Menristekdikti Dorong Petani Riau Tanam Padi Sidenuk

Kampar, Technology-Indonesia.com – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendorong agar petani Riau menanam dan mengembangkan padi Sidenuk. Padi hasil rekayasa genetika dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) ini memiliki produktivitas 8-10 ton/hektar.

“Jika dikembangkan padi ini akan menopang sumber daya di sini jauh lebih baik lagi sehingga menjadi lumbung padi di Kabupaten Kampar ke depan. Produksi padi semacam ini harus kita dorong terus,” kata Menristekdikti dalam acara Bakti Inovasi Tanam dan Panen Padi di Desa Pulau Tinggi, Kabupaten Kampar, Riau (9/8/2018). Bakti Inovasi ini merupakan rangkaian acara peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-23.

Sebelumnya, masyarakat di Desa Pulau Tinggi menanam padi varietas lokal Tiyang Piaman dengan produktivitas 4,5 – 5 ton/hektar. “Pengalaman panen padi di Boyolali dan Sukoharjo, Jawa Tengah, produktivitas Padi Sidenuk antara 8,5 – 12,9 ton. Tahun lalu, Kemenristekdikti juga menanam Padi Sidenuk di 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, hasilnya 8 ton – 10 ton,” ujar Menristekdikti.

Menteri Nasir mengungkapkan, varietas lokal Tiyang Piaman merupakan beras pera yang disukai mayarakat Kampar maupun Riau. Sementara, Padi Sidenuk lebih pulen sehingga nanti bisa terjadi pergeseran dari nasi pera ke nasi pulen.

Untuk itu, Menristekdikti menghimbau Universitas Riau (Unri) bersama dengan Batan, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk membantu masyarakat Kabupaten Kampar agar bisa menghasilkan padi jenis Tiyang Piaman yang lebih bagus dan lebih banyak lagi produksinya.

Menteri Nasir menambahkan hasil-hasil penelitian dari para peneliti baik di perguruan tinggi maupun lembaga litbang harus bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. “Para peneliti di bawah Kemenristekdikti harus bisa mensejahterakan rakyat, terutama untuk para petani. Kita akan memperkenalkan inovasi- inovasi yang ada di pusat kepada daerah untuk meningkatkan produksi yang ada di masyarakat,” tegasnya.

Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe menyampaikan jenis benih padi yang ditanam pada acara tersebut yaitu benih padi Sidenuk dan jenis padi yang dipanen adalah varietas lokal Tiyang Piaman yang telah ditanam oleh masyarakat lokal.

“Pada tanggal 15 Mei 2018 telah dilaksanakan kegiatan menanam Benih Sidenuk, dan kondisi saat ini benih tersebut baru berumur 85 Hari Setelah Tanam (HST). Masa tanam Padi Sidenuk adalah 103 HST. Benih tersebut tumbuh dengan cukup baik dan baru dapat dipanen sekitar tanggal 27 Agustus 2018,” ujar Jumain.

Sementara itu Wakil Bupati Kampar Catur Sugeng menyebutkan bahwa padi yang ada di Kabupaten Kampar ini mayoritas merupakan kesukaan masyarakatnya, yaitu padi jenis varietas lokal Tiyang Piaman. Ia pun mengharapkan kedatangan Menristekdikti bisa memberikan motivasi bagi pemerintah daerah khususnya para petani di Kabupaten Kampar untuk meningkatkan produktivitas padi.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author