Ahli teknik nuklir dari delapan negara, yakni Indonesia, Jepang, Malaysia, Thailand, Filipina, China, Korea dan Australia mengikuti workshop tentang proses akselerasi elektron menggunakan mesin berkas elektron atau electron beam machine (EBM) di kantor Badan Tenaga Atom Nasional (Batan), Jakarta selama lima hari.
Workshop ini terselenggara atas kerjasama FNCA (Forum for Nuclear Cooperation in Asia), Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology (MEXT) Jepang dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Indonesia.
Workshop yang diikuti oleh 24 peserta ini memfokuskan pembahasan pada proses degradasi dengan teknik radiasi pada bahan polimer alam seperti chitosan, carragenan dan alginate sebagai bahan penginduksi pertumbuhan (growth promoted), super water absorbance (SWA) untuk aplikasi di bidang pertanian.
Workshop juga membahas tentang proses pengikatan silang dengan teknik radiasi pada pembuatan hidrogel yang aplikasi utamanya untuk bidang kesehatan.
FNCA dibentuk pada 2001, sebagai sarana komunikasi dan kerja sama dalam pemanfaatan teknik nuklir untuk maksud damai di Asia. Koordinator FNCA Jepang Dr. Sueo Machi mengatakan, sampai saat ini FNCA telah bergerak di berbagai bidang seperti reaktor, pertanian, kesehatan, industri nuklir dan informasi publik tentang iptek nuklir.
Koordinator FNCA Indonesia yang juga Kepala Pusat Diseminasi Iptek Nuklir Batan Dr. Taswanda Taryo, MSc .,Eng mengatakan, melalui kegiatan ini Batan ingin lebih memperkenalkan dan mempromosikan kemanfaatan teknik nuklir di berbagai bidang kehidupan, termasuk industri.
“Karena itu pada kegiatan ini kami mengundang kalangan industri untuk menyaksikan langsung berbagai manfaat teknik nuklir. Kami akan mendemonstrasikan EBM, antara lain untuk mengolah limbah cair tekstil. Dalam sekejap limbah tekstil dapat kembali jernih,” tambah Dr. Zainal Abidin,Dipl. Geo., Direktur Batan.
Machi menambahkan, pemanfaatan EBM memang tak terbatas pada peningkatan kualitas produk, tetapi juga untuk kepentingan lingkungan. Dengan EBM, dapat dihasilkan zat pelapis furnitur yang ramah lingkungan.
Machi mengatakan, saat ini di Jepang terdapat sekitar 300 unit EBM, yang 200 unit diantaranya digunakan di berbagai industri. Sementara 100 unit lainnya digunakan untuk keperluan riset.
Saat ini, Batan memiliki 3 unit EBM. Menurut Taryo, selain untuk keperluan riset, EBM telah digunakan Batan untuk membantu industri meningkatkan kualitas produknya. Saat ini Batan antara lain membantu salah satu produsen ban. EBM dapat meningkatkan kualitas dan kekuatan ban karena adanya proses pengikatan silang.