TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) menjalin kerja sama strategis dengan Korea Atomic Energy Research Institute (KAERI) dan The Regional Cooperative Agreement, Regional Office (RCARO).
Fokus utama kerja sama ini adalah pengembangan teknologi radioisotop dan radiofarmaka berbasis akselerator, salah satu kunci penting dalam kemajuan kedokteran nuklir dan industri farmasi modern.
Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) BRIN, Syaiful Bakhri menegaskan kolaborasi yang terjalin antara BRIN dan KAERI dapat memperkuat kerja sama riset kedua negara, khususnya di bidang aplikasi radioisotop dan radiofarmaka.
“Melalui kunjungan ini, kita berharap kolaborasi dengan RCARO dan institusi di bawahnya, termasuk KAERI, dapat memperkuat program ketenaganukliran di Indonesia, khususnya di bidang aplikasi radioisotop dan radiofarmaka berbasis akselerator,” ujar Syaiful saat menyambut delegasi KAERI dan RCARO di KST. BJ. Habibie Serpong pada Senin (21/4/2025).
Kunjungan ini merupakan bagian dari tindak lanjut kerja sama BRIN di tingkat regional, di mana Korea Selatan berperan sebagai lead country untuk kawasan Asia Pasifik. Dalam hal ini, RCARO yang berada di bawah naungan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), menjadi jembatan antara berbagai institusi nuklir di Korea, seperti KAERI, Korea Institute of Radiological & Medical Sciences (KIRAMS), dan sejumlah universitas terkait.
Lebih lanjut, Syaiful menekankan bahwa program akselerator dan radioisotop menjadi fokus utama dalam kerja sama ini yang selaras dengan program nasional dalam pengembangan siklotron untuk produksi radiofarmaka.
“Program ini juga mendukung agenda Kementerian Kesehatan yang tengah membangun ekosistem kedokteran nuklir dan industri radiofarmaka dalam negeri. BRIN sendiri telah mengembangkan berbagai siklotron seperti DC-13, Scarla 30 MeV, dan CS-30,” imbuhnya.
Syaiful berharap kerja sama ini dapat mengembangkan kapasitas sumber daya manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta penyiapan teknologi termasuk teknologi siklotron yang memiliki manfaat besar dalam produksi radioisotop dan radiofarmaka.
“Infrastruktur yang tersedia ke depannya diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sarana pelatihan untuk mendukung pengembangan kapasitas SDM iptek, atau jika ada pihak industri yang ingin belajar mengenai pengoperasian siklotron, pengembangan siklotron, nanti fasilitas-fasilitas kita harapannya juga sudah siap dengan itu,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Jeong Hoon Park dari KAERI, menegaskan komitmen Korea Selatan dalam mendukung pengembangan siklotron dan produksi radioisotop di Indonesia. Ia berharap kolaborasi ini dapat memperkuat kerja sama teknis dan penelitian bersama di bidang produksi radioisotop.
Park mengungkapkan, KAERI memiliki siklotron RFT-30 yang dikembangkan menggunakan teknologi Korea, yang saat ini dioperasikan secara stabil dan efektif di KAERI cabang Jeongup dengan energi 30 MeV, dan KAERI ingin memperluas jangkauannya ke tingkat internasional.
“Siklotron RFT-30 telah digunakan secara luas oleh peneliti di Korea, dan KAERI ingin berbagi pengalaman dalam pengoperasian dan perawatannya,” tuturnya.
Ke depan, BRIN dan KAERI berharap kerja sama ini dapat diperluas ke bidang lainnya, seperti produksi radioisotop dan mengembangkan teknologi aplikasi kedokteran, industri, dan riset ilmiah yang berkaitan dengan teknologi akselerator. (Sumber: brin.go.id)
BRIN Gandeng KAERI Kembangkan Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka Berbasis Akselerator
