Raja Garuda Emas/Royal Golden Eagle (RGE) Technology Centre terletak di bagian tengah kompleks PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau. Selain sebagai pusat riset, RGE Technology Center menampilkan rekam jejak dan kiprah induk perusahaan PT RAPP.
Sejak didirikan pada 1970 oleh Sukanto Tanoto dengan nama Raja Garuda Mas, Grup RGE telah berkembang dari perusahaan lokal menjadi perusahaan global di tahun 2000. RGE memulai usaha dengan membangun pabrik plywood di Besitang Sumatera Utara. Pabrik kayu lapis pertama di Indonesia ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1975. Setelah melewati tiga dekade, RGE berkembang menjadi perusahaan global dengan 50 ribu tenaga kerja.
Pada 1990 RGE memulai berekspansi secara regional di Asia dan memasuki bisnis di bidang pulp and paper dengan mendirikan PT RAPP di Pangkalan Kerinci. Keberadaan PT RAPP mengubah wajah dusun yang awalnya berpenduduk 200 kepala keluarga, berkembang pesat menjadi 68 ribu jiwa pada 2011. Bahkan dusun kecil itu kini telah menjadi ibukota Kabupaten Pelalawan.
Selain melalui gambar dan miniatur, di lantai dua RGE Technology Center juga diputar film pendek di layar seluas 3 x 2 meter. Film ini menampilkan kegiatan RGE di Pangkalan Kerinci selama lebih dari 20 tahun menjadi perusahaan terdepan dalam pengolahan pulp dan kelapa sawit.
Daerah Sumatera memang dikenal kaya akan sumber daya alam, sinar matahari yang cukup, tanah subur, dan iklim yang hangat. Iklim yang menguntungkan ini memungkinkan jenis tanaman pulp (bubur kayu) tumbuh subur dan siap panen hanya dalam waktu 5 tahun. Sementara di negara beriklim sedang membutuhkan waktu 25-40 tahun. Setiap tahunnya RGE mampu menanam 300 juta pohon dan menjaga 250 ribu hektar hutan konservasi.
Di Pangkalan Kerinci, PT RAPP berkapasitas produksi 2.8 juta ton pulp dan 820 ribu ton kertas per tahun. Hal itu didukung oleh mesin pemroses biji kayu paling besar dan modern dengan tingkat efisiensi mencapai 92%. Dalam beroperasi, PT RAPP menerapkan pendekatan 5M yaitu mengurangi, memulihkan, menggunakan kembali, mendaur ulang dan mengganti.
Dari sekian jenis operasi yang saling berkait di dalam kawasannya, RGE menjamin lokasinya aman dari pencemaran dan masih dalam kategori aman. RAPP telah lama menerapkan pengelolaan lahan tanpa bakar serta mengadopsi pendekatan bentang alam untuk pengembangan hutan tanaman, dengan memaksimalkan manfaat ekonomi, sosial dan ekologi.
Di bagian lain ruang, terhampar miniatur areal operasi Riau Kompleks. Tampak kebun pembibitan (nursery), komplek perumahan, hotel, sport centre, apartement, hingga areal pengolahan bubur kayu (bubur kayu). Untuk kebutuhan energi seluruh komplek, RGE mampu memenuhinya secara mandiri dengan menggunakan energi biomassa.
Di gedung RGE juga terdapat beberapa laboratorium tempat belasan peneliti melakukan riset mulai dari pemuliaan tanaman, pembibitan, pemupukan, pengolahan, hingga penanganan hama penyakit pada akasia dan ekaliptus sebagai bahan baku pulp dan kertas.
Selain sisi bisnis, pembinaan terhadap masyarakat setempat juga mendapat perhatian besar. Pada unit usaha kelapa sawit, RGE menjalin kemitraan dengan sistem plasma, yang manfaatnya sudah dirasakan oleh 29 ribu warga. SB