Technology-indonesia.com – Kampus harus bebas dari radikalisme, narkoba, dan kekerasan yang bisa merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa. Hal itu disampaikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir saat menyampaikan kuliah umum dihadapan 5000 mahasiswa/i bidikmisi se-Jawa Tengah dan Yogyakarta, di Auditorium Universitas Negeri Semarang, Sabtu (6/5/2017).
“Kita sebagai insan perguruan tinggi menyatakan tekad bulat mempertahankan NKRI, anti narkoba, anti radikalisme, dan selalu pegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945. Semangat nasionalisme kita jangan sampai tergerus,” ujar Menristekdikti.
Kuliah umum tersebut diwarnai deklarasi oleh para mahasiswa mengenai Anti Narkoba, Anti Radikalisme dan Anti Terorisme serta Menjunjung Tinggi NKRI Berdasarkan Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa dan UUD 1945. “Deklarasi ini membakar semangat kita kembali. Semangat nasionalisme. Nasionalisme bergantung pada jiwa masing- masing anak bangsa,” ujar Menteri Nasir.
Menristekdikti mengajak mahasiswa untuk bersyukur atas persatuan yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai buah perjuangan pahlawan bangsa. Ia berpesan agar mahasiswa meningkatkan rasa toleransi. Demonstrasi sebagai ekspresi kebebasan mahasiswa tidak boleh merusak fasilitas umum dan merugikan masyarakat.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius yang ikut menyampaikan kuliah umum mengajak rektor dan dosen perguruan tinggi untuk meningkatkan kesadaran para mahasiswa/i se Jawa Tengah khususnya dan Indonesia umumnya akan tantangan global yang harus dihadapi generasi muda/mudi Indonesia.
“Bapak rektor harus bertanggung jawab terhadap kampusnya. Jangan sampai kehidupan heterogenitas kampus tercederai ideologi- ideologi yang bertentangan dengan Pancasila” ujarnya.
Kepala BNPT menyampaikan bahwa tantangan radikalisme global saat ini juga mengancam Indonesia. Generasi muda rentan akan pengaruh radikalisme. Penelitian menunjukkan bahwa pelaku radikalisme paling banyak berasal dari kalangan anak muda umur 20-30 tahun.
Acara ini juga dihadiri Rektor Universitas Negeri Semarang Fathur Rohkman, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Intan Ahmad dan 20 Rektor dari perguruan tinggi negeri dan swasta.