Melalui Program FIAR, BRIN Dukung Inovasi yang Lahir dari Masyarakat

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendukung inovasi-inovasi yang lahir dari masyarakat. Dukungan ini salah satunya diwujudkan dalam Program Fasilitasi Inovasi Akar Rumput (FIAR).

Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah BRIN, Dadan Nugraha mengatakan BRIN sangat mengapresiasi, menghargai, dan mendukung temuan-temuan atau inovasi yang ada di masyarakat.

“Salah satu program BRIN adalah khusus untuk memfasilitasi inovasi yang lahir dari masyarakat, yang kita sebut inovasi akar rumput,” kata Dadan, pada Konferensi Pers “Riset Konversi Energi dan Fasilitasi Inovasi Akar Rumput” di Gedung B.J. Habibie, Jakarta, Jumat (14/7/2023).

Menurutnya, banyak kreativitas temuan-temuan yang tumbuh di tengah masyarakat. Namun misalnya, hanya berhenti pada sebatas pemberian anugerah dari lomba-lomba yang diadakan pemerintah daerah.

“Sebuah temuan perlu pembuktian secara ilmiah. Artinya, pemerintah dalam hal ini BRIN berkewajiban untuk memfasilitasi pengujian tersebut. Kalau temuan yang diklaim terbukti dan benar, pasti pemanfaatannya tidak hanya untuk penemunya, tapi penggunanya,” katanya.

Program FIAR ini, lanjut Dadan, untuk menumbuhkembangkan ekosistem agar inovasi di masyarakat bisa berkembang menjadi sebuah produk, yang memiliki nilai manfaat, bahkan bisa dikomersialisasikan.

Pada dasarnya, jelas dia, terminologi inovasi paling tidak secara umum harus memiliki dua syarat. Pertama, ada nilai kebaruan. “Artinya, sebelumnya (temuan itu) belum pernah ada, atau kalaupun sudah ada, kemudian ditingkatkan lagi kebaruannya,” katanya.

Kedua, produk inovasi ketika dimanfaatkan harus menghasilkan nilai (value), baik nilai terhadap ekonomi, sosial, lingkungan, dan seterusnya.

“Tentu tidak mudah, bagaimana suatu ide menjadi kreasi, temuan, yang kita sebut invensi, sampai ujungnya menjadi inovasi,” kata Dadan.

Karena itulah, program FIAR BRIN terutama untuk tiga hal utama. Pertama, membantu pengujian dalam rangka pembuktian ilmiah. Kedua, jika memang ada kebaruan, BRIN membantu dalam proses kekayaan intelektual. “Jadi kita harapkan masyarakat yang menjadi penemu, dia juga mendapatkan pengakuan, perlindungan terhadap temuannya,” katanya.

Ketiga, jika diperlukan, produk-produk tertentu disertifikasi, sehingga memenuhi kriteria yang ditetapkan regulator. Misal, untuk produk obat diatur oleh BPOM, untuk energi diatur oleh Kementerian ESDM.

“Kemudian yang terakhir tidak tertutup kemungkinan dalam prosesnya butuh penyempurnaan terhadap temuan-temuan masyarakat tadi. Karena itu, kami juga mendukung, memfasilitasi pendampingan dan pengaplikasian teknologi hasil riset dari para periset terkait untuk menyempurnakan temuan masyarakat ini,” tambahnya.

Lebih lanjut dirinya menerangkan program FIAR baru berjalan pada tahun ini. Pihaknya sedang mengidentifikasi potensi-potensi yang ada di masyarakat, baik secara ‘jemput bola’ maupun usulan-usulan langsung dari masyarakat (akar rumput). Setidaknya, sudah ada 80 usulan inovasi yang sedang dalam tahap proses verifikasi.

Terkait dengan pemberitaan penemuan Nikuba (niku banyu) oleh seorang warga Cirebon yang beredar di media massa, Dadan membeberkan pernah bertemu dengan penemu Nikuba pada awal 2022 lalu. Dalam pertemuan tersebut, dirinya menawarkan agar temuan-temuan yang dihasilkan bisa diuji untuk pembuktian secara ilmiah, dan BRIN dapat memfasilitasi.

“Kami sejak awal sudah secara informal menawarkan beliau agar temuannya diuji, dengan (program) fasilitasi dari kami. Sekarang ‘bola’ nya ada di pihak beliau. Jadi belum mengundang formal, karena mungkin beliau belum berkenan waktu itu, jadi belum ada tindak lanjut lagi,” terangnya.

“Tentu kami menghargai sikap dan pilihan beliau. Kami tidak dalam posisi bisa memaksa. Seandainya beliau nanti ingin melakukan proses pengujian, BRIN sangat terbuka untuk bisa memfasilitasi itu,” tandasnya. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author