Raih Sertifikat Tipe, Pesawat N219 Siap Dipasarkan

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Setelah terbang perdana pada 16 Agustus 2017, Pesawat N219 terus melakukan serangkaian uji terbang untuk menjamin keamanan dan keselamatan penerbangan. Pesawat karya anak bangsa, hasil kerjasama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) ini akhirnya mendapatakan Sertifikasi Tipe/Type Certificate (TC) pada Senin (28/12/2020).

Sertifikat Tipe merupakan sertifikasi kelaikan udara dari desain manufaktur pesawat yang diterbitkan oleh otoritas kelaikudaraan sipil Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan (Kemenhub). N219 telah memenuhi CASR Part 23 (Airworthiness Standards for Aeroplanes in the Normal, Utility, Acrobatic or Commuter Category).

Type Certificate diserahkan secara langsung oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Novie Riyanto kepada Direktur Utama PT DI, Elfien Goentoro di Auditorium Soemitro Djojohadikoesoemo, Gedung BJ Habibie Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN, Jakarta.

Penyerahan sertifikat tipe disaksikan oleh Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro dan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi secara virtual. Pada kesempatan tersebut dilaksanakan pembukaan Aero Summit 2020 dengan tema Streamlining The Synergy in Aaero Industry.

Menristek/Kepala BRIN dalam sambutannya mengungkapkan bahwa keberhasilan pengembangan pesawat N219 merupakan bentuk penerapan triple helix antara pemerintah, peneliti, dan industri. Kerja sama yang terjalin dengan baik ini menjadi modal yang penting dalam pengembangan program-program di masa yang akan datang.

“Saya melihat kerja sama yang sangat baik antara Lapan dengan PT DI, demikian juga dengan Kementerian Perhubungan sebagai pihak yang memberikan Type Certificate. Hal ini sangat menjanjikan untuk pengembangan program-program di masa depan,” ungkapnya.

Menristek juga mengungkapkan momen bersejarah pesawat N250 pertama kali terbang 10 agustus 1995. Dirancang dan didesain 100% dibuat oleh putra putri bangsa, Pesawat N219 menandai kembalinya para engineer dengan karyanya yang konkrit. Diharapkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang saat ini 44,69% akan semakin meningkat.

Menteri Bambang melanjutkan, ekosistem industri penerbangan dan kedirgantaraan di Indonesia harus segera terapkan. Karena itu, dibentuklah Komite Kedirgantaraan Indonesia untuk menggantikan Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik Indonesia (Depanri). Ekosistem industri penerbangan dan kedirgantaraan diharapkan dapat meningkatkan peran semua sumber daya yang ada di Indonesia ke dalam industri penerbangan nasional.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan dukungan penuh terhadap pesawat N219 dengan menjadikan pesawat N219 ini sebagai alat operasional bagi para pemangku kepentingan di Kementerian Perhubungan dalam menghubungkan pulau-pulau yang ada di Indonesia.

“Kementerian Perhubungan bukan saja mendukung pengembangan pesawat N219 namun juga Kementerian Perhubungan berencana membeli pesawat N219 untuk kegiatan di Kementerian Perhubungan. Kami akan mendukung para stakeholder perhubungan yang menghubungkan pulau-pulau di Indonesia untuk menggunakan pesawat N219. Harapannya pesawat N219 ini bisa menjangkau daerah-daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan,” jelas Menhub.

Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengungkapkan pesawat N219 digagas pada 2009 dan diangkat menjadi program nasional. Gagasan tersebut diinisiasi oleh Depanri. Ketua Harian Depanri adalah Menristek dengan Sekretaris Kepala Lapan.

Dukungan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sangat penting mewujudkan N219. Pada 2012, ditetapkan program N219 dilaksanakan oleh Lapan. Tahun 2014 merupakan awal dari program yang dipimpin oleh Lapan dan PT DI yang melaksanakan.

Proses sertifikasi berjalan dan Pesawat N19 terbang perdana pada 16 Agustus 2017. Pesawat ini diberi nama Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2017. Selama proses sertifikasi berjalan, muncul gagasan membentuk ekosistem penerbangan. Pada 2018 diadakan Aero Summit, suatu forum berkumpulnya praktisi dan akademisi pada industri penerbangan. Karena Depanri dibubarkan pada 2015, dibentuklah Komite Kedirgantaraan yang akan mengawal Roadmap Kedirgantaraan 2045.

Direktur Teknologi & Pengembangan PTDI Gita Amperiawan mengutarakan prototipe pesawat pertama (Prototype Design 1) N219 Nurtanio telah menjalani flight cycle sebanyak 250 cycle dan flight hours sebanyak 275 jam. Sedangkan prototipe pesawat kedua (Prototype Design 2) N219 telah menjalani flight cycle sebanyak 143 cycle dan flight hours sebanyak 176 jam.

Secara total pesawat N219 telah menyelesaikan 393 flight cycle dan 451 flight hours dalam proses sertifikasi ini. Pesawat N219 selanjutnya direncanakan masuk ke tahap komersialisasi pada 2021. Pesawat N219 akan menjadi kebanggaan bagi Indonesia karena untuk pertama kalinya Indonesia berhasil menyelesaikan sertifikasi dari pesawat karya anak bangsa.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author