Status Vulkanik Gunungapi Karangetang Turun ke Level Waspada

TechnologyIndonesia.id – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan status Gunungapi Karangetang Sulawesi Utara menjadi Level II (Waspada) dari sebelumnya Level III (Siaga).

Penurunan status Gunungapi Karangetang ini berlaku terhitung sejak tanggal 29 November 2023 pukul 16:00 WITA.

“Berdasarkan hasil evaluasi aktivitas vulkanik Gunungapi Karangetang diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak tanggal 29 November 2023 pukul 16:00 WITA dengan rekomendasi yang disesuaikan,” ujar Kepala PVMBG Hendra Gunawan di Bandung, Kamis (30/11/2023).

Dalam tingkat aktivitas Level II (Waspada) tersebut masyarakat/pengunjung/wisatawan /pendaki tetap tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 1,5 km dari Kawah Utama (Selatan) dan Kawah II (Utara), serta sektoral 2,5 km pada arah barat daya dan selatan, jelas Hendra.

Gunungapi Karangetang merupakan gunung api strato, secara geografis terletak pada posisi koordinat 20 47′ Lintang Utara dan 1250 24′ Bujur Timur, tinggi puncaknya sekitar 1.784 m di atas permukaan laut.

Secara administratif Gunungapi Karangetang berada di Pulau Siau termasuk kedalam wilayah Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara. Gunungapi Karangetang diamati secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) yang berlokasi di Desa Salili, Kecamatan Siau Tengah, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.

Pengamatan visual Perioda 1 – 28 November 2023 umumnya cuaca cerah hingga berawan, gunung kadang tertutup kabut, pada saat cerah teramati asap kawah maksimum 200 m di atas puncak, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, timur, Selatan, barat daya, barat dan barat laut.

Aktivitas erupsi secara visual tidak terjadi, guguran/luncuran lava dari kawah utama tidak teramati baik siang maupun malam, sinar api masih tampak maksimum 10 m di atas kubah. Kondisi kawah utara teramati asap kawah putih tipis hingga sedang tinggi maksimum 200 m, pada malam hari masih tampak adanya api diam di tubuh kubah lava, guguran tidak teramati.

Pengamatan instrumental kegempaan periode 1 – 28 November 2023 terekam; 5 kali gempa guguran, 90 kali gempa hembusan, 68 kali gempa hybrid/fase banyak, 19 kali gempa vulkanik dalam, 4 kali gempa tektonik lokal, 2 kali gempa terasa skala II – IV MMI dan 192 kali gempa tektonik jauh, serta 1 kali gempa tremor menerus.

“Berdasarkan data pengamatan visual aktivitas vulkanik Gunungapi Karangetang menunjukan penurunan. Data seismisitas jenis gempa Guguran yang merupakan indikasi terjadinya erupsi efusif (luncuran lava) sudah menurun. Dilihat dari kejadian ini suplai magma telah berkurang,” jelas Hendra.

Sementara Data RSAM (real seismic amplitude measurement) menunjukan penurunan sejak 27 November 2023, begitu pula data deformasi (Tiltmeter) terlihat pada sumbu Y dan sumbu X menunjukan deflasi, sehingga aktivitas vulkanik Gunungapi Karangetang menurun.

Berdasarkan rekaman Anomali panas yang terdeteksi oleh citra satelit Terra dan Aqua di permukaan kawah Karangetang menunjukan penurunan berada pada Level Low sejak September 2023.

Meski kini status Gunungapi Karangetang sudah menurun, Hendra meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai adanya awan panas guguran dimana kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat rubuh/longsor bersamaan dengan keluarnya lava.

Masyarakat/pengunjung/wisatawan /pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 1,5 km dari Kawah Utama (Selatan) dan Kawah II (Utara), serta sektoral 2,5 km pada arah barat daya dan selatan.

“Masyarakat di sekitar Gunungapi Karangetang dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu,” pungkas Hendra.

Pemantauan secara intensif tetap dilakukan guna mengevaluasi kegiatan Gunungapi Karangetang oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan senantiasa berkoordinasi dengan Pos PGA Karangetang di Desa Salili, Kecamatan Siau Tengah, Kabupaten Kepulauan Sitaro atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.

Masyarakat dapat memantau perkembangan tingkat aktivitas maupun rekomendasi Gunungapi Karangetang setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diakses melalui website https://magma.esdm.go.id atau melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author