Technology-Indonesia.com – Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus mendorong tumbuh dan berkembangnya inovasi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan bangsa.
Hal ini ditekankan Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe dalam pembukaan Rapat Kerja (Raker) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekditi di IPB (Institut Pertanian Bogor) International Covention Center, Bogor, pada Kamis (1/2/2018). Raker Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi ini berlangsung pada 1-2 Februari 2018.
Jumain Appe menyampaikan tahun 2018 merupakan tahun politik dan seluruh lembaga negara akan mendapat sorotan publik, dari pemerintahan, DPR maupun masyarakat. Salah satu perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah pengembangan inovasi di bidang riset dan teknologi bagaimana mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi masyarakat dan umumnya pertumbuhan ekonomi negara.
Dalam Rakernas Kemenristekdikti di Medan awal Januari 2018, Kemenristekdikti serius dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0, sebuah era yang menggabungkan manufacturing dengan pengerjaan serba robotik dan mesin dipadukan dengan teknologi digital berbasis teknologi informasi.
Menurut Jumain Appe, ekonomi dunia saat ini bergerak dan dikendalikan oleh teknologi informasi, begitu juga di bidang industri. Manufacturing yang memanfaatkan teknologi diharapkan mampu menekan biaya produksi. Pemanfaatan teknologi informasi juga akan mampu menekan biaya promosi dan lainnya sehingga lebih hemat dan efisien.
“Kalau produk dihasilkan dari biaya yang ringan, maka harga jual akan kompetitif dan mampu bersaing dengan produk lain, utamanya dari luar negeri,” jelasnya.
Program riil Dirjen Penguatan Inovasi adalah mendorong Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (PBBT) atau start up Indonesia dari kalangan perguruan tinggi dengan harapan banyak mahasiswa yang menekuni bidang usaha berbasis teknologi.
Data Kemenristekdikti menyebutkan, lulusan perguruan tinggi Indonesia masih sedikit yang terjun ke bidang enterpreneur, yakni hanya 3 persen. Sementara lulusan lainnya lebih banyak yang mencari kerja, bahkan 11 persen diantaranya masih menganggur.
Direktorat PPBT Dirjen Penguatan yang menangani start up terus memberikan insentif dan pembiayaan bagi PBBT atau start up. Jumain Appe berharap Direktorat PPBT mampu memantau dan memajukan start up yang dibina. Sektor lain yang juga harus dibina adalah sektor produksi dalam negeri. Usaha ini untuk menunjang pertumbuhan e-commerce yang sedang booming.
Jumain Appe mengingatkan, jangan sampai bisnis e-commerce Indonesia maju pesat tetapi yang dijual adalah produk luar negeri. “Kita harus mendorong sektor produksi dalam negeri berbasis sumber daya alam. Dengan berbasis sumber daya alam Indonesia maka akan memiliki daya saing tinggi,” katanya.
Program pengembangan inovasi lain yang didorong di tahun 2018 adalah modernisasi industri dengan mengembangkan research and development. Jumain juga menyoroti industri Indonesia yang rata rata belum banyak mengembangkan penelitian terkait bidang usahanya. Dampaknya, industri Indonesia akan kalah bersaing dengan industri luar negeri.
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi menaungi tiga direktorat, yakni Direktorat PBBT, Direktorat Sistem Inovasi dan Direktorat Inovasi Industri. Jumain berharap dengan adanya raker ini ketiga direktorat harus bersinergi untuk menjalankan program kementerian yang diantaranya adalah mendorong inovasi teknologi dan industri yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Artikel Terkait : 2.415 Start Up Berebut Insentif Rp 78 M