Inovasi Kunci untuk Bertahan dan Berkembang di Era Industri 4.0

Jakarta, Technology-Indonesia.com – PT PLN (Persero) menggelar LIKE PLN 2018 untuk mendorong dan merangsang para pegawai PLN terus melakukan inovasi dalam bekerja serta mampu menerapkan inovasi dalam membantu penyelesaian pekerjaan di unit-unit PLN. Hingga 2018, telah dihasilkan 3.702 karya inovasi dari seluruh unit PLN dan anak perusahaan di Indonesia.

LIKE (Learning, Innovation, Knowledge and Exhibition) merupakan program tahunan PT PLN (Persero) Puslitbang Ketenagalistrikan yang meliputi seleksi penghargaan karya inovasi pegawai, knowledge sharing, innovator talkshow, festival budaya dan PLN Expo. LIKE PLN 2018 bertemakan “Transformasi PLN untuk Pertumbuhan Berkelanjutan” berlangsung 23-25 Oktober 2018 dalam rangka peringatan Hari Listrik Nasional ke 73 Tahun 2018.

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andy N Sommeng mengatakan kegiatan ini penting karena PLN sebagai BUMN yang bertugas melistriki negara diharapkan memiliki inovasi, pembelajaran, dan pengetahuan. Inovasi ini harus diekspos agar masyarakat tahu bahwa PLN memiliki inovasi dan kreasi dari para pekerjanya.

“Ke depan, inovasi jangan hanya dimanfaatkan sendiri tapi juga dimanfaatkan orang lain. Ini yang disebut komersialisasi inovasi. Tentunya itu harus dilindungi oleh peraturan dan kita sudah memiliki Undang-Undang Kekayaan Intelektual yang cukup lengkap,” kata Andy di sela pembukaan LIKE PLN 2018 di Jakarta, pada Selasa (23/10/2018).

LIKE PLN merupakan transformasi dari KNIFE (Knowledge, Norm, Innovation, Festival and Exhibition) yang telah dilaksanakan selama tujuh tahun berturut-turut sejak tahun 2009. Karya inovasi yang diapresiasi tahun 2018 ini berjumlah 439 inovasi. Pada tingkat final akan diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari 10 peserta pada tiap kategori dari unit PLN di seluruh Indonesia beserta anak perusahaan.

Dalam acara pembukaan LIKE PLN 2018, Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe memberikan sharing session dengan topik “Inovasi Kunci untuk Bertahan dan Berkembang”. Jumain menekankan pentingnya penguasaan iptek dan inovasi agar Indonesia tidak ketinggalan dan terperosok menjadi penonton dalam kemajuan iptek dunia.

Menurut Jumain, inovasi merupakan proses perubahan yang terus dialami setiap saat. Proses tersebut bisa mengakibatkan suatu perubahan yang radikal. “Penerapan teknologi membuat perubahan di segala aspek, contohnya kehadiran ojek online yang mengubah transportasi konvensional menjadi tersistem sehingga memudahkan customer-nya. Lebih murah, nyaman, dan cepat sampai,” terangnya.

Inovasi, lanjutnya, merupakan hasil pemikiran, penelitian, pengembangan, penerapan atau kerekayasaan. Jumain menekankan agar inovasi yang dihasilkan tidak hanya untuk diri sendiri, tapi harus memberi manfaat baik kepada masyarakat bangsa dan negara. Selain itu perlu dikembangkan bisnis model yang bisa diterapkan agar inovasi tersebut bisa berkelanjutan.

Jumain mencontohkan, beberapa kegiatan penelitian dan pengembangan telah menghasilkan inovasi tetapi untuk dipakai di internal. Hal ini bisa menyebabkan tidak sustainable karena tidak memiliki proses bisnis untuk menjadikan kegiatan yang mandiri dan selalu tergantung pada anggaran.

“Tapi bila bisa kita komersilkan menjadi suatu usaha, misalnya dengan spin off bisa menjadi proses yang memandirikan suatu kegiatan bisnis di masa mendatang,” terangnya.

Era Revolusi Industri 4.0 akan menyebabkan perubahan struktur industri nasional. Penerapan Industri 4.0 membuat sebuah pekerjaan menjadi lebih efektif, lebih cepat dan lebih murah. Dengan digitalisasi seperti menggunakan teknologi robotik, Artificial Intelligence (AI) yang terkoneksi akan menyebabkan biaya produksi menurun dan proses menjadi lebih cepat.

Industri mobil misalnya, dalam pembuatannya line produksinya series sehingga memerlukan waktu lebih panjang. “Ke depan dengan Industri 4.0 komponen dibuat per modul (modular system) kemudian diintegrasikan dan dikerjakan dalam suatu integrator yang dikerjakan secara menyeluruh dengan waktu yang lebih cepat,” ungkapnya.

Ke depan, pesan Jumain, kita harus menjadikan inovasi sebagai mesin utama perubahan. Inovasi membutuhkan penguasaan iptek, karena itu kita perlu mengembangkan iptek sebab penguasaan iptek tidak bisa tumbuh begitu saja.

Jumain kembali mengingatkan pentingnya kerjasama dan sinergi antara akademisi, bisnis, dan pemerintah untuk mengembangkan inovasi. “Kita harus mendorong ekonomi kita lebih inovatif dengan mengembangkan kekuatan sendiri, industri kita sendiri, dengan memanfaatkan iptek,” terangnya.

Pada kesempatan tersebut, Jumain mengungkapkan produk inovasi industri yang telah dilakukan di Kemenristekdikti tahun 2018 sebanyak 75 produk yang dikembangkan. Dua tahun sebelumnya 30 produk, kemudian meningkat menjadi 50 produk. Untuk pengembangan bisnis pemula terutama startup setiap tahun dilahirkan lebih dari 100 startup. Selama 2015-2018 sudah ada 923 startup yang dilahirkan.

“Karena itu kita dengan adanya LIKE PLN ini kita bisa kembangkan kerjasama antara Kemenristekdikti dengan PLN untuk mendorong hasil-hasil inovasi dari PLN ini menjadi suatu start up ke depan. Kalau hanya digunakan secara internal belum menjadi inovasi yang sebenarnya,” pungkasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author