LIPI Kembangkan Insinerator Plasma Generasi Terbaru

Tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil mengembangkan insinerator generasi terbaru yang dilengkapi unit plasma. Insinerator ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan sampah dengan cepat melalui pembakaran yang tidak menghasilkan asap yang mencemari lingkungan.

Peneliti Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengembangan Instrumentasi (BPI) LIPI, Anto Tri Sugiarto, mengungkapkan sampah yang kurang terkelola dengan baik menjadi persoalan klasik yang terkadang sulit dalam penyelesaian pengolahannya. Indonesia memerlukan terobosan cara pengelolaan sampah yang baik dan tepat.

“Berbagai cara pengelolaan sampah telah dilakukan, mulai dari pemilahan, distribusi, composting, recycling hingga pengolahan terpadu menjadi energi. Namun, permasalahan sampah tetap menjadi permasalahan serius,” kata Anto Diskusi Publik bertajuk “LIPI Kembangkan Teknologi Bersih Pengolah Sampah dengan Insinerator Plasma” di Jakarta, Jumat (20/11).

Salah satu solusi pengolahan sampah yang dikembangkan LIPI adalah insinerator, teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. “Insinerator sampah mengubah sampah menjadi abu, gas sisa pembakaran (fuel gas), partikulat dan panas. Gas yang dihasilkan harus dibersihkan dari polutan sebelum dilepas ke lingkungan. Panas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan sebagai energi,” jelas Anto.

Saat ini LIPI berhasil mengembangkan insinerator generasi terbaru yang lebih bersih dan tidak mencemari lingkungan. Insinerator yang selama ini ada kurang mendapat perhatian, karena gas buang hasil pembakaran dari insinerator mengandung gas polutan berbahaya bagi kesehatan.

Insinerator generasi baru LIPI dilengkapi unit plasma untuk mengolah gas buangnya. Unit plasma merupakan alat yang menggunakan metode plasma non-thermal yang menguraikan gas buang beracun menjadi tidak beracun.

“Metode plasma sendiri adalah teknologi yang menggunakan proses tumbukan elektron yang dapat mengionisasi dan menguraikan gas beracun seperti NOx. SOx, dioxin dan furan menjadi gas yang aman dan dapat dilepas ke lingkungan,” lanjutnya.

Selain mengolah sampah dengan cepat dalam jumlah banyak, insinerator plasma dapat dibuat dalam skala kecil dan besar. Insinerator skala kecil dapat ditempatkan pada depo sampah kelurahan dan kecamatan. Insinerator skala besar dapat ditempatkan di tempat pembuangan sementara terpadu (TPST) atau tempat pembuangan akhir (TPA).

Anto berharap, insinerator plasma ini menjadi solusi teknologi untuk melengkapi pengolahan akhir dari sampah. “Hasil penelitian dan pengembangan LIPI tersebut dapat terus dikembangkan dan dimanfaatkan guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” pungkasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author