MBKM KKP Hasilkan Diversifikasi Produk Olahan Kelautan dan Perikanan

TechnologyIndonesia.id – Taruna-Taruni Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menghasilkan berbagai produk inovasi kelautan dan perikanan sebagai bagian dari output program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM). Selain ekstraksi hidrolisat protein, berbagai diversifikasi produk olahan kelautan dan perikanan berhasil diproduksi selama proses MBKM tersebut.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP), I Nyoman Radiarta mengatakan, guna meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), pihaknya telah menerjunkan taruna-taruni berprestasi Politeknik KP, untuk berpartisipasi dalam program MBKM yang berlangsung di Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2BKP), Jakarta. 

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi taruna/i berprestasi dalam program studi Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan (TPH), Teknik Pengolahan Produk Perikanan (TPPP), dan Pengolahan Hasil Laut (PHL). Selain itu, kegiatan ini juga mengoptimalkan penggunaan fasilitas dan infrastruktur yang dimiliki oleh BBRP2BKP.

Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah BPPSDM KP, BBRP2BKP memainkan peran penting dalam menghasilkan inovasi strategis di bidang pengolahan produk dan bioteknologi kelautan serta perikanan.

“Melalui program MBKM ini, kami ingin memberikan kesempatan kepada para taruna-taruni untuk belajar langsung dari para pakar di BBRP2BKP dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan inovasi teknologi di bidang pengolahan hasil perikanan,” terang Kepala BPPSDM KP, I Nyoman Radiarta.

Di BBRP2BKP, taruna/i mengikuti berbagai kegiatan, seperti magang di Laboratorium Kimia, Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Fisik, dan Laboratorium Instrumen. Mereka juga terlibat dalam pembelajaran di kelas, meliputi preparasi dan analisis bahan baku, ekstraksi dan analisis, serta mengikuti kuliah umum terkait pengolahan produk perikanan dengan teknologi modern dari praktisi PT. Delisari Nusantara. 

Selain itu, mereka melakukan uji coba formulasi produk, pembuatan produk, dan analisis mutu produk di laboratorium, menyusun proposal, membuat produk inovasi, dan mempresentasikan hasil inovasi mereka di depan tim penilai serta menyusun laporan akhir kegiatan.

Program ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi taruna/i untuk mengembangkan keterampilan praktis, tetapi juga menginspirasi mereka untuk menghasilkan inovasi yang dapat diterapkan di industri perikanan. Melalui program MBKM ini, diharapkan taruna-taruni Politeknik KP dapat menjadi pionir dalam pengembangan teknologi dan produk perikanan yang berkelanjutan.

“Kami berharap melalui program MBKM ini, para taruna-taruni dapat memperoleh ilmu dan pengalaman yang lebih luas, sehingga mereka menjadi lulusan yang siap kerja dan mampu bersaing di dunia global,” tutur Nyoman.

Dalam kesempatan yang sama, Plt. Kepala BBRP2BKP, Langgeng Nurdiansah, juga berharap program ini dapat meningkatkan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri (Du/Di), sehingga menghasilkan lulusan yang mampu  menghasilkan produk inovasi dan yang sesuai dengan kebutuhan industri. 

Program ini sendiri berlangsung selama empat bulan, dari Maret hingga Juni 2024, dan diikuti oleh 17 taruna dari tujuh Satuan Pendidikan KP (Kelautan dan Perikanan) yaitu Politeknik KP Pangandaran (3 orang), Politeknik KP Jembrana (2 orang), Politeknik Ahli Usaha Perikanan Jakarta (2 orang), Politeknik Ahli Usaha Perikanan Kampus Lampung (2 orang), Politeknik KP Dumai (2 orang), Politeknik KP Sidoarjo (2 orang), Politeknik KP Bitung (2 orang), dan Politeknik KP Karawang (2 orang).

Selama mengikuti program PTB, taruna terbagi menjadi empat kelompok tema: Kelompok Ekstraksi Minyak Ikan, Kelompok Ekstraksi Hidrosat Protein Ikan, Kelompok Diversifikasi Rumput Laut, dan Kelompok Diversifikasi Ikan. 

Berbagai inovasi produk telah dihasilkan oleh taruna-taruni PTB selama program MBKM ini. Inovasi tersebut meliputi:

Pertama, Ekstraksi Minyak Ikan Patin: Produk yang dihasilkan adalah Es Krim Omega Frost dan Selai Omega Choco Crumb. Proses ini melibatkan ekstraksi minyak ikan patin, pemurnian minyak, dan pengaplikasian pada produk pangan.

Kedua, Hidrolisat Protein Ikan Lele: Produk yang dihasilkan adalah Clakes (Clarias Flakes) dan Lezate (Lele Hydrolyzate). Produk ini mengombinasikan hidrolisat protein ikan lele dengan ekstrak buah-buahan alami dan herbal nusantara untuk meningkatkan kesehatan dan imunitas tubuh.

Ketiga, Diversifikasi Olahan Rumput Laut: Produk yang dihasilkan adalah Nata de Seaweed (Narula) dan Minuman Kombucha (Tearula). Produk ini kaya serat, rendah kalori, tinggi antioksidan, dan mengandung berbagai vitamin.

Keempat, Diversifikasi Produk Olahan Ikan Lele: Produk yang dihasilkan adalah Snack Bar (Barle) dan Minuman Kolagen (Collafins). Produk ini bertujuan meningkatkan pemenuhan gizi masyarakat dan memanfaatkan potensi perikanan budidaya dengan meminimalisir limbah hasil perikanan.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author