Jakarta, Technology-Indonesia.com – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten bersama Bank Indonesia (BI) Perwakilan Banten tahun ini menjalin kerjasama Program Peningkatan Produksi Padi melalui kegiatan pendampingan kelompok tani di Desa Tambakbaya, Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak pada lahan seluas 10 hektare (ha).
Pada pertemuan petani yang keenam pada akhir Juli 2019, telah dibahas pengenalan hama dan penyakit tanaman padi dan teknik pengendaliannya, teknik monitoring hama dan penyakit, dan penggunaan pestisida secara bijaksana.
Suasana pertemuan cukup bersemangat karena dihadiri 25 orang petani anggota Gapoktan Sukabungah dan dimeriahkan kehadiran 14 mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). Pertemuan juga dihadiri perwakilan 2 staf Kantor BI Perwakilan Banten dan MTD setempat. Dari BPTP Banten hadir Kepala Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Pengkajian (KSPP) ST. Rukmini, SP, M.Si beserta dua peneliti Dr. Andy Saryoko, M.Si dan Sri Kurniawati, SP, M.Si.
Sri Kurniawati, peneliti BPTP Banten yang cukup enerjik dan punya segudang ide kreatif berhasil mengarahkan situasi pelatihan menjadi suasana nyaman untuk diikuti. Setelah menjelaskan dengan cukup gamblang tentang jenis hama dan penyakit pada tanaman padi disertai dengan contoh hama yang berhasil ditangkap di lokasi, pemateri mengajak para peserta “Bermain Peran”.
Di sinilah uniknya. Bila pada umumnya petani mengikuti pelatihan dengan duduk manis dan memperhatikan penjelasan pemateri di sepanjang acara, kali ini petani diminta untuk mengikuti dinamika kelompok “Bermain Peran” dengan tema “Kebersamaan”.
Pada sesi I bermain 1 orang berperan sebagai petani dan 3 orang berperan sebagai populasi hama. Petani diharuskan menjaga tanamannya yang terdiri dari 3 blok tanaman yang diilustrasikan dengan 3 buah kursi (blok/petak tanaman) yang diisi beberapa gelas air mineral (tanaman). Pada saat yang bersamaan, 3 orang yang berperan sebagai hama akan mengambil air mineral. Pemeran petani akan menghalau hama tersebut sehingga tidak bisa mengambil gelas air mineral.
Pada sesi pertama, air mineral yang berhasil diambil sebanyak 11 gelas. Pada sesi kedua, yang berperan sebagai petani ditambah menjadi 3 orang dan yang berperan sebagai hama tetap 3 orang. Aturan main sama dengan yang dilakukan dengan sesi I dan hasilnya, air mineral yang berhasil diambil adalah 4 gelas.
Pesan yang dapat diambil dari permainan tersebut adalah dalam menyelamatkan produksi dari gangguan hama dan penyakit perlu kebersamaan dan kekompakan antar petani. Penyelamatan produksi akan lebih baik jika dilakukan monitoring dan pengendalian secara bersama-sama, tidak mengandalkan 1 atau 2 orang saja baik itu ketua kelompok maupun petugas pengamat hama.
“Bermain peran tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan motivasi petani dalam kebersamaan untuk melakukan monitoring dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT),” terang Sri Kurniawati usai acara berlangsung.
Di sepanjang acara, para peserta pembelajaran tampak antusias mengikuti semua tahapan kegiatan. Ruhiana Ketua Gapoktan Sukabungah menyampaikan apresiasi terhadap pendampingan yang dilakukan BPTP Banten.
“Pendampingan ini sangat baik karena kegiatan seperti ini (usahatani padi, red) membutuhkan narasumber yang berkompeten dan itu adalah BPTP Banten karena terkait teknologi, dan penerima kegiatan lebih antusias dalam menerimanya. BPTP tidak hanya memberikan teori tapi selalu diiringi praktek seperti tadi, misalnya pada saat belajar perbenihan, BPTP mengajarkan sampai dengan pengemasan benih” urai Ruhiana.
Kasie KSPP BPTP Banten, Rukmini berharap kegiatan ini dapat dipahami dengan baik dan membekas di benak petani sehingga pada akhirnya akan menjadi suatu kebiasaan yang baik dalam usahatani padi dalam rangka terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas.