Jakarta : Laut Banda diidentifikasi sebagai zona wilayah perairan yang memperoleh dampak kenaikan suhu muka laut ketiga tertinggi setelah S. Pasifik Barat dan L. Arafuru. Dampak kenaikan suhu muka laut teridentifikasi terjadi tidak merata di perairan Indonesia, dengan laju kenaikan berkisar 0,005 derajat celcius/tahun selama 25 tahun terakhir.
Hal itu terungkap melalui ekspedisi awal Kapal Baruna Jaya III milik BPPT dalam rangka pra Sail Banda 2010. “Juga kondisi Mei, angin berhembus dari arah Barat atau Samudera Hindia yang membawa cukup banyak uap air, sehingga masih banyak hujan di Indonesia,” ujar Yudi Antasena, Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT di Jakarta, Kamis (27/5).
Sementara itu, Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) melaporkan laut Arafuru teridentifikasi beberapa jenis ikan dominan tertangkap saat ini dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan sebelumnya, yang menggambarkan terjadi tekanan penangkapan yang cukup tinggi di wilayah tersebut.
Dalam Sail Banda 2010, BPPT akan meluncurkan Kapal Baruna Jaya III yang diberangkatkan pada 24 Juli dan direncanakan tiba di lokasi survei 30 Juli hingga 1 Agustus. Kapal dengan kapasitas 50 personil, akan dilengkapi kru kapal sebanyak 18 orang, peneliti BPPT 6 orang, serta teknisi 6 orang.
Acara yang akan digelar 27 Juli-8 Agustus 2010 ini memiliki agenda utama yang sebagian besar kegiatan kelautan, seperti olahraga bahari, festival budaya, dan aktivitas wisata antara lain Yacht Rally and Race, Kejurnas Olahraga Perairan dan game fishing, International Diving Tournament, International Conference on Small Island, Konferensi Kerjasama Indonesia- Australia, Seafood and Fish Product Expo, Lintas Nusantara Remaja Bahari, hingga Operasi Bhakti Surya Baskara Jaya.
Selain itu, kegiatan penghijauan, seperti penanaman mangrove, kampanye mitigasi, dan peringatan kemerdekaan di pulau terluar juga ada dalam agenda Sail Banda. (Lea)