Perlu Reformulasi Pengelolaan DAS Indonesia

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Reformulasi strategis dalam pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia dinilai perlu dilakukan. Saat ini, pengelolaan DAS masih sangat konvensional.

“Perlu reformulasi strategi pengelolaan DAS yang berdaya guna dan berhasil guna,” kata M. Saparis Soedarjanto dari Ditjen Pengendalian Aliran Sungai dan Hutan Lindung, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Fakultas Geografi UGM (24/10/2018).

Dalam seminar Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai tersebut, Saparis menyebutkan pengelolaan DAS saat ini masih sangat konvensional, hanya menekankan aspek hutan saja tanpa memperhatikan peranannya dari perspektif yang lebih luas yakni DAS sebagai sistem sumberdaya.

Daerah aliran sungai, terang Saparis, harus ditempatkan sebagai sistem lansekap dan merupakan konsep besar tata ruang. Dengan demikian pengelolaan daerah ini tidak boleh terdistorsi oleh terminologi lainnya. Tak hanya itu, dalam pengelolaanya juga harus memperhatikan komitmen global dan peran pentingnya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, ketahanan pangsan, serta pengendalian pencemaran.

Pengelolaan DAS juga harus didekati dengan pengembangan wilayah dan mampu menggerakkan pusat-pusat pertumbuhan wilayah. “Tata kelola lingkungan menjadi hal penting yang harus dilakukan dalam formulasi startegi pengelolaan DAS dan harus memperhatikan seting sosial, ekonomi, dan politik sebagai unsur sub lingkungan,”paparnya.

Saparis menyampaikan terdapat beberapa persoalan yang mengakibatkan perencanaan pengelolaan daerah aliran sungai sering dinilai gagal. Salah staunya adalah karena terlalu fokus pada analisis DAS dan bukan pada kemanfaatan dari pengelolaanya.

Disamping itu, dokumen yang terlalu panjang dan kompleks, penilaian yang kurang memadai program-program lokal yang ada, serta rekomendasi perencanaan yang terlalu umum. Diperparah dengan regulasi atau kebutuhan yang memberi mandat penggunaan perencanaan tersebut kurang memadai.

Sementara Dekan Fakultas Geografi UGM Muh Aris Marfai menyampaikan bahwa wilayah pesisir dan daerah aliran sungai merupakan kawasan yang intensif digunakan manusia. Bahkan skala aktivitas penggunaan kedua wilayah itu semakin meningkat dari waktu ke waktu.

“Oleh sebab itu perlu mengkaji kemungkinan penerapan Integrated Coastal Water Management (ICMW) atau pengelolaan DAS dan pesisir terpadu,” katanya.

Guru Besar Geomorfologi Pesisir dan Kebencanaan ini menuturkan konsep ICMW ini menjadi kunci bagi pengembangan terpadu lingkungan dalam ekonomi dan budaya sekitar wilayah daerah aliran sungai dan daerah pesisir. Ekosistem sungai dan pesisir mendukung berbagai fungsi sosial ekonomi seperti menyediakan ruang pemukiman, menghasilkan sumber daya hidup, serta menyerap limbah.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author