Teliti Penyakit Hewan Berbahaya, BBLitvet Operasikan Laboratorium BSL3

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Penelitian penyakit hewan berbahaya seperti rabies, antraks, ebola, maupun avian influenza membutuhkan laboratorium dengan tingkat keamanan yang tinggi. Untuk itu, Balai Besar Penelitian Veteriner (BBLitvet) Bogor memiliki laboratorium Biosafety Level 3 (BSL3) untuk meningkatkan keselamatan kerja bagi petugas laboratorium, keamanan lingkungan dan produk penelitian.

Kepala BBLitvet, NiLuh Putu Indi Dharmayanti mengatakan penyakit hewan dengan tingkat risiko tinggi memerlukan laboratorium dengan fasilitas biosafety dan biosecurity yang tinggi. Konsep biosafety laboratorium bertujuan menjaga kualitas produk penelitian, melindungi personal yang bekerja dengan agen infeksius di laboratorium dan melindungi lingkungan sekitar laboratorium.

BBLitvet telah memiliki dan mengoperasikan Laboratorium BSL3 moduler sejak 2008 yang kontruksinya langsung dari Amerika Serikat (USA) dan laboratorium BSL3 zoonosis yang berdiri pada 2006. Laboratorium BSL3 moduler didesain khusus untuk penelitian penyakit Avian Influenza (AI). Sedangkan laboratorium zoonosis BSL3 untuk penelitian penyakit zoonosis seperti rabies, Japanese Encephalitis, antraks, brucella, dan penyakit eksotik seperti Ebola, Nipah, dan Hendra.

BBLitvet berdiri sejak zaman kolonial Belanda (1908) dengan nama Veeartsenijkundig Laboratorium/institute yang merupakan cikal bakal sekolah Dokter Hewan di Indonesia. Kini, BBLitvet merupakan UPT teknis dibawah Badan Litbang Pertanian, yang telah ditetapkan sebagai laboratorium rujukan penyakit hewan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 34/Permentan/OT.140/3/2013.

BBLitvet berfungsi sebagai pelaksana penelitian dan pelayanan diagnostik penyakit hewan untuk melindungi kesehatan hewan, keselamatan masyarakat, dan keamanan lingkungan dari kemungkinan terjadinya wabah penyakit hewan yang membahayakan.

Karena itu, BBLitvet menyediakan lingkungan kerja yang aman bagi pekerjanya dengan meminimalkan atau menghilangkan sedapat mungkin bahaya biologis dalam fasilitas laboratorium dan memastikan bahwa penanganan agen biologis dan toksin dilakukan di tempat yang keselamatannya terjaga, aman dan dengan cara handal.

Animal facility di BSL3 BBLitvet

“Penelitian penyakit-penyakit berbahaya yang bisa menular ke manusia dan lingkungan masyarakat harus menggunakan fasilitas BSL3. Kita banyak melakukan penelitian berbahaya seperti antraks, flu burung, ebola, Japanese encephalitis, dan lain-lain yang sangat berbahaya jika hanya menggunakan laboratorium dengan fasilitas BSL2 atau dibawahnya,” ungkap Indi pada Jumat (14/04/2018).

Saat ini, laboratorium BSL3 merupakan laboratorium dengan tingkat keamanan tertinggi yang ada di Indonesia. Laboratorium BSL 3 merupakan salah satu laboratorium dengan tingkat perlindungan yang sangat baik terhadap pekerja dan lingkungan. Laboratorium ini dilengkapi sistem tata udara dengan HEPA filter yang mampu menyaring partikel berukuran di bawah 0,3 mikron dengan kinerja minimal 99,99 %.

Laboratorium BSL3 BBLitvet dilengkapi fasilitas laboratorium pengujian dan laboratorium hewan coba. Tekanan pada fasilitas laboratorium BSL3 merupakan tekanan negatif sehingga dapat menekan kontaminasi agen infeksius ke personal yang menangani maupun ke dalam ruangan. Semua kegiatan penanganan agen infeksius dilakukan pada biological safety cabinet (BSC) tipe II A dan juga BSC tipe III. Selain itu dilengkapi pula dengan chicken isolator untuk penelitian menggunakan hewan coba dan access control yang sangat ketat untuk mencegah penyalahgunaan fasilitas BSL3.

BSL3 di BBlitvet dilengkapi aspek biosafety dan biosecurity yang sangat ketat sehingga dapat mengurangi kemungkinan penyalahgunaan patogen mikroba serta mengurangi infeksi terkait pekerjaan di laboratorium yang dapat menyebabkan penyakit dan fatal bagi pekerja laboratorium. Struktur dalam pengendalian biosafety dan biosecurity di BBlitvet berjalan dengan baik dengan adanya Biosafety officer (BSO), Biosafety Committee, dan Institutional Animal Care and Use Committee (IACUC).

Limbah padat yang dihasilkan dari laboratorium diproses terlebih dahulu dengan double door autoclave untuk menghilangkan agen infeksius sebelum dibuang, sedangkan limbah cair diproses dalam STP (sewage treatment plant)

Baju Protective Personal Equipment (PPE) dan animal facility yang digunakan peneliti/teknisi dalam penelitian flu burung di BSL3

Menurut Indi, beberapa staf peneliti BBLitvet telah mendapatkan pelatihan baik di dalam dan di luar negeri dan telah tersertifikasi sebagai train of the trainer (TOT) untuk dasar biosafety dan biosecurity laboratorium dari NIH-USA dan Biorisk Management dari IFBA (International Federation Biosafety Association). Beberapa staf BBLItvet juga telah tersertifikasi dalam penanganan dan pengiriman agen biologi. Sebagai certified trainer, BBLitvet memberikan pelatihan bagi laboratorium mikrobiologi lintas kementerian dan institusi lain serta pihak swasta.

Untuk mempertahankan fungsi BSL3 BBLitvet, pemeliharaan dan peningkatan SDM dan manajemen pengelolaan BSL3 penting dilakukan agar laboratorium tetap terpelihara sesuai fungsinya. Menurut Indi, maintenance laboratorium BSL3 sangat mahal karena HEPA filter harus diganti secara rutin serta membutuhkan listrik yang besar. Untuk maintenance, beberapa staf BBlitvet juga telah mendapatkan pelatihan untuk pemeliharaan laboratorium BSL3 mulai dari peralatan, pengolahan limbah hingga sistem tata udara.

Ahli Peneliti Utama bidang virologi dan zoonosis ini mengatakan peranan laboratorium BSL3 sangat penting untuk menunjang program pemerintah. Hasil penelitian di laboratorium BSL3 ini antara lain inovasi data penyakit hewan eksotik, vaksin dan obat serta kit diagnostik. Menjelang Asian Games 2018, BBLitvet melakukan pengujian beberapa macam penyakit eksotik kuda yang akan masuk ke Indonesia.

Laboratorium BSL3 ini telah banyak dimanfaatkan oleh institusi negeri dan swasta, dan dapat digunakan oleh semua stakeholder yang membutuhkan. “Sumber daya manusia, prosedur operasional standar, dan management biorisiko telah dipersiapkan agar fungsi BSL3 dapat berlangsung secara berkesinambungan,” pungkasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author