Bendungan Jadi Penghalang Migrasi Ikan, BRIN Kembangkan Fishway

TechnologyIndonesia.id – Pembangunan infrastruktur sungai seperti bendung dan bendungan dapat menjadi penghalang ikan air tawar dalam melakukan migrasi untuk memijah (bertelur), mencari makan, berlindung, dan menghindari polusi atau lingkungan ekstrem.

Kondisi ini dapat mengakibatkan terganggunya siklus hidup ikan yang berdampak pada penurunan jumlah dan jenis ikan, bahkan dapat menyebabkan beberapa spesies ikan air tawar punah. Untuk konservasi sumber daya ikan air tawar, perlu dipastikan konektivitas sungai tetap terjaga.

Untuk pengelolaan sumber daya perairan sungai yang berkelanjutan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) dan Charles Sturt University (CSU) Australia mengembangkan fishway atau jalur ikan.

Fishway adalah konstruksi bangunan air yang dirancang untuk membantu ikan bernavigasi melewati penghalang buatan di sungai (seperti bendung dan bendungan), sehingga ikan dapat bermigrasi dari area hulu ke hilir sungai atau sebaliknya.

Fishway juga disebut tangga ikan (fish ladder), karena strukturnya yang seperti tangga menghubungkan hulu dan hilir sungai yang dibendung.

Fishtech project ini merupakan bagian dari program regional project fishway di Asia Tenggara, antara lain di Kamboja, Laos, Vietnam, dan Indonesia,” ungkap Kepala Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat BRIN Arif Wibowo, pada pertemuan ACIAR Mid-term Review Fishtech Programme, di Gedung B.J Habibie, Jakarta pada Kamis (7/12/2023).

Menurut data Kementerian PUPR, saat ini ada 3530 bendung dan bendungan di Indonesia. Kendati bermanfaat untuk sistem irigasi dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), bendung dan bendungan dapat menghalangi ikan bermigrasi, sehingga siklus hidupnya menjadi terganggu.

Padahal, Indonesia memiliki 1172 spesies ikan air tawar, termasuk yang paling spesifik di dunia. 630 spesies diantaranya berstatus endemik.

Saat ini, sebut Arif, bendung/bendungan yang memiliki fishway hanya tiga area saja, yakni Bendung Perjaya-Sumatera Selatan, Bendung Batanghari-Jambi, dan Bendungan PLTA Poso-Sulawesi Tengah.

Prototipe fishway dipamerkan di Animalium BRIN, Cibinong, Jawa Barat untuk mengenalkan penelitian fishway kepada publik.

Project fishway ini berjalan sejak 2020 hingga 2025. Sebelumnya, kami menginisiasi project ini saat di Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama CSU Australia. Namun setelah itu, kegiatan riset ini terintegrasi ke dalam BRIN,” jelas Arif.

Selama project perlangsung, penelitian fishway sudah dilakukan di beberapa lokasi survei lapangan. Antara lain mengembangkan konsep fishway seperti di sungai Cibareno dan Ciwulan Jawa Barat. Di samping itu juga mengkaji efisiensi fishway yang ada, yakni di Palembang-Sumatera Selatan, Batanghari-Jambi, dan Poso-Sulawesi Tengah.

Penerapan fishway dapat menjadi solusi dalam meningkatkan keanekaragaman hayati ikan. Namun, menurut Arif, penelitian tetap terus dikembangkan. Sebab, pembangunan fishway bersifat spesifik, bergantung pada lokasi pembangunannya.

“Dari riset kami, kinerja fishway Bendungan Perjaya (Sumsel) masih kurang optimal. Kami menyarankan rancangan potensial, di mana diperlukan modifikasi untuk meningkatkan efektivitas fishway agar dapat melewatkan lebih banyak ikan dan disesuaikan dengan kondisi perairan setempat,” terangnya.

Dalam kesempatan ini, Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy Dave Harold Irhajadi Muchaimin menyarankan, agar demo site fishway dapat dibangun di bendungan sungai Citanduy, untuk menjadi role model bendungan yang modern dan ramah ikan (fish friendly irrigation).

“Kami akui, memang kesadaran akan pentingnya biodiversitas ini masih kurang. Karena itu, kami menyarankan agar fishway bisa dibangun di Citanduy, dengan harapan publik dan pemerintah dapat melihat manfaat dari fishway ini,” harapnya. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author