BPPT Hasilkan Inovasi Teknologi Garam Farmasi

1-refleksi2.jpg - 32.55 Kb

JAKARTA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menghasilkan inovasi garam farmasi sebagai bahan baku obat (BBO) nasional diantaranya sebagai sediaan infus maupun oralit.  Selama ini, garam sebagai BBO masih diimpor dari luar negeri.

Inovasi teknologi garam farmasi ini mendapatkan Anugerah Adibrata dalam Anugerah Iptek 2016 sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat ilmiah, peneliti dan perekayaan yang telah berperan dalam menghasilkan inovasi yang memberi nilai tambah, baik dalam bentuk komersil, ekonomi maupun sosial budaya.

Kepala BPPT, Unggul Priyanto mengatakan, garam farmasi akan diproduksi oleh PT Kimia Farma dengan membangun pabrik garam farmasi tahap pertama berkapasitas 2000 ton pertahun. Rencananya pabrik ini akan diresmikan pada bulan September mendatang di Mojokerto, Jawa Timur. Untuk mengatasi impor garam farmasi yang saat ini mencapai 6000 ton pertahun, akan dibangun pabrik garam farmasi tahap kedua dengan kapasitas 4000 ton pertahun.

“Garam farmasi impor harganya bisa mencapai Rp. 50 ribu per kilogram. Dengan buatan sendiri hanya Rp. 20 ribu per kilogram. Itu sudah untung, karena garam farmasi dikembangkan dari garam krosok yang harganya Rp. 600 per kilogram,” kata Unggul seusai acara Refleksi BPPT Tahun 2016 di Auditorium Gedung II BPPT, Jakarta, Senin (15/8).

Menurut Unggul, untuk mengembangkan bisnisnya Kimia Farma juga akan mengembangkan garam industri dan garam rumah tangga. Total impor keduanya mencapai dua juta ton pertahun, dengan rincian impor garam industri 1,2 juta ton pertahun dan impor garam rumah tangga 1 juta ton pertahun.

Selain garam farmasi, capaian Kedeputian Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB-BPPT) yang dipimpin Eniya Listiani Dewi adalah inovasi teknologi bidang pangan seperti sistem produksi Ikan Nila Salina yang mampu hidup di air payau dengan tingkat salinitas (keasinan) 20-25 ppt.

Terkait isu daging sapi, BPPT telah melaksanakan Inovasi Teknologi Peternakan Pada Sistem Terintegrasi Sapi-Sawit (SISKA). Dalam rangka kedaulatan pangan nasional, BPPT mengembangkan inovasi melalui diversifikasi pangan non beras untuk konsumsi seperti mie jagung, mie sagu serta beras analog.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author