TechnologyIndonesia.id – Seekor anak badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) berjenis kelamin jantan lahir dari induk bernama Delilah di Suaka Rhino Sumatra Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK) pada Sabtu (25/11/2023).
Anak badak sumatra ini merupakan keberhasilan kelahiran dari Delilah, badak sumatra betina berumur 7 tahun yang kawin dengan badak jantan bernama Harapan.
Induk Delilah merupakan badak yang lahir hasil dari kelahiran kedua dari perkawinan badak Ratu dan badak Andalas di SRS TNWK pada tahun 2016.
Adapun jantan Harapan lahir dari perkawinan ketiga Emi dan Ipuh di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat pada 2007. Badak Harapan mulai menempati SRS TNWK pada tahun 2015.
Harapan sekaligus menjadi badak sumatra terakhir yang dipulangkan ke Indonesia, menandakan saat ini tidak ada lagi badak sumatra selain di Indonesia.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyampaikan bahwa dari upaya pengembangbiakan semi alami yang dilakukan, saat ini SRS TNWK telah sukses menghasilkan lima individu badak sumatra yang lahir, yaitu Andatu (2012), Delilah (2016), Sedah Mirah (2022), anak ketiga dari Ratu-Andalas (30 September 2023) dan anak dari Delilah-Harapan (25 November 2023).
“Kita bersyukur atas kelahiran kelima di SRS TNWK. Kelahiran ini sekaligus menjadi kelahiran badak sumatra kedua di tahun 2023. Hal ini semakin menegaskan komitmen Pemerintah Indonesia dalam melakukan upaya konservasi badak di Indonesia, khususnya badak sumatra,” ucap Menteri Siti.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Satyawan Pudyatmoko menyampaikan berdasarkan laporan yang diterimaya, badak Delilah melahirkan anak jantan di luar waktu perkiraan, yaitu sekitar pukul 04.00 WIB, Sabtu (25/11/2023), di hari kebuntingan ke-460, 10 hari lebih cepat dari perkiraan kelahiran.
“Pada pukul 08.19 WIB, badak Delilah ditemukan sudah bersama anaknya di hutan oleh penjaga satwa SRS TNWK,” jelas Satyawan.
Ia menambahkan, Kondisi induk dan anak badak terpantau baik. Anak badak sudah dapat berdiri tegak dan berjalan. Tak lama setelah ditemukan sudah bisa menyusu dalam posisi berdiri. Saat ini, induk dan anak badak sudah berada di dalam kandang perawatan (boma) SRS TNWK, dengan berat badan anak badak 25 kg.
SRS TNWK yang dikelola Balai Taman Nasional Way Kambas bersama Yayasan Badak Indonesia berlokasi di zona khusus Taman Nasional Way Kambas. Tujuan utamanya yakni menghasilkan anak badak sumatra untuk mempertahankan keberlangsungan hidup spesies badak sumatra yang kini terancam punah.
“Anak-anak badak sumatra hasil program pengembangbiakan di SRS TNWK ke depannya dapat dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya,” kata Satyawan.
Sementara itu, Direktur Eksekutif YABI, Jansen Manansang menambahkan, badak Delilah yang melahirkan anak pertamanya merupakan hasil dari proses perkawinan alami di SRS TNWK. Ke depan, Yayasan Badak Indonesia terus berkomitmen untuk membantu dan mendukung sepenuhnya program dan upaya Pemerintah Indonesia khususnya dalam upaya konservasi badak di Indonesia.
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106 tahun 2018, badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia. Di dalam IUCN Red List, status konservasi badak sumatra saat ini adalah critically endangered/CR.