Generasi Muda Harus Peduli Pertanian

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Duta Persahabatan Jepang-ASEAN Bidang Pangan dan Pertanian, Melody Nurramdhani L, atau lebih dikenal sebagai personel JKT48 menekankan pentingnya generasi muda untuk peduli terhadap sektor pertanian.

“Indonesia memiliki potensi besar di bidang pertanian yang tidak kalah dibandingkan dengan negara lain,” jelas Melody di depan ratusan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam talkshow Wajah Pertanian untuk Generasi Masa Depan, Minggu (9/4/2018) di Fakultas Pertanian UGM.

Melody menyebutkan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa berperan penting dalam menjaga keberlangsungan pertanian Indonesia. Dia mengajak para pemuda untuk berjuang dan melestarikan dunia pertanian Indonesia guna mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

“Jangan takut untuk berkecimpung di pertanian karena tugas generasi muda harus berperan dalam melestarikan pertanian nasional. Jadi pemuda diharapkan dapat berperan aktif memajukan pertanian Indonesia,” ajaknya.

Dalam kesempatan tersebut Founder Indonesia Berkebun, Sigit Kusumawijaya menyampaikan saat ini Indonesia tengah menghadapai krisis regenerasi petani. Minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian semakin menurun dari waktu ke waktu.

Selain persoalan itu, pertanian Indonesia juga mengalami krisis lahan pertanian. Hal itu terjadi akibat alih fungsi lahan pertanian.

“Tidak sedikit negara yang mengalami krisis pangan. Sekarang Indonesia masih baik-baik saja, tetapi lahan pertanian terus berkurang dan generasi mudanya tidak mau jadi petani,”ungkapnya.

Karena itu upaya membangun kepedulian dan minat masyarakat terutama generasi muda di bidang pertanian menjadi hal penting yang perlu menjadi perhatian bersama. Penggerak Desa Wisata Hijau Putton Soraya Isfandiari menyebutkan hal tersebut menjadi fokus utama yang dilakukannya yakni membangun kepedulian warga masyarakat pada pertanian.

Selama ini petani selalu diidentikan dengan desa, namun masyarakat desa tidak selalu memiliki semangat untuk bertani. Meskipun memiliki aset berupa lahan pertanian yang luas, tetapi kreativitas untuk menggarap lahan pertanian dengan baik belum dilakukan secara optimal.

“Banyak lahan pertanian di desa yang terlantar. Karenanya penting untuk terus mengingatkan mereka kalau mempunyai aset produktif di pertanian,” tuturnya.

Sementara itu, Founder Platform Crowde, Yohanes Sugihtononugroho menyampaikan persoalan pemanfaatan teknologi untuk memajukan dunia pertanian. Menurutnya masyarakat petani saat ini sudah melek akan teknologi dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hanya saja, dalam pelaksanannya belum diimplementasikan untuk meningkatkan hasil pertanian.

“Tantangannya adalah mendorong petani untuk memanfaatkan teknologi yang sudah biasa mereka pakai untuk menaikkan produktivitas pertaniannya,” terangnya.
Talkshow kali ini merupakan salah satu rangkaian dari Pagelaran Kanem “Tanivolusi” yang diselenggarakan oleh mahasiswa Prodi Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian UGM. Sebelumnya pada 27 April 2018 telah berlangsung beraneka kegiatan seperti expo produk pertanian, pameran foto dan poster pertanian, dan lomba vlog, fotografi, poster serta penyiaran yang diikuti tidak kurang dari 100 peserta dari berbagai wilayah Indonesia.

Pagelaran Kanem merupakan kegiatan yang rutin diadkaan setiap 2 tahun sekali. Ditujukan sebagai sarana untuk mempromosikan dan memperkenalkan prodi Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian ke masyarakat luas, khususnya para pelajar tingkat SMA.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author