Jakarta, Technology-Indonesia.com – Fakultas Biologi Univesitas Gadjah Mada (UGM) membagikan pengalamannya dalam melakukan pengelolaan sampah, khususnya sampah organik dihadapan puluhan masyarakat di Yogyakarta dan Jawa Tengah melalui kegiatan Tour Pengelolaan Sampah Organik pada Jumat (18/8/2023) di kampus setempat.
Kegiatan Tour Pengelolaan Sampah Organik diikuti tidak kurang dari 30 orang dari berbagai wilayah di Yogyakarta dan Jawa Tengah yang tergabung dalam grup Sambatan Jogja (SONJO). Kegiatan ini diikuti warga masyarakat di sekitar kampus UGM.
Tour Pengelolaan Sampah Organik juga diikuti perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman, Sanggar Pawuhan, Komunitas Momong Bumi, PPM Aswaja Nusantara, FBS Yogya, Grup Pengelola Sampah Margodadi Dilangharjo, Dinas Pasar Kota Yogyakarta, TKI DIY, Ponpes Barokah Kalimasada Sardonoharjo, Pusat Pastoral Mahasiswa DIY, RS Sardjito, Paguyuban Bank Sampah DIY, RS Beteshda, BSMM Pogung Kidul, dan lainnya.
Dalam kesempatan tersebut peserta Tour Pengelolaan Sampah Organik diajak berkeliling kampus Biologi UGM untuk melihat berbagai proses pengelolaan sampah yang telah dilakukan sejak tahun 2017.
Fakultas Biologi telah menerapkan teknologi sederhana dalam mengelola sampah organik seperti vermicomposting menggunakan cacing dan BSF, pupuk cair organik (poc), eco enzim, pengomposan, serta pemakaian biofertilizer dari urine ternak.
Dekan Fakultas biologi UGM, Prof. Budi S. Daryono mengatakan bahwa Fakultas Biologi ditugaskan Rektor UGM untuk mengelola sampah organik di lingkungan UGM serta membantu menyelesaikan masalah sampah di Yogyakarta.
Hingga saat ini pihaknya telah melaksanakan pelatihan pengolahan sampah organik yang diikuti oleh lebih dari 25 Rumah Sakit, 17 Pondok Pesantren dan 30 Komunitas Pengelola sampah di Yogyakarta.
“Melalui pelatihan tersebut diharapkan permasalahan sampah khususnya sampah organik dapat diselesaikan bersama dengan memanfaatkan beberapa metode dan teknologi pengolahan sampah organik yang ditemukan oleh Fakultas Biologi UGM,” tuturnya usai membuka kegiatan pada Jum’at (18/8/2023).
Budi mengungkapkan Fakultas Biologi UGM berhasil menemukan Probiotik BIO-2023 untuk mempercepat proses fermentasi dan pengolahan sampah organik menjadi media tanam, kompos, dan pupuk organik cair.
Salah satu mahasiswa S1 Program IUP Fakultas Biologi UGM yaitu Rania Naura juga telah menemukan formulasi pembuatan Eco Lindi yang telah dimanfaatkan untuk menghilangkan bau pada sampah oleh Pemkab Sidoarjo sejak tahun 2021 sampai sekarang. Saat ini Eco Lindi juga telah dimanfaatkan oleh Pemkab Sleman.
Dosen Fakultas Biologi UGM, Soenarwan Heri Poerwanto, S.Si., M.Kes., memapakan salah satu cara pengolahan sampah organik menjadi pupu dengan penambahan biofertilizer. Dengan penambahan biofertilizer ini mampu mempercepat proses degradasi sampah berjalan lebih singkat dibanding dengan cara konvensional.
Apabila dengan cara biasa degradasi memakan waktu sekitar dua minggu atau lebih, tetapi dengan metode penambahan biofertilizer proses degradasi sampah dapat berlangsung dalam waktu satu minggu saja.
Salah satu peserta tour, Lia (46) asal Magelang mengatakan sejak tiga tahun terakhir ia mulai melakukan pengelolaan sampah secara mandiri di rumah dengan melakukan pemilahan sampah anorganik dan organik.
Dalam mengolah sampah organik, ia menggunakan metode ember tumpuk dengan penambahan eco enzim. Dengan keikutsertaannya pada kegiatan ini ia berharap bisa mendapat tambahan wawasan terkait upaya pengolahan sampah yang nantinya bisa diterapkannya di rumah dan masyarakat sekitar.
Hal senada turut disampaikan Berna (53) warga Rt 12 Pogung Baru, Sleman. Ia mengaku tertarik untuk mengimplementasikan pengolahan sampah dengan penambahan biofertilizer.
“Saya takjub mendengar penjelasan tentang metode pengolahan sampah menggunakan penambahan biofetilizer yang bisa hanya 1 minggu mendegradasi sampah. Kedepan sangat tertarik memakai metode ini,” ucapnya. (Foto Humas UGM/Ika)