BRIN Gencarkan Aksi Penyelamatan dan Pemanfaatan Berkelanjutan Keanekaragaman Hayati Indonesia

Cibinong, Technology-Indonesia.com – Perubahan iklim dan degradasi lahan menjadi salah satu penyebab semakin hilangnya keanekaragaman hayati (kehati). Berdasarkan data Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services tahun 2018, ancaman terhadap keanekaragaman hayati di tingkat global mencapai rata-rata 25%.

Kondisi ini mengindikasikan sekitar 1 juta spesies menghadapi kepunahan dalam beberapa dekade. Bahkan 47% ekosistem alami telah mengalami penurunan. Hal ini merupakan sebuah krisis global yang segera perlu upaya penyelamatan dan aksi konservasi kehati.

Upaya penyelamatan keanekaragaman hayati (kehati) Indonesia telah menjadi program prioritas riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Presiden secara khusus telah mengeluarkan instruksi untuk pengarusutamaan kehati. Instruksi tersebut juga menjabarkan peran dari berbagai pemangku kepentingan terkait dengan perlindungan, penyelamatan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk pembangunan berkelanjutan.

Sejalan dengan itu, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menegaskan bahwa Hari Biodiversitas Internasional merupakan momentum penting memperingati keanekaragaman hayati di seluruh dunia, khususnya di Indonesia. Hal ini mengingat keanekaragaman hayati adalah kekayaan yang tak ternilai harganya bagi bumi, antara lain manfaat penting bagi ekologi, ekonomi, dan sosial kultural.

Menurut Handoko, kini keanekaragaman hayati menghadapi ancaman serius seperti perubahan iklim, polusi, kehilangan habitat, dan eksploitasi sumber daya alam adalah beberapa faktor utama yang mengancam keberlanjutan kehati.

“Karena itu, perlu adanya upaya kolektif untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati,” terang Handoko dalam acara Biodiversity Week bertema ‘From Agreement to Action: Build Back Biodiversity‘ yang digelar secara hybrid pada Senin (22/5/2023) dari Green House Biodiversitas, Kawasan Sains Teknologi Soekarno BRIN, Cibinong. Kegiatan tersebut digelar dalam rangka peringatan Hari Biodiversitas Internasional 2023.

Dirinya mengungkapkan, BRIN terus berkomitmen untuk mengadopsi praktik berkelanjutan, mempromosikan konservasi, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kehati melalui riset-riset terkait yang dilakukan para periset BRIN maupun forum-forum diskusi ilmiah seperti ‘Biodiversity Week‘ yang dihelat dengan melibatkan berbagai pihak terkait.

Implementasi dari komitmen Indonesia terhadap kesepakatan pengelolaan kehati global dalam kerangka Kunming Montreal Global Biodiversity Framework (GBF) bukan tanpa kendala dan tantangan. Kapasitas kelembagaan, aspek regulasi, implementasi program di tingkat tapak, koordinasi antar stakeholder dan berbagai isu lainnya menjadi tantangan dalam implementasi kesepakatan GBF di Indonesia.

Hal yang perlu diingat, upaya penyelamatan keanekaragaman hayati akan melampaui beberapa dekade penting dan melintasi berbagai generasi pada berbagai lapisan masyarakat. Karena itu, semangat untuk terus membangkitkan kesadaran, membangun visi misi dan menciptakan komitmen yang konsisten bagi masyarakat Indonesia sangatlah penting.

Hal ini termasuk penyebaran dan pertukaran informasi terkini tentang aksi-aksi penyelamatan keanekaragaman hayati yang telah dilakukan baik di tingkat nasional maupun lokal. Hal itu dilakukan sebagai wujud implementasi komitmen kepada masyarakat internasional.

Tak hanya itu, peran teknologi juga sangat diperlukan untuk memaksimalkan upaya pemanfaatan sumber daya kehati yang berkelanjutan. Penguasaan teknologi kunci, mulai dari data genetik seperti genom dan protein serta teknologi bioproduk berbasis data harus bisa dikuasai. Hal ini nantinya diharapkan mampu menjadi pioneer dalam menghasilkan produk-produk inovasi berbasis sumber daya hayati Indonesia yang dimanfaatkan oleh nasional bahkan global.

Di sisi lain, Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN, Agus Haryono menyampaikan, “Kedeputian Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi memiliki berbagai program pendanaan riset dan inovasi bekerjasama dengan LPDP.”

Terdapat tiga program yang diluncurkan yaitu, Program Penghargaan kepada penggerak Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM), Program Fasilitasi Pengujian Produk Inovasi Kesehatan dan Pangan, serta Program Pendanaan Riset dalam 5 skema terdiri dari RIIM-Kompetisi, RIIM-Invitasi, RIIM-Ekspedisi, RIIM-PPBR (RIIM-Startup), dan RIIM Kolaborasi Internasional.

“Bersamaan dengan Hari Biodiversitas Internasional, kami akan membuka Call for Proposal untuk RIIM-Ekspedisi sebagai aksi nyata pemanfaatan dan perlindungan biodiversitas Indonesia. Seluruh informasinya akan disampaikan melalui website kami di laman pendanaan-risnov.brin.go.id,” sambung Agus.

Untuk memeriahkan Biodiversity Week, selama sepekan BRIN akan menggelar berbagai event menarik. Diantaranya Peluncuran dan Sosialisasi Program Pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Ekspedisi, penanaman pohon langka di kawasan Kebun Raya Cibinong, penandatangan perjanjian kerja sama dengan mitra industri dan universitas, talkshow/gelar wicara yang dihadiri oleh para pakar, serta kegiatan tambahan lainnya berupa seminar terkait kehati.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author