Robot SAR Perlu Teknologi “HAPTICS”

RobotJakarta, 17/2 – Robot-robot SAR (Search and Rescue) di masa depan membutuhkan teknologi “haptics tele-operation”  yang mampu bermanuver jauh lebih baik dari robot konvensional, khususnya dalam pencarian dan penyelamatan korban bencana gempa, longsor dan bom.

Teknologi Haptics  terdiri dari robot master dan robot slave, dimana robot master adalah robot yang dipakai oleh operator sedangkan robot slave adalah robot yang berada di lapangan sebagai petugas penyelamat, kata Pakar Mekatronik Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) Dr Abdul Muis di Jakarta, Kamis.

“Robot yang selama ini dipakai menggunakan tombol atau tongkat kendali (joystick). Teknik ini sulit diterapkan untuk robot SAR, karena kondisi bencana sulit diprediksi,” kata Muis yang dalam waktu dekat akan menyelesaikan prototipe robot “haptics”-nya setelah gagal pada tahap sebelumnya.

Dengan menggunakan manipulator  gerakan robot sangat banyak, dimana robot slave mengikuti semua gerakan robot master, bahkan apa yang terjadi pada robot slave seperti jika terjatuh di lubang, tersangkut atau tertimpa reruntuhan, pengendali di robot master bisa merasakannya dan segera bergerak menghindar atau melepas diri, katanya.

Robot master akan terasa berat gerakannya kalau ada masalah pada robot slave, karena masing-masing motor di master dan slave  sudah dilengkapi sensor perubahan gerakan dan beban yang dialami masing-masing motor, jelasnya.

“Teknik sebelumnya  setiap gerak robot harus dibuat programnya. Kaki robot bergerak ke sini dibuat programnya, bergerak ke sana dibuat programnya, sehingga geraknya menjadi terbatas,” katanya.

Komunikasi antara kedua robot (master dan slave) menggunakan wifi dengan jarak antara keduanya optimal sekitar 20 meter, dan jika dengan VSAT (Very Small Aperture Terminal) atau satelit bisa sampai 500 meter, ujarnya.

Pada penelitiannya itu, Abdul Muis, mencari metode terbaik yang bisa melengkapi robot sehingga bisa bergerak secara tak terbatas, baik dengan kaki, roda, termasuk teknik multi DOF dan mekanisme pengendalian multi fungsi hingga gerakan dengan teknik tele-operasi.

Pengembangan ke depan, tambahnya, akan diintegrasikan dengan sistem otomatis sehingga pengendalian robot dapat berpindah dari dikendalikan operator ke mode pengendalian otomatis.

Ia baru saja mempresentasikan hasil risetnya berjudul “Utilizing Haptics Tele-operation to Enhance Mobility of SAR Robot” di hadapan komite seleksi Indonesia Toray Science Foundation (ITSF) yang telah memberinya hibah riset pada 2010. (dew)

You May Also Like

More From Author