Pemuliaan Tanaman Kayu Putih di Rimbajaya Biak Numfor

TechnologyIndonesia.id – Minyak kayuputih sudah menjadi salah satu obat herbal yang wajib ada di rumah. Minyak kayu putih merupakan minyak esensial yang diperoleh dari penyulingan daun pohon kayuputih (Melaleuca cajuputi subsp. Cajuputi).

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Botani Terapan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Anto Rimbawanto mengatakan permintaan produksi minyak kayu putih yang tinggi ternyata tidak sebanding dengan produktivitas kebun kayuputih yang ada di Kepulauan Maluku seperti di Pulau Buru, Pulau Seram dan Pulau Ambon juga di Pulau Jawa.

“Rendahnya produktivitas kayu putih ini disebabkan karena rendahnya mutu genetik benih,” ujar Anto pada Kamis (11/7/2024).

Anto bersama timnya telah melakukan beberapa langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut, diantaranya melakukan penelitian pemuliaan pohon kayu putih, dengan sifat rendemen minyak dan kadar 1,8 cineole. Setelah didapatkan benih unggul langka selanjutnya dilakukan hilirisasi benih unggul tersebut.

Riset pemuliaan benih kayu putih dimulai pada 1995 dan telah menghasilkan benih unggul di tahun 2000. Serta, telah dilakukan pelepasan benih unggul kayu putih melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.372/MENHUT-VIII/2004.

Dirinya mengatakan hilirisasi benih unggul juga sudah dilakukan mulai dari tingkat perorangan, kelompok tani dan industri. “Salah satu proyek percontohan hilirisasi ini adalah di Kampung Rimbajaya Biak bersama Kelompok Tani Hutan Kofarwis,” lanjut Anto.

Anto menjelaskan bahwa Kampung Rimbajaya Biak Numfor dipilih menjadi salah satu tempat percontohan karena Kelompok Tani Hutan di Kampung Rimbajaya Biak merupakan binaan dari KHPL Biak Numfor yang merupakan salah satu KPHL model dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Proses pengembangan kayu putih di Rimbajaya kata Anto, diawali dengan pembuatan persemaian bibit dihalaman kantor KPHL Biak Numfor.

“Setelah bibit disemai dan siap untuk ditanam kemudian dipindahkan ke lahan milik kelompok tani Kofarwis, waktu yang dibutuhkan selama proses tanam hingga siap panen sendiri adalah sekitar 8 bulan,” lanjut Anto.

Daun kayu putih yang sudah dipanen kata Anto akan disuling dengan menggunakan alat suling milik Kelompok Tani Kofarwis untuk mendapatkan minyak kayu putih.

“Dalam sekali proses penyulingan dibutuhkan daun kayu putih sebanyak 120 kg dengan waktu penyulingan sekitar 3-4 jam untuk menghasilkan 1,2 liter minyak kayu putih,” lanjut Anto.

Anto menyebut karena dihasilkan dari kebun kayu putih unggul dengan sifat kadar 1,8 cineole>65%, minyak kayu putih dari Rimbajaya memiliki bau minyak yang kuat dan memberikan efek yang lebih baik terhadap tubuh.

“Minyak yang dihasilkan dari proses penyulingan juga lebih banyak karena rendemen nya 1,2%, artinya kalau memasak 100 kg bisa dapat minimal 1.2 Liter minyak, sedang penyulingan di Pulau Buru dan Pulau Seram hanya dapat 800cc untuk berat daun yg sama,” lanjut Anto.

“Sejak tahun 2018 hingga saat ini Kelompok Tani Kofarwis telah berhasil memproduksi minyak kayu putih sebanyak 1000 liter dari 5 hektar luas lahan tanam kayuputih,” ujar Anto.

Kelompok Tani Kofarwis ini juga telah memperoleh penghargaan Anugerah Kalpataru Penyelamat Lingkungan 2022 dari aktivitasnya dalam penanaman kayu putih di Kampung Rimbajaya.

Anugerah Kalpataru Penyelamat Lingkungan ini, lanjutnya, merupakan pencapaian yang luar biasa dari Kelompok Tani Kofarwis karena sebelum menjadi petani kayu putih kegiatan mereka sendiri adalah melakukan penebangan liar di hutan Kampung Kofarwis.

“Tetapi dengan kemauan untuk berubah mereka berhasil meningkatkan ekonomi masyarakat Kampung Rimbajaya dan tentunya turut serta menyelamatkan lingkungan, saat ini di Kampung Rimbajaya sendiri sudah ada 5 kelompok tani kayuputih,” terang Anto.

Anto mengatakan bahwa kebun kayu putih benih unggul di Rimbajaya adalah sebuah model keberhasilan kebun kayu putih skala kelompok tani yang telah dicontoh oleh penduduk desa lain di Biak Timur dan Biak Utara.

“Kesungguhan petani anggota Kelompok Tani Hutan Kofarwis dalam mengelola kebun dan penyulingan daun serta pendampingan oleh KPHL Biak Numfor, menjadi salah satu kunci keberhasilan ini,” tutup Anto (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author