BRIN dan EOS NTU Perkuat Kolaborasi Riset Geologi di Wilayah Rawan Bencana

TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Kebumian dan Maritim (ORKM) resmi memperpanjang kolaborasi ilmiahnya dengan Earth Observatory of Singapore (EOS), Nanyang Technological University (NTU).

Nota Kesepahaman (MoU) terbaru ini memperkuat sinergi dua lembaga yang telah berjalan selama lebih dari 17 tahun, khususnya di bidang riset geologi dan pemantauan bencana alam.

Penandatanganan dilakukan secara desk to desk oleh Direktur EOS NTU, Benjamin P. Horton, di Singapura pada Maret 2025, dan oleh Kepala ORKM BRIN, Ocky Karna Radjasa, di Gedung 124 Kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Serpong, Rabu (30/04/2025).

Kerja sama ini sebelumnya dijalin antara EOS dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan kini diteruskan oleh ORKM BRIN, mencakup riset bersama serta dukungan peralatan pemantauan geologi di wilayah rawan bencana Indonesia.

Dalam kesempatan diskusi bersama tim ORKM BRIN, Leong Choong Yew, Direktur Centre for Geohazard Observations (CGO) EOS, menyampaikan kesiapannya untuk mendukung kegiatan riset melalui pembiayaan, pemeliharaan, serta operasional stasiun pemantauan seperti sistem Global Navigation Satellite System (GNSS) dan pengamatan di zona Seismic Gap atau area yang aktif secara seismik (potensial menimbulkan gempa besar).

“Stasiun-stasiun ini mengumpulkan data tektonik penting yang menjadi dasar penelitian bersama antara BRIN dan EOS. Kami berharap kolaborasi ini dapat menghasilkan pengetahuan yang mendukung kehidupan masyarakat yang lebih aman dan berkelanjutan,” ujar Leong.

Kepala ORKM BRIN, Ocky Karna Radjasa, menekankan pentingnya keberlanjutan dan perluasan kerja sama.

“EOS telah memberikan kontribusi signifikan, khususnya dalam penyediaan alat monitoring bencana secara real-time. Dengan MoU baru untuk lima tahun ke depan, saya berharap kolaborasi ini juga mencakup Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, tidak hanya terbatas pada Pusat Riset Kebencanaan Geologi,” ujarnya.

Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) BRIN, Adrin Tohari, menambahkan bahwa kolaborasi ini telah berkontribusi pada pemantauan deformasi kerak bumi di pulau-pulau kecil barat Sumatera, dan ke depan akan diperluas pada pemantauan gunung api, potensi tsunami, serta gerakan tanah aktif dengan teknologi GPS berbiaya rendah.

Adrin berharap dalam waktu dekat dapat menandatangani Research Collaboration Agreement khususnya dengan CGO EOS. Hal ini penting sebagai dasar hukum untuk memperluas objek riset yang akan kami lakukan di tahun-tahun mendatang.

“Dengan adanya Nota Kesepahaman ini, diharapkan terbentuk kerangka kerja yang kokoh untuk kolaborasi riset ilmiah jangka panjang, terutama dalam memahami dinamika kerak bumi, mitigasi risiko bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung api, serta dinamika atmosfer di kawasan Indonesia dan sekitarnya,” pungkas Adrin.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author