Mencari Planet di Luar Tata Surya

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Selama ini, kita hanya tahu planet di tata surya kita berjumlah delapan planet. Sekarang ada teknik-teknik terbaru untuk mencari planet di luar tata surya.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menyampaikan bahwa walau dengan teleskop besarpun, bintang hanya terlihat sebagai titik cahaya. Hal ini dijelaskan Thomas dalam pengantar webinar hari terakhir, Rabu (4/10/2023), dari rangkaian “100 Jam Astronomi untuk Semua”, yang mengupas tentang pencarian planet di luar tata surya.

Bagaimana cara menemukan planet di luar tata surya? Stevanus Nugroho dari Astrobiology Center Tokyo berbagi pengalamannya. “Bagaimana kita bisa tahu bahwa pada bintang yang hanya satu titik terang itu ternyata ada planet di sekitarnya, “ tutur Stevanus.

Dahulu, sebelum 2006, kita tahu bahwa tata surya terdiri dari sembilan planet. Dimulai dari Merkurius sebagai planet terdekat dengan matahari. Disusul Venus dan bumi.

Setelah itu ada Mars, sabuk asteroid, dan planet raksasa Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Terakhir Pluto sebagai planet terjauh dalam tata surya.

Pada 2006, Pluto tidak dikategorikan sebagai planet dalam tata surya. International Astronomical Union secara konsensus menyatakan bahwa tata surya memiliki delapan planet. Sedangkan Pluto dikategorikan sebagai planet kerdil bersama dengan planet-planet kerdil lain yang orbitnya mirip Pluto.

“Sistem tata surya tidak hanya terdiri dari matahari dan delapan planet seperti yang kita kenal. Dalam galaksi Bimasakti saja terdapat miliaran bintang. Sangat dimungkinkan terdapat sistem tata surya yang lain. Hal ini berkaitan dengan pertanyaan mendasar, apakah kita sendirian di alam semesta?” sahutnya.

Pada 1995, para astronom menemukan ada planet yang mengitari bintang lain. Salah satu metode yang dipakai untuk mengamati adalah metode kecepatan radial. Metode ini memanfaatkan efek yang dinamakan efek Doppler.

Dalam kehidupan sehari-hari, efek ini bisa diamati misalnya dalam suara mobil ambulans, yang makin melengking saat mendekat dan makin rendah suaranya saat menjauh. 

Ambulans yang mendekati kita maka panjang gelombangnya akan memendek, dan kita mendengar frekuensi menjadi semakin tinggi. Sebaliknya, jika ambulans bergerak menjauhi kita, suaranya semakin rendah karenanya gelombangnya semakin panjang. Itulah efek Doppler pada gelombang suara.

Mengamati Bintang dan Planet

Hal yang sama juga terjadi dengan cahaya. Bintang tanpa planet di sekitarnya kalau kita ambil spektrumnya, jika diamati maka bintang itu akan tampak diam dan kecepatannya sama. Namun ketika ada planet yang mengitari bintang tersebut, maka bintang itu akan bergerak mengitari titik pusat massa.

Titik pusat massa adalah titik kesetimbangannya, di mana bintang tersebut sangat berat. Sementara planet yang ringan berada jauh dari pusat massa. Efek Doppler dari spektrum bintang menjadi petunjuk bahwa ada planet yang mengitari bintang tersebut.

Stevanus menjelaskan, metode lain yang digunakan untuk mengamati keberadaan sebuah planet adalah metode transit. Metode ini memanfaatkan perubahan cahaya bintang karena ada benda yang melintas di depannya.

Berkurangnya kecerlangan cahaya karena benda yang melintasinya tergambar pada kurva cahaya bintang. Kita mengamati cahaya secara seksama dalam suatu kurun waktu.

Jika benda yang melintas ukurannya besar, maka kecerlangan cahaya akan sangat berkurang. Astronom menggunakan metode transit sebagai salah satu cara untuk menemukan planet di luar tata surya, yang sering disebut eksoplanet.

“Metode lain yang menarik adalah metode pencitraan langsung. Kita tahu bahwa bintang sangat terang, sementara planet sangat redup karena tidak memancarkan cahaya sendiri,” katanya.

Teknik yang digunakan adalah menutup cahaya bintang dengan koronagraf. “Kalau ada planet yang cukup besar, maka planet yang mengitari bintang itu akan terlihat,” tambahnya.

“Teknik yang digunakan mencari eksoplanet bisa mendeteksi adanya planet gas, planet dengan permukaan lautan, planet padat batuan, dan planet lava yang sangat panas. Untuk mencari indikasi adanya kehidupan digunakan teknik spektrograf spektrum planet. Dengan teknik spektrograf bisa disimpulkan kandungan molekul dan gas di atmosfer planet tersebut. Namun sejauh ini, belum ditemukan ada planet serupa bumi yang mempunyai air dan adanya kehidupan,” pungkasnya. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author