TechnologyIndonesia.id – Sapi Bali merupakan sapi asli Indonesia, hasil domestikasi banteng yang tersebar luas di dalam dan luar Indonesia. Sapi Bali memiliki banyak keunggulan, antara lain hasil karkas tinggi (55-60%) dengan lemak subkutan rendah, sangat subur, dan beradaptasi dengan baik pada iklim tropis.
Peneliti Ahli Madya, Pusat Riset Peternakan, ORPP Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Tanda Sahat Panjaitan mengungkapkan hal tersebut pada webinar Riset Inovasi Ternak seri #7 bertopik “Inovasi dalam Pengembangan Industri Daging Sapi Indonesia Menuju Kualitas Daging Sapi Premium’’ yang dihelat Pusat Riset Peternakan BRIN secara daring, Kamis (14/12/2023).
Pada paparan berjudul, “Mencapai Daging Sapi Premium dan Kualitas Makan untuk Sapi Bali dengan Menerapkan Strategi Pemberian Pakan Lamtoro”, Tanda menjelaskan bahwa populasi sapi Bali saat ini sekitar 6,51 juta atau 35% dari total populasi daging sapi di Indonesia serta berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian lokal, khususnya di daerah sentra produksi sapi besar di Bali.
Sapi Bali terkenal dengan temperamennya yang tenang sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai penghasil daging sapi premium karena sifatnya yang tahan terhadap stress.
Kualitas daging sapi terkait dengan bangsa ternak, jenis pakan yang diberikan dan manajemen yang diterapkan. Seperti halnya premium beef yang menunjukkan kualitas makan daging sapi yang ditentukan oleh beberapa indikator berupa derajat kelembutan, lemak, juicy, dan rasa.
“Jika dilihat dari kualitas makan, merupakan keinginan konsumen untuk membayar produk sesuai dengan permintaan, kesukaan dan kepuasannya. Dari sisi ini bisa dilihat jika kita berada pada level menghasilkan daging premium, ini merupakan peluang petani/produsen untuk bisa melakukan diferensiasi produk-produknya dan nilai tambah produknya,” ujarnya.
Tanda menjelaskan, premium beef merupakan kombinasi berbagai faktor termasuk genetik (breed), nutrisi, pengelolaan hewan, pengolahan, penuaan post-mortem serta jenis dan lokasi otot.
Menurut Tanda, untuk mewujudkan daging sapi premium berkelanjutan dapat menggunakan lamtoro. Lamtoro, merupakan tanaman legum hijauan tropis berumur panjang, menghasilkan biomassa tinggi dan kandungan nutrisi tinggi.
Pemberian pakan lamtoro pada sapi jantan Bali secara signifikan akan meningkatkan laju pertumbuhannya sebesar lebih dari 300% dibandingkan dengan rumput, sehingga mendorong mereka semakin mendekati potensi genetiknya.
Menanam lamtoro secara aktif meningkatkan profitabilitas pertanian dan kelestarian, meningkatkan peluang beternak sapi di lahan marjinal kering dan iklim kering.
Lamtoro dapat meningkatkan kadar nitrogen, meningkatkan retensi air, mengurangi erosi dan penguapan serta mengatasi perubahan iklim dengan penyerapan karbon yang signifikan dan penyimpanan karbon jangka panjang.
Lamtoro memiliki faktor anti nutrisi mimosine, yaitu racun yang dapat menimbulkan efek buruk pada hewan ruminansia meskipun penyebabnya diketahui dan dapat diatasi. Karena itu disarankan untuk memperkenalkan lamtoro secara bertahap kepada ternak agar dapat secara efektif mengelola potensi racun mimosin.
“Sampai saat ini masih ditemukan keterbatasan yang menjadi tantangan. Pertama, jenis sapi potong daging tanpa lemak, membuat grading khusus berdasarkan keempukan (umur potong) dan lemak sehat,” terang Tanda.
Kedua, tidak adanya rumah potong hewan yang dilengkapi dengan peralatan penting untuk membatasi produksi daging sapi premium.
Ketiga, keinginan konsumen terhadap daging yang baru disembelih, yang biasanya merupakan hidangan tradisional, menghadirkan tantangan dalam mempromosikan daging sapi yang sudah tua.
Keempat, peningkatan biaya produksi yang signifikan akibat penerapan perlakuan penuaan daging,” terang Tanda. (Sumber brin.go.id)
Sapi Bali Hasilkan Daging Berkualitas Premium Dengan Pakan Lamtoro
