Bandung, Technology-Indonesia.com – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meresmikan Industri-Katalis Pendidikan (Catalyst Teaching Industry). Peresmian ini diselenggarakan di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalis, Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, ITB (TRK ITB) pada Kamis (11/10/2018).
Menristekdikti mengatakan Kemenristekdikti mendorong penuh program penguatan inovasi di perguruan tinggi melalui program Teaching Industry. Kerjasama antara perguruan tinggi dengan dunia industri sangat penting bagi hilirisasi dan komersialisasi hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi ke dunia industri.
“Ini merupakan langkah awal dari hilirisasi dan komersialisasi penelitian,” tutur Menristekdikti.
Terkait Industri-Katalis Pendidikan yang baru diresmikan di ITB, Menristekdikti menjelaskan bahwa hal ini merupakan langkah penting untuk mewujudkan kemandirian energi Indonesia. Program tersebut merupakan inovasi katalis untuk memproduksi bensin dan bahan kimia dari minyak kelapa sawit.
“Industri katalis ini akan kita dorong untuk menuju kemandirian energi. Dari sisi ekonomi, katalis ini dapat menghemat energi. Kalau bisa diselesaikan di Indonesia, punya palm oil besar, minyak sawit maupun inti sawit bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar. Ini akan mendorong Indonesia memproduksi ini, sehingga tidak perlu impor untuk BBM,” jelas Menristekdikti.
Rektor ITB Kadarsyah dalam sambutannya mengatakan Industri-Katalis Pendidikan digunakan sebagai unit untuk mengimplementasikan teori-teori sintesis katalis, karakterisasi katalis serta evaluasi unjuk kerja reaktor dan unjuk kerja katalis. ITB senantiasa mendorong agar hasil penelitian bisa dihilirisasi dan dikomersialisasi.
Industri-Katalis Pendidikan ITB terdiri dari tiga seksi, yaitu unit produksi katalis, unit karakterisasi katalis, dan unit evaluasi unjuk kerja katalis. Unit produksi katalis mempunyai peran krusial dalam menjembatani penelitian skala lab, skala pilot dan skala komersial, dan unit evaluasi unjuk kerja katalis.
Unit karakterisasi katalis terdiri dari berbagai alat untuk mengevaluasi sifat fisika dan kimia katalis, seperti mengukur sifat-sifat permukaan katalis, sifat-sifat adsorpsivitas, sifat oksidasi-reduksi katalis, dan lain-lain. Unit ini berperan untuk evaluasi dan pengendalian kualitas katalis. Sementara, unit evaluasi unjuk kerja katalis terdiri dari beberapa reaktor tubular unggun tetap bertekanan tinggi dan reaktor partaian.
Program pembangunan dan penegakan Industri-Katalis Pendidikan ITB ini telah didahului oleh serangkaian penelitian eksploratif dalam merancang dan mensintesis katalis, bekerja sama dengan berbagai industri proses nasional, sejak 25 tahun lalu. Bersama PT. Pupuk Iskandar Muda, TRK ITB melakukan kerjasama membangun adsorben untuk membersihkan gas alam dengan menyerap gas pengotor H2S. Adsorben yang diberi nama PIMIT-B1 ini diproduksi secara komersial dan telah digunakan di berbagai industri pemrosesan gas.
Bersama PT. Pertamina (Persero), TRK ITB telah bekerja sama merancang dan mensitesis katalis pengolahan hidro nafta dan diesel berbasis logam Ni dan Mo. Beberapa hasil penelitian dalam sintesis katalis ini berpotensi untuk dikomersialisasikan. TRK ITB didanai oleh BPDP KS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit), melakukan inovasi katalis untuk memproduksi bensin dan bahan kimia dari minyak kelapa sawit. Kini, hampir seluruh penelitian yang dilaksanakan di TRK ITB berorientasi pada komersialisasi hasil penelitian.
Pada kesempatan ini, Menristekdikti juga menyerahkan secara simbolik 17 ton katalis yang diproduksi TRK ITB bekerjasama dengan PT. Pertamina (Persero), untuk digunakan di kilang RU-IV Cilacap PT. Pertamina. Katalis hasil pengembangan TRK ITB bersama PT. Pertamina ini diberi nama PK 230 TD, yang digunakan untuk membersihkan fraksi diesel dari pengotor senyawa sulfur dan nitrogen. Katalis merah-putih ini satu-satunya katalis yang disintesis dengan teknologi nasional dan digunakan di unit proses komersial seperti di unit pengilangan minyak bumi.
Turut hadir dalam acara tersebut, Senior Vice President Research & Technology Center (RTC) Pertamina Herutama Trikoranto, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Intan Ahmad, Dirjen Penguatan Inovasi Jumain Appe, Staf Ahli Bidang Akademik Kemenristekdikti Paulina Pannen, Staf Ahli Bidang Infrastruktur Kemenristekdikti Hari Purwanto, Anggota DPR, Wakil Gubernur Jawa Barat, perwakilan dari Pertamina, para peneliti, serta tamu lainnya.