Dr. Ir. Jacob Nulik, M.Sc Profesor Riset Bidang Nutrisi dan Teknologi Pakan

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Dr. Ir. Jacob Nulik, M.Sc dikukuhkan menjadi profesor riset bidang nutrisi dan teknologi pakan oleh Majelis Pengukuhan Profesor Riset Kementerian Pertanian (Kementan) di Bogor, Rabu (31/3/2021). Peneliti ahli utama dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) ini merupakan profesor riset ke 599 secara nasional dan profesor riset ke 154 di Balitbangtan, Kementan.

Dalam orasi berjudul “Inovasi Teknologi Hijauan Pakan Berbasis Legum Di Lahan Kering Iklim Kering Mendukung Pengembangan Ternak Sapi Nasional,” Jacob menyampaikan bahwa kebutuhan daging nasional terus meningkat setiap tahun. Pasokan dari dalam negeri baru bisa memenuhi 60-65% dari kebutuhan ini dan 90% pasokan dari dalam negeri berasal dari petani peternak kecil dengan modal terbatas dan produktivtas ternak sapi yang masih rendah.

Menurut Jacob, peternakan sapi di lahan kering iklim kering di Nusa Tenggara, khususnya Nusa Tenggara Timur (NTT) masih berada pada tingkat produktivitas rendah. Hal ini utamanya disebabkan ketersediaaan pakan yang berfluktuasi akibat kemarau panjang (8-9 bulan). Peternak juga mengandalkan sumber pakan dari padang penggembalaan alam yang didominasi rumput alam. Musim kemarau panjang menyebabkan kualitas dan produksi rumput alam menurun cepat.

“Untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi petani kecil direkomendasikan inovasi teknologi Hijauan Pakan Ternak (HPT) Berbasis Legum, yang sangat mungkin dilakukan oleh petani kecil dengan modal terbatas,” tutur Jacob.

HPT Legum adalah hijauan asal tanaman aneka kacang atau polong (herba, semak, pohon) dengan kemampuan mengikat Nitrogen (N2) bebas dari udara, memiliki nutrisi yang lebih tinggi dan relatif lebih stabil dibandingkan HPT asal rumput.

Inovasi teknologi HPT Berbasis Legum menyediakan pakan murah berkualitas tinggi. Inovasi HPT berbasis legum meliputi uji adaptasi, budidaya, produksi benih dan pasca panen untuk menyediakan pakan berkualitas tinggi bagi peningkatan produktivitas ternak sapi.

Pengembangan dan pemanfaatan HPT berbasis legum di lahan kering iklim kering dapat menekan angka kematian anak sapi hingga di bawah 4%, mempertahankan skor kondisi tubuh ternak 3 dari skala 5 dan memperpendek jarak beranak menjadi setahun sekali sehingga produktivitas ternak meningkat. Inovasi teknologi ini juga dapat meningkatkan kapasitas tampung lahan sebesar 100%, dari 2-3 ekor/ha/tahun menjadi 4-6 ekor/ha/tahun untuk sapi dengan berat badan 250 kg.

Jika diterapkan secara baik dan meluas di NTT, inovasi teknologi HPT berbasis legum ini akan mampu mendukung peningkatan populasi ternak sapi NTT dari 1 juta ekor saat ini menjadi 2 juta ekor pada 2023. Hal ini berpotensi meningkatkan pasokan sapi potong dari NTT minimal dua kali lipat dari pasokan saat ini sebanyak 60 ribu – 80 ribu ekor, menjadi 120 ribu – 160 ribu ekor sapi/tahun.

“Inovasi HPT berbasis legum ini dapat juga diterapkan hingga ke wilayah beriklim basah dengan tentunya memanfaatkan jenis-jenis legum yang bisa beradaptasi di lokasi spesifik,” tuturnya.

Peneliti utama kelahiran Kupang, 1 Juni 1957 ini merupakan anak kelima dari lima bersaudara, dari pasanagn D.S.Noelik (alm.) dan Ibu A.S. Noelik-Daulika (almh.). Jacob menikah dengan Debora Kana Hau dan dikaruniai dua orang putrid yaitu Dian Astria Juliarti Noelik dan Dessy Christina Noelik.

Ia menyelesaikan Sekolah Dasar Negeri I Kupang (1969); Sekolah Menengah Pertama Negeri II Kupang (1972); dan Sekolah Menengah Atas Negeri 173 di Kupang (1975). Memperoleh gelar Sarjana Peternakan dari Universitas Nusa Cendana, Kupang (1982); memperoleh gelar Master of Rural Science (Pasture Science) dari The University of New England Armidale (1989); dan memperoleh gelar Doctor of Phylosophy bidang Agriculture (Pasture Science) dari The University of Queensland (1995).

Jacob telah mengikuti beberapa pelatihan terkait bidang kompetensinya, antara lain: Master Class Research di Australia pada 2002. Menduduki jabatan struktural di lingkup Kementerian Pertanian sebagai: Kepala Seksi Pelayanan Teknis di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT tahun 1995 dan Kepala BPTP NTT pada 2002-2008. Jabatan fungsional peneliti diawali sebagai Ajun Peneliti Madya (1996), Peneliti Muda (2000), Peneliti Madya (2006), Peneliti Madya IV/c (2010), dan Peneliti Utama Gol. IV/d (2017).

Jacob telah menghasilkan 138 karya tulis ilmiah, baik yang ditulis sendiri maupun dengan penulis lain, dalam bentuk buku, jurnal, prosiding, dan makalah yang diterbitkan, termasuk 43 tulisan diantaranya dalam bahasa Inggris.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author