Tingkatkan Produksi Padi, Balittra Bina Petani Desa Terusan

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kepala Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) dan delapan peneliti Balittra mengunjungi Desa Terusan, Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah pada Selasa (26/5/2021). Para peneliti Balittra terdiri dari tim survei tanah dan air serta tim pengelolaan tanaman.

Dalam pertemuan dengan anggota kelompok tani, yang mempunyai lahan sawah di Ray 29, Kepala Balittra Yiyi Sulaeman menegaskan bahwa keberadaan Tim Balittra bertujuan membantu petani dalam upaya peningkatan produksi padi yang secara tidak langsung berhubungan dengan peningkatan pendapatan petani.

Sebanyak sembilan orang petani pada Ray 29 dengan total luas tanam 14,0 hektare (ha), yang akan menjadi binaan Balittra untuk menerapkan teknologi anjuran agar produksi dapat ditingkatkan. Dua varietas padi unggul nasional yaitu Inpari 32 dan Hibrida Sembada dengan dua sistem tanam yaitu tanam pindah dan tanan benih langsung (Tabela) mereka peragakan pada lahan seluas 14 ha tersebut.

Varietas Inpari 32 dilepas pada tahun 2013 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Tanaman Padi (BB Padi). Karakteristik dari varietas ini antara lain tekstur nasi yang sedang dengan kadar amilosa kurang lebih 23,46%. Potensi hasil mencapai 8,42 Gabah Kering Giling dan memiliki ketahanan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe IV dan VIII, tahan blas ras 033, agak tahan blas ras 073 dan agak tahan tungro ras Lanrang.

Menurut peneliti Balittra Wahida, dalam pencapaian produksi yang optimum, para petani dibantu dengan sarana dan prasarana pertanian seperti pupuk pestisida, kapur,dan pipa paralon. Dalam luasan lahan 1 ha, lahan petani akan diberikan asupan 250 kg NPK, 100 kg KCl, 150 kg TSP, 50 kg urea, serta 1,0 kapur. Untuk kelancaran keluar masuknya air pada lahan sawah mereka, petani juga dibantu dengan pemasangan pipa paralon dengan sistem Elbow.

Dari hasil pemantauan Tim, lahan sudah terolah dan siap tanam semua, demikian juga dengan persemaian benihnya.

Salah satu kendala petani dalam pengelolaan pertanaman padi adalah tenaga kerja. Menurut salah satu petani, kekurangan tenaga ini disebabkan karena minat generasi muda untuk bertani sekarang ini sudah menurun, para generasi muda banyak yang memutar arah mencari pekerjaan lain diluar bertani.

Salah satu sikap masyarakat yang perlu mendapat acungan jempol adalah sistem gotong dalam pelaksanaan penanaman. Hal ini merupakan salah satu langkah untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja, khususnya untuk bertanam. Sebelum semai benih, mereka membagi waktu semai yang tidak berbarengan, sehingga waktu tanam juga tidak berbarengan. Semai dan tanam juga diatur oleh kelompok tani.

Usai pertemuan kelompok, dilaksanakan penyerahan sarana pertanian dari Kepala Balittra kepada Ketua Kelompok Tani. (Sumber Balittra)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author