Stasiun Bumi Biak Dukung Misi Peluncuran Satelit Geostasioner

TechnologyIndonesia.id – Pulau Biak memiliki posisi yang strategis karena berada paling dekat dengan garis khatulistiwa atau ekuator dan berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik. Karena itu, Biak menjadi lokasi eksklusif untuk mendukung misi peluncuran satelit berorbit geostasioner juga pemantauan satelit.

Saat ini Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah memiliki stasiun bumi di Biak yang termasuk dalam Kawasan Stasiun Lapangan (KSL) Stasiun Bumi BRIN – Biak. 

KSL ini merupakan unit Pelaksana Teknis untuk melaksanakan penerimaan data (misi dan telemetri) dan pengendali satelit, observasi antariksa dan atmosfer, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Pengelolaan Laboratorium, Fasilitas Riset dan Kawasan Sains dan Teknologi (DPLFRKST).

Guna mendukung kegiatan penerimaan data (misi dan telemetry) tersebut, KSL Stasiun Bumi Biak memiliki fasilitas antena yang terdiri dari Antena Viasat diameter 11 meter; Antena Safran diameter 7,3 meter; Antena Orbital diameter 3 meter; Antena Stasiun Bumi TTC Biak 1 diameter 10 meter; dan Antena Stasiun Bumi TTC Biak 2 diameter 11 meter.

Koordinator KSL Stasiun Bumi Biak, Luqman Ashary mengatakan posisi Biak juga dianggap sangat eksklusif oleh ISRO (India) karena pada saat peluncuran satelit orbit geostasioner, proses separasi satelit dari roket hanya dapat terlihat dari stasiun bumi Biak. 

“Proses separasi sendiri dianggap fase paling kritis oleh ISRO karena akan ada masa dimana pada beberapa orbit tertentu tidak ada stasiun bumi milik ISRO yang dapat mengamati satelit milik mereka. Yang pertama kali dapat memonitor kembali setelah kondisi tersebut adalah stasiun bumi yang berada di Biak,” tuturnya.

Selain fasilitas yang sudah mumpuni, BRIN juga telah melibatkan para engineer secara langsung dalam melaksanakan operasi regular, test and evaluation, maintenance secara berkala dan maintenance komponen level guna meningkatkan kemampuan dari para engineer yang ada di KSL.

Dengan kemampuan engineer yang kuat, Luqman berharap BRIN dapat meningkatkan kualitas litbangyasa teknologi Stasiun Bumi Tracking, Telemetri & Command (TT&C) bertaraf internasional, sehingga BRIN mampu memposisikan diri dengan lembaga antariksa negara maju lainnya yang ada di dunia. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author