TMC Bukan Untuk Meniadakan Hujan

JAKARTA — Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sudah diterapkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Namun mengapa masih saja hujan deras dan banjir?

Ternyata teknologi itu sendiri bukan untuk meniadakan hujan. Karena ini akan berdampak pada musim lainnya. “Kegiatan TMC ini untuk mengurangi intensitas curah hujan yang jatuh di DKI Jakarta, bukan meniadakan hujan. Hujan akan tetap jatuh di DKI Jakarta namun intensitas dan durasinya berkurang,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan BPPT, Heru Widodo, dalam diskusi Tinjauan Banjir Jakarta 2014. di Gedung BPPT, Senin (20/1).

Ia mengakui hasil TMC selama enam hari ini juga belum 100 persen ‘mengusir’ hujan ke laut seperti yang diharapkan. “TMC setelah kita lakukan kira-kira sejauh ini baru 22,27 persen. Hasil itu belum optimal, karena awan-awan masih banyak. Kita belum puas,” tandasnya.

Namun bukan karena teknologinya, melainkan akibat kurangnya jumlah pesawat yang dipakai untuk penyemaian NaCI powder.

Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, membenarkan hal tersebut. Sebab, TMC bukanlah satu cara untuk menghentikan hujan yang terjadi beberapa waktu terakhir ini di ibu kota. “Modifikasi bukan obat mujarab, tetapi akan berkurang,” terangnya.

Pesawat yang digunakan pun hanya satu. “Tidak mudah juga meminjam kepada TNI sebab TNI sudah menjadwalkan penggunaan peswat selama setahun,” ungkapnya.

Dalam diskusi itu dijelaskan, TMC adalah bentuk upaya intervensi manusia untuk merekayasa atau memodifikasi cuaca untuk mengkondisikan cuaca agar sesuai dengan apa yang diinginkan. Prosesnya meniru yang terjadi di awan.
Untuk antisipasi banjir Jakarta, ada 2 strategi yaitu mempercepat hujan dan menghambat pertumbuhan awan. Untuk strategi pertama dengan mekanisme proses lompatan dan mekanisme persaingan.

Metode jumpang atau lompatan dilakukan dengan menyemai awan menggunakan NaCl dengan pesawat terbang. Tujuannya untuk mempercepat proses hujan pada awan yang berada di daerah upwind, yang dari radar terpantau bergerak masuk ke arah Daerah Aliran Sungainya DKI.

“Jadi, sebelum awan-awan itu tumbuh semakin besar dan berpotensi menyebabkan hujan di wilayah Jakarta, maka awan tersebut dijatuhkan lebih awal untuk menjadi hujan di daerah perairan Selat Sunda, perairan selatan Ujung Kulon atau di Teluk Jakarta,” papar Heru.

Sementara itu, metode mekanisme persaingan dilakukan dengan cara membakar bahan semai dalam bentuk flare menggunakan wahana penyemaian dari darat yang terpasang di sejumlah lokasi di wilayah Jakarta.

Cara ini untuk mengganggu mekanisme pembentukan awan yang tumbuh di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang berpotensi menjadi hujan. Dengan terganggunya mekanisme pembentukan awan, diharapkan proses pembentukan awan hujan menjadi terhambat sehingga hujan yang turun intensitasnya lebih kecil.

Penerapak TMC di wilayah Jakarta pada 14-19 Januari 2014 telah dilakukan 9 sorti penerbangan dengan menggunakan pesawat Hercules. (tety)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author