Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP) akan memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat sekitar dan melibatkan tenaga teknis lokal untuk pengelolaan tambak udang modern terbesar di Indonesia yang berada di Kebumen, Jawa Tengah.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu mengatakan tambak udang berbasis kawasan di Kebumen akan menjadi percontohan yang nantinya dapat direplikasi di daerah lain Indonesia.
“Kita membuat modelling budidaya udang berbasis kawasan, ini yang akan kita coba dorong terus. Alhamdulillah, tahun ini KKP berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Kebumen. Pak Bupati terus mendukung,” ujar dirjen yang akrab disapa Tebe itu.
Pembangunan tambak udang berbasis kawasan di Kebumen menggunakan pertimbangan ekologi dan ekonomi. Sehingga sasarannya tidak hanya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan pendapatan asli daerah, tapi juga kelestarian ekosistem.
Untuk menjamin kelestarian ekosistem ini, kata Tebe, tambak udang berbasis kawasan di Kebumen dilengkapi dengan tandon air dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Infrastruktur lainnya berupa water intake, saluran outlet, laboratorium, gudang pakan, bangunan pasca panen, rumah genset, rumah jaga tambak, dan jalan produksi.
“Paling pokok, tambak ramah lingkungan sesuai prinsip blue ekonomi. Tidak merusak mangrove, ada water treatment, IPAL, dan tandon. IPAL ini yang paling pokok, sehingga sisa proses budidaya tidak langsung dibuang ke laut, tapi ada treatment. Kita ingin tetap menjaga kondisi ekologi sesuai dengan standar,” ungkap Tebe.
Melalui skema Tambak Udang Berbasis Kawasan di Kebumen dibangun di atas lahan seluas 100 hektar namun pada tahun ini yang termanfaatkan baru seluas 60 hektar. Menerapkan konsep tambak ramah lingkungan, dengan produktivitas awal 40 ton/ha/tahun dan peningkatan teknologi seperti penerapan tandon, saluran inlet dan outlet terpisah, penerapan IPAL, peningkatan padat tebar, pengaturan petak pemeliharaan, mekanisasi seperti kincir dan pompa, serta manajemen kesehatan ikan dan udang.
Tebe menambahkan, sebelum tambak Budidaya Udang Berbasis Kawasan dibangun, lokasi ini merupakan lahan kosong dan tambak tradisional eksisting dengan produktivitas 0,6 ton/ha/tahun. Tambak tradisional memiliki bentuk tambak tidak beraturan, serta tidak adanya tandon dan IPAL.
Terobosan-terobosan tersebut kata Tebe, digagas oleh Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono untuk mencapai target sebesar 2 juta ton produksi udang nasional pada 2024.
Awal tahun 2023 ini, KKP melalui DJPB mempersiapkan beberapa program dalam rangka mencapai target tersebut. Dan salah satunya adalah modeling tambak udang yang ada di Kebumen. Diharapkan dengan program-program terobosan yang dilakukan mampu meningkatkan produksi udang sesuai dengan apa yang sudah menjadi target pemerintah.
Modelling tambak yang mengacu pada konsep BUBK, masih menurut Tebe, selain dalam rangka mencapai target udang 2 juta ton pada tahun 2024, konsep ini akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petambak udang, transfer of knowledge oleh UPT dan penyuluh kepada petambak udang, pertumbuhan ekonomi di lokasi modeling, dan pemasukan pendapatan negara pada sub sektor perikanan budidaya akan meningkat. Dan juga dalam mencapai produktivitas awal saat ini melibatkan 128 orang serapan tenaga kerja lokal.
“Dengan modelling tambak udang tersebut nantinya akan terjadi multiplier effect, pada tenaga kerja utama modelling budidaya udang seperti di hatchery, pabrik pakan, pembudidaya atau pekerja on farm dan manajemen dan administrasi. Sementara itu, di industri hilir juga akan melibatkan tenaga kerja di processing, pabrik es, dan pabrik styrofoam. Contohnya seperti yang terjadi di Kebumen, akan melibatkan tenaga kerja lokal,” tandasnya.
Dan untuk mempersiapkan tenaga teknis yang baik di BUBK Kebumen, langkah yang dilakukan Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang yaitu dengan memberikan materi arahan kepada 128 calon tenaga teknis yang telah direkrut.
Hal itu disampaikan Kepala BLUPPB Karawang, M Tahang, menurutnya kegiatan tersebut merupakan orientasi pengenalan teknis kerja di BUBK Kebumen. “Terdapat 128 tenaga kerja asal Kebumen yang berlokasi di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen,” kata M Tahang.
Menurut M Tahang, untuk dapat mempersiapkan dengan bagus, terdapat sejumlah keahlian yang perlu ditingkatkan bagi pekerja untuk mengelola BUBK Kebumen antara lain; pertama, administrasi umum, terkait pengelolaan barang operasional, pengamanan, lingkungan dan administrasi perkantoran.
Kemudian kedua, yang harus dikuasai pekerja adalah teknis produksi terkait teknik budidaya udang intensif, yaitu pengenalan SOP budidaya udang intensif yang akan diterapkan di BUBK Kebumen.
Selanjutnya yang, ketiga pemahaman terkait pengelolaan sarana dan prasarana pendukung diantaranya kelistrikan, mekanikal, dan perawatan sarana budidaya. “Ke 128 calon tenaga teknis tersebut kami latih dan didik agar mampu bekerja dengan baik di BUBK Kebumen,” kata M Tahang.