BPPT Menggali Potensi Kabupaten Kapuas Hulu

Kapuas_Hulu
Rendahnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat menyebabkan kecilnya pendapatan daerah tersebut. Untuk meningkatkannya Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu menggandeng BPPT mengembangkan potensi daerah yang belum tergali.

Saat ini Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kapuas Hulu pada 2010 sebesar Rp12,7 milyar dengan pertumbuhan ekonomi 4,44 persen. Angka itu di bawah angka pertumbuhan Provinsi Kalimantan Barat 5,35 persen. Karenanya daerah ini disebut sebagai daerah tertinggal.

Salah satu potensi yang belum optimal dimanfaatkan adalah madu hutan. Potensi  madu hutan ini baru sebatas dikembangkan oleh rakyat tanpa sentuhan inovasi. Namun demikian, madu Kapuas Hulu sudah banyak dijual ke luar negeri. Potensi lainnya adalah tenun ikat yang masih dibuat secara tradisional serta  ikan hias Arwana asal Kapuas Hulu. Ikan Arwana ini banyak dijual ke luar negeri melalui pihak ketiga.

“Unggulan kami yang sudah ada yakni madu hutan yang kualitasnya nomor dua di dunia setelah India, ikan Arwana super red dan tenun ikat motif dayak,” kata Wakil Bupati Kapuas Hulu Agus Mulyana pada Focus Group Discussion “Membangun Daya Saing Beranda Utara Nusantara” di Jakarta, Rabu (29/2).

Menurut Mulyana sejauh ini hasil-hasil tersebut belum menonjol sehingga tidak bisa dikenakan pajak untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). Atau baru sekadar  meningkatkan perekonomian masyarakat saja sehinga masih butuh pengembangan lebih lanjut.

Selain itu, tambah Wabup, Kapuas Hulu yang memiliki luas 29.842 km persegi, dengan 71,21 persennya merupakan kawasan hutan termasuk kawasan lindung berupa Taman Nasional Betung Kerhun dan Taman Nasional Danau Sentarum, sangat potensial mengembangkan ekowisata.

Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi (BPPT) Tatang A. Taufik, pada kesempatan diskusi tersebut menjelaskan, BPPT sejak tahun 2011 mendampingi kabupaten ini dalam menyusun dokumen strategis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat dan sudah dipaparkan di depan DPRD setempat serta menjadi Perda.

Kapuas Hulu, menurut Tatang, sangat menarik bagi BPPT, karena dengan wilayah yang hutannya sangat luas itu banyak memiliki potensi yang perlu digali untuk dilakukan riset dan pengembangan.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author