Serat Alam Rawramie, Bahan Baku Alternatif Industri Tekstil

TechnologyIndonesia.id – Tanaman Rami (Boehmeria nivea) atau dalam Bahasa Sunda disebut “Haramai” sudah dikenal sejak jaman penjajahan Belanda sebagai bahan baku pada industri tekstil. Rami merupakan tanaman penghasil serat alam yang dapat digunakan sebagai bahan baku alternatif selain kapas.

Potensi ini mendorong PT Haramai Jaya Nusantara (Rajantara) mengembangkan Rawramie dari tanaman rami sebagai alternatif bahan baku pada industri tekstil yang ramah lingkungan. Produk ini merupakan hasil kolaborasi Rajantara dengan tim peneliti dari Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Produk dan proses pembuatan Rawramie ini dipamerkan dalam Indonesia Research and Innovation Expo (INARI Expo 2025) di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada 28-30 Oktober 2025.

Chief Executive Officer (CEO) PT Haramai Jaya Nusantara, Abdul Rohmat mengungkapkan bahwa sebanyak 99 persen bahan baku tekstil di Indonesia yaitu kapas merupakan produk impor dari manca negara. Hal itu mendorong berbagai penelitian untuk mencari serat alam lokal sebagai bahan baku alternatif. 

“Dibandingkan serat alam lain, rami memiliki keunggulan tersendiri. Serat rami menjadi serat alam terkuat di dunia, daya serap tinggi, antibakteri dan antijamur, tahan cuaca serta lebih mengkilap,” terang Rohmat saat ditemui di INARI Expo 2025 pada Kamis (30/10/2025). 

Sebagai serat alam dengan kekuatan mekanik terkuat di dunia, rami menjadi salah satu bahan baku pada pembuatan tekstil fungsional khusus seperti produk panel antibalistik, rompi antipeluru, pakaian tahan api, sepatu anti air, dan lain sebagainya.

Rohmat mengungkapkan, produk Rawramie dengan formulasi dan perlakuan khusus dapat mencapai kekuatan tarik hingga 1.400 MPa. “Melalui teknologi yang dikembangkan, ada formulasi khusus yang bisa meningkatkan kekuatan tariknya hingga 19 kali lipat atau setara dengan baja, dan ini sudah diteliti oleh tim di Unpad” tuturnya.

Menurut Rohmat, serat Rawramie diproduksi menggunakan teknologi ramah lingkungan dengan teknik bio-degumming dan pendekatan konsep zero waste

Serat rami memiliki karakter kasar dengan kandungan getah yang tinggi. Bio-degumming merupakan teknik penghilangan getah menggunakan mikroba hingga menghasilkan produk serat rami halus siap pintal yang berkualitas.

“Melalui metode bio-degumming dan segala macam prosesnya, produk Rawramie menjadi serat alam yang berkualitas tinggi dengan potensi aplikasi luas di sektor fashion dan kriya,” tuturnya.

Saat ini, permasalahan yang dihadapinya terkait tanaman rami yang belum banyak dibudidayakan. Padahal Indonesia memiliki iklim dan curah hujan yang cocok untuk budidaya tanaman rami. 

“Kita banyak melakukan inisiasi dengan kementarian atau lembaga terkait agar mereka bisa membantu budidaya tanaman rami dalam skala luas sehingga Indonesia bisa mandiri sandang,” terang Rohmat.

Produk Rawramie secara resmi masuk dalam daftar 116 Karya Inovasi Indonesia Paling Prospektif Tahun 2024 yang digelar oleh Business Innovation Center (BIC). Rawramie juga pernah meraih Juara Ketiga Lomba Wirausaha Muda Pemula (WMP) Tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar) pada 2022.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author