Varietas Unggul Tanaman Hias Balitbangtan Tembus Pasar Ekspor

Cianjur, Technology-Indonesia.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas hibah 50 ribu benih sumber tanaman hias di sela acara Ekspose Inovasi Tanaman Hias di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) Balitbangtan, Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Kamis (9/9/2021). Benih sumber varietas anggrek, krisan, dan impatients (pacar air) tersebut merupakan hasil inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).

“Hari ini kita melepas benih kurang lebih sebanyak 50 ribu benih sumber yang akan disebar ke para petani dan penangkar, dari sini akan mampu diperbanyak hingga 1 juta benih. Kita memiliki negara dengan iklim tropis yang sangat bagus, sehingga kita bisa menghasilkan bunga tropis yang sangat indah dan bahkan diminati oleh dunia,“ katanya.

Mentan Syahrul pun mengapresiasi kinerja jajarannya di Balithi dan Balitbangtan yang terus berinovasi mengembangkan dan memperkuat genetika tanaman hias sehingga tiap tahun muncul varietas-varietas baru tanaman hias.

Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry mengatakan Ekspose Inovasi Tanaman Hias merupakan agenda rutin yang dilaksanakan Balitbangtan setiap tahun untuk memperkenalkan varietas unggul tanaman hias. Dalam beberapa tahun ini, Balitbangtan melalui Balithi sudah merilis beberapa varietas unggul yang memiliki potensi ekspor yang besar.

“Balithi sudah merilis varietas krisan untuk tanaman rendah yang 30 persen merajai varietas yang diekspor ke luar negeri,” lanjutnya.

Varietas tanaman hias lain yang sudah merambah pasar ekspor adalah impatiens atau pacar air. Bahkan, menurut Fadjry, pacar air ini sudah merajai beberapa lomba di Eropa selama tiga tahun berturut-turut. Bekerjasama dengan perusahaan benih asal Jepang, Sakata Seed Coorporation, Balitbangtan menyilangkan varietas pacar air lokal hingga menghasilkan varietas unggul baru berkualitas ekspor.

“Pacar air yang ada sekarang ini merupakan hasil dari varietas lokal yang kita miliki dengan varietas impaties dari jepang. Kita punya varietas pacar air yang bunganya kecil tapi tahan dua minggu tidak layu. Di Jepang, bunga pacar airnya besar tapi cepat layu,” terang Fadjry.

Varietas unggul baru pacar air hasil persilangan tersebut telah dipasarkan hingga ke Eropa. Selama hampir 10 tahun, Balitbangtan mendapatkan royalti rata-rata Rp 500 juta/tahun dari kerjasama tersebut. “Setiap bunga yang dipasarkan di Eropa ada logo Balitbangtan. Itu jadi kebanggaan kita,” katanya.

Menurut Fadjry, permintaan komoditas tanaman hias khususnya tanaman hias tropis dalam beberapa tahun terakhir ini cukup besar. Sejak pandemi Covid-19, minat masyarakat untuk menanam tanaman hias sangat tinggi. ”Ini menjadi pilihan-pilihan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat kita baik yang ada di perkotaan maupun pedesaan,” lanjutnya.

Fadjry pun mengapresiasi dukungan Mentan terhadap florikultura yang sangat tinggi. Ia pun mendorong beberapa tanaman hias lokal tropis bisa tren seperti tanaman janda bolong. Ia mencontohkan anggrek tanduk rusa yang harganya mencapai 8-10 juta untuk indukkannya dan sudah diekspor ke beberapa negara.

Balithi juga melakukan eksplorasi tanaman Buchephalandra, salah satu jenis tanaman semi aquatic di Kalimantan Tengah yang belum banyak dikenal namun sudah diekspor ke 40 negara. “Ini akan kita dorong untuk dikembangkan dan dibudidayakan sehingga masyarakat mendapatkan manfaat hasil eksplorasi peneliti-peneliti kita,” tutur Fadjry.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan bahwa Kabupaten cianjur memiliki komitmen kuat terhadap pembangunan ekonomi berbasis agribisnis. Kebijakan pembangunan pertanian merupakan kebijakan prioritas karena pertanian merupakan sektor andalan dan penggerak utama perekonomian.

“Penyelenggaraan acara ini mempunyai arti strategis di tengah upaya membangun pusat pertumbuhan ekonomi berbasis komoditas unggulan yang menyejahterakan masyarakat. Saya berharap acara ini dapat dimanfaatkan oleh para petani dan pelaku usaha florikultura dalam rangka memperbaiki teknologi produk dan peningkatan pendapatan,” katanya.

Herman berharap kegiatan ini dapat mempercepat pencapaian kemandirian ekonomi bangsa melalui pengurangan ketergantungan impor dan peningkatan ekspor komoditas florikultura. Ia juga berharap masyarakat Cianjur bisa dilibatkan dalam rangka pengembangan hasil-hasil penelitian di Balithi sehingga masyarakat Cianjur meningkat kesejahteraannya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author