Tangsel, Technology-Indonesia.com -Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Anhar Riza Antariksawan memastikan temuan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) tentang adanya zat radioaktif di area kosong Komplek Batan Indah, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan (Tangsel) tidak berasal dari kecelakaan atau kebocoran reaktor riset G.A. Siwabessy. Hingga saat ini reaktor yang dioperasikan sejak 1987 tetap beroperasi dengan aman dan selamat.
Menurutnya, di reaktor nuklir, Cs-137 adalah produk fisi yang berada di bahan bakar dan hanya akan terlepas jika ada kejadian yang melibatkan kerusakan bahan bakar. “Jika pelepasan terjadi, pasti akan langsung terdeteksi oleh sistem pemantau radiasi yang ada di gedung reaktor. Kalau ada yang terlepas di udara, maka akan tercatat oleh sistem pemantau radioaktivitas lingkungan yang ada,” kata Anhar dalam siaran pers yang diterima Technology-Indonesia.com pada Senin (172/2020).
Untuk mengetahui besar radioaktivitas di sekitar Kawasan Nuklir Serpong, masyarakat dapat mengakses secara daring di radmon.batan.go.id. Sistem tersebut disiapkan oleh Batan.
“Silahkan dicek apakah ada kenaikan paparan radiasi dan berapa besar paparan selama ini. Pengukuran oleh Bapeten pada saat penemuan adanya paparan di atas ambang di lokasi lahan kosong di perumahan Batan Indah juga menunjukkan bahwa tidak ada paparan di area lain yang dipantau dari Pamulang hingga Stasiun Serpong, semuanya normal,” tambahnya.
Andaikan itu penyebaran dari reaktor, tambah Anhar, sudah pasti tidak terlokalisir seperti yang ditemukan karena akan mengikuti arah angin.
Menindaklanjuti temuan tersebut, Anhar langsung membentuk tim yang terdiri dari sejumlah pekerja radiasi dan petugas proteksi radiasi terlatih untuk melakukan clean up di lokasi ditemukannya zat radioaktif. Tim tersebut juga dibagi dengan kelompok penganalisis radiologi, medik dan unit pengamanan nuklir (UPN)
“Hingga saat ini, bersama Bapeten dan didukung pula oleh Pemkot Tangsel dan Detasemenn KBR (Kimia, Biologi dan Radioaktif) masih berlangsung proses clean up yang dilakukan oleh para pekerja yang berkompeten. Material yang diperkirakan sumber yang memancarkan radiasi paling besar telah diangkat. Saat ini zat tersebut diteliti oleh Bapeten,” tambahnya.
Sementara itu, tim clean up fokus untuk membersihkan dan mengangkat tanah yang terkontaminasi dan membawanya ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) Batan.
Anhar menegaskan, untuk memberikan informasi yang benar dan akurat, dalam melakukan proses clean up, Batan akan melakukan pembaharuan informasi kepada masyarakat luas. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat mengikuti perkembangan proses penanganan terpaparnya radiasi di lingkungan.
Bersama dengan Bapeten, pihaknya menyediakan Tim Humas yang akan mengupdate ke media massa progres setiap harinya di lapangan.
“Dengan kejadian ini saya berharap masyarakat dapat memahami bahwa temuan adanya zat radioaktif oleh Bapeten, saat ini telah ditangani dengan baik oleh pihak yang berkompeten di bidangnya. Kami all out, semuanya akan kami lakukan. Keinginan kami hanya satu, agar saudara-saudara kami warga perum Batan Indah dan warga sekitar kembali merasa aman dan nyaman secepatnya,” pungkas Anhar.