TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng State Atomic Energy Corporation Rosatom (ROSATOM) Rusia dalam pengembangan teknologi produksi radioisotop dan radiofarmaka.
Kepala Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka dan Biodosimeteri (PRTRRB) BRIN berharap kerja sama dengan ROSATOM bisa mempercepat laju pengembangan teknologi dalam produksi radioisotop, yang menjadi concern kita, baik berbasis reaktor maupun akselerator.
Tita menyampaikan hal tersebut pada The 2nd Meeting of the Joint Working Group (JWG) on Non Power Applications of Nuclear Technology, di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J. Habibie, Serpong, Rabu (9/10/2024).
Dengan demikian, kata Tita, teknologi yang sudah ada di BRIN saat ini bisa diperkaya dan ditingkatkan dengan kolaborasi bersama ROSATOM.
Senada dengan Tita, Peneliti Ahli Utama PRTRRB BRIN Rohadi Awaludin menuturkan, saat ini, BRIN memiliki fokus pula pada pemanfaatan nuklir untuk non-energi, seperti di bidang kesehatan, pertanian, dan pangan.
“BRIN memiliki program besar dalam pemanfaatan teknologi nuklir di bidang kesehatan, khususnya untuk produksi radioisotop dan radiofarmaka, yaitu untuk diagnosis dan terapi, lebih khusus lagi untuk diagnosis dan terapi kanker,” tutur Rohadi.
Rohadi menyebut perlunya diskusi lebih lanjut dengan ROSATOM Rusia mengenai bentuk kerja sama lebih konkret di bidang pemanfaatan nuklir untuk non-energi.
“Kita telah bertukar informasi dan berbicara terkait bentuk kerja samanya. Tentunya perlu dimatangkan lebih konkret lagi, sehingga, setelah pertemuan ini diharapkan akan ada pematangan lebih lanjut untuk kerja sama ke depan,” ujarnya.
Head of ROSATOM Regional Office in Indonesia, Anna Belokoneva menjelaskan tentang teknologi nuklir yang saat ini dimiliki oleh Rusia. Di antaranya di bidang pertanian dan kedokteran.
Dia menyampaikan beberapa topik yang bisa didiskusikan untuk kerja sama lebih lanjut dan terperinci.
“Kami telah memaparkan teknologi nuklir kami untuk pertanian dan kedokteran, dalam teknologi aditif, dekomisioning, dan pengelolaan limbah untuk reaktor riset,” papar Anna.
“Selama hampir 80 tahun Rusia berkiprah di bidang industri nuklir, sangat menyenangkan bisa berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan negara lain terkait pemanfaatan tenaga nuklir, khususnya untuk kesehatan, kedokteran nuklir, teknologi radiasi, teknologi aditif, serta di banyak bidang lainnya. Kami senang berbagi pengalaman yang kami yakini bisa berkontribusi pada kualitas hidup lebih baik,” imbuh Anna.
Division Deputy Head-Director for International Business of the ROSATOM, Boris Arseev meyakini teknologi dan solusi yang ditawarkan ROSATOM bisa berkontribusi signifikan bagi Indonesia. Dia berharap bisa bekerja sama dengan Indonesia dalam hal pemanfaatan teknologi nuklir.
“Saat ini, ROSATOM fokus pada pengembangan peralatan medis berteknologi tinggi, serta penciptaan klaster medis lengkap yang menyediakan layanan bagi masyarakat. Kami percaya semua teknologi dan solusi yang kami tawarkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi masa depan lebih baik. Kami siap bekerja sama dengan mitra Indonesia dan berbagi pengalaman dalam teknologi ini,” ucapnya.
Sementara Direktur Kemitraan Riset dan Inovasi BRIN, Asep Riswoko mengatakan, Working Group on Non Power Applications ini merupakan salah satu working group yang menjadi bagian dari Joint Indonesian-Russian Coordinating Committee on Cooperation (JCC) in Nuclear Sphere, selain Working group on Nuclear Power Applications dan Working Group on Human Resources Development.
Pelaksanaan JWG dan JCC ini sesuai dengan Perjanjian antar Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Rusia mengenai kerja sama pemanfaatan nuklir untuk tujuan damai yang telah ditandatangani sejak 1 Desember 2006.
“Mengacu pada agreement tersebut, di artikel 3 dan 7, perlu adanya kerja sama dalam konteks pelaksanaan joint researchers, exchange expert, serta joint working group, yang memang perlu kita tindaklanjuti sebagai kesepakatan bersama,” katanya.
“Setelah menyelesaikan kegiatan hari ini, besok akan kita lanjutkan dengan kegiatan ‘The 3rd Meeting of the Joint Indonesian-Russian Coordinating Committee on Cooperation in Nuclear Sphere (JCC-3)’, di Auditorium Gedung Manajemen KST B.J Habibie,” pungkasnya. (Sumber brin.go.id)