Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerja sama dengan Pemkab Malinau, Kalimantan Utara meluncurkan Laboratorium Pupuk Organik Hayati pada Selasa (23/6). Laboratorium ini mengadopsi teknologi Beyonic LIPI yang mengembangkan potensi mikroba lokal untuk mengembalikan unsur hara tanah. Kapasitas laboratorium ini mampu memproduksi 3.000 liter POH.
Peluncuran laboratorium dilakukan oleh Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain dan Bupati Kabupaten Malinau, Yansen T.P di Balai Benih dan Alat Mesin Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.
Sebelumnya, LIPI telah mengenalkan teknologi ini saat kegiatan Riset Kompetitif pada 2008-2010. Teknologi ini mendapat respon positif dari petani dan pemerintah setempat karena mampu meningkatkan produktifitas hasil tani, serta menurunkan ketergantungan pada pupuk kimia.
Sekretaris Utama LIPI Dr. Siti Nuramaliati Prijono mengatakan, letak Malinau yang dekat dengan perbatasan Malaysia berpotensi mengekspor hasil pertanian lokal. “Jika hasilnya berkualitas, produk pertanian Malinau bisa diekspor untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” tambahnya.
Dr. Sarjiya Antonius, peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI mengungkapkan, penggunaan pupuk organik hayati selama masa uji coba petani semangka di Malinau mampu mencatatkan kenaikan produksi buah antara 10-15 persen.
Menurut Anton, Pemkab Malinau berdasarkan rekomendasi LIPI pada 2013 lalu membangun laboratorium yang fasilitasnya hampir mendekati dengan laboratorium di Pusat Penelitian Biologi. “Tujuannya agar petani setempat dapat memanfaatkan laboratorium itu tanpa harus terkendala jarak dan waktu pengiriman biang mikroba. Peneliti-peneliti LIPI tetap akan melakukan pendampingan untuk memastikan kualitas produk terjaga,” jelas Anton.
Pada kesempatan yang sama, LIPI melakukan diseminasi hasil-hasil penelitian LIPI dengan tajuk Optimalisasi Iptek untuk Pengembangan Potensi Daerah. Beberapa hasil riset yang disosialisasikan kepada masyarakat Malinau antara lain pemanfaatan lahan kering untuk padi gogo, teknologi paska panen palawija, serta Jati Platinum.