 milyar meter kubik pada tinggi muka air 107 meter. Waduk yang diresmikan Presiden Soeharto pada 26 Agustus 1967 ini mengairi daerah irigasi di utara Jatiluhur seluas 240 ribu hektar dengan dua kali tanam setahun.
“Harapan kami, alat ini bisa lebih mengefisienkan penggunaan air khususnya di musim kemarau agar kita bisa membagi secara merata sesuai kebutuhan masing-masing khususnya di area irigasi,” pungkasnya.
Berita Terkait: SESAME BPPT, Sistem Monitoring Real Time Dalam Pengelolaan dan Restorasi Lahan Gambut