Bitung, Technology-Indonesia.com – Menghadapi era Revolusi Industri 4.0, sistem peneliti dan penyuluh perikanan dituntut mengikuti arus era milenial sehingga dapat berkembang guna menerapkan inovasi teknologi di masyarakat.
Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), yang juga menjabat sebagai Plt. Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan, Maman Hermawan menyampaikan hal itu saat membuka dan menjadi pembicara utama pada Workshop Diseminasi Inovasi KP bagi Penyuluh Perikanan Satminkal BPPP Bitung Tahun 2019 di Airmadidi Minahasa Utara (18/12/2019).
“SDM menjadi penentu dalam keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan. Dengan hadirnya Revolusi Industri 4.0 akan mempercepat hadirnya perubahan ekonomi dan sosial di masyarakat,” tuturnya.
Lebih lanjut Maman menyampaikan bahwa Rencana Jangka Menengah Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun 2020-2024 mengacu pada visi dan misi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, berkepribadian, dan berlandaskan gotong royong.
“Untuk itu, KKP siap laksanakan lima program utama sebagai prioritas Presiden yaitu membangun sumber daya manusia (SDM), melanjutkan pembangunan infrastruktur, menghapus kendala regulasi, menyederhanakan birokrasi, dan melakukan transformasi ekonomi,” jelasnya.
Hal tersebut tertuang pada Kebijakan Pembangunan KP 2020 – 2024, yakni memperbaiki komunikasi dengan nelayan; optimalisasi perikanan budidaya, membangkitkan industri KP; pengelolaan wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil; serta penguatan SDM dan inovasi riset KP.
Dalam materi bertajuk Peran Peneliti dan Penyuluh Perikanan dalam Diseminasi Inovasi KP dan Peningkatan Produksi KP, Maman Hermawan menuturkan bahwa dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0, penyuluh perikanan juga harus memiliki tiga komponen utama yakni knowledge, skill dan attitude. Itulah mengapa KKP menyatukan antara research and human resources pada BRSDM agar ilmu yang didapat semuanya berasal dari hasil riset terbaru.
Dalam kesempatan tersebut, Maman Hermawan mendorong seluruh penyuluh perikanan memiliki karakteristik tertentu, agar dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman dan bertransformasi menjadi penyuluh perikanan milenial. “Seluruh penyuluh perikanan harus memiliki tiga karakteristik utama yakni enlightening (mencerahkan), enrichment (memperkaya),dan empowerment (memberdayakan),” tegasnya.
Bersamaan dengan workshop, juga dipamerkan produk pengolahan dari poklahsar binaan penyuluh perikanan. Kegiatan ini dihadiri oleh Kadis KP Provinsi Sulawesi Utara dan seluruh Kepala UPT KKP di Sulut, serta Dinas KP Kabupaten/Kota dari 4 provinsi. Workshop diikuti sekitar 140 orang, yang terdiri 100 org penyuluh perikanan dari 4 provinsi wilayah satminkal Bitung meliputi Sulut, Gorontalo, Sulteng dan Kaltara, 25 orang widyaiswara, istruktur dan pejabat struktural BPPP Bitung dan 15 kelompok pelaku utama.
Selain Sekretaris BRSDM, workshop juga menghadirkan berbagai narasumber seperti peneliti dari BROL Jembrana (Laut Nusantara), peneliti BRPBAP3 Maros (inovasi hasil riset budidaya air payau), dan Kepala Loka Riset Budidaya Rumput Laut Gorontalo. Selain itu terdapat materi tambahan terkait pembinaan adminiatrasi kepegawaian dan evaluasi kinerja penyuluh, E-penyuluh dan programa Penyuluhan Perikanan Nasional 2020.
Sebelum kegiatan workshop terlaksana, Sekretaris BRSDM terlebih dahulu mengikuti kegiatan panen udang vaname di tambak latih BPPP Bitung. Panen menghasilkan 1.200 Kg, dengan luasan kolam 360 m2. Umur panen mencapai 90 hari dengan ukuran 40 sampai 50 ekor/kg.
“Size tersebut merupakan size besar untuk umur panen 90 hari. Ini menggambarkan percobaan yang dilakukan BPPP Bitung berjalan sukses,” tutur Maman.
Kepala BPPP Bitung menyampaikan bahwa setelah uji coba tahapan ini, akan dicoba juga budidaya udang supra intensif sebagai percontohan dan bahan pembelajaran bagi masyarakat.
Hadir pada acara panen, para pejabat BPPPP Bitung, penyuluh dan kelompok masyarakat pembudidaya.